Minggu, 15 Mei 2022

Atasi Polusi Lingkungan Dengan Cacing Tanah

 

Syarat Mengikuti Ujian Mid Semester Genap 

Psikologi Lingkungan


Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

Di Susun Oleh :

Nama                 : Ade Rei Enggi W

NIM            : 20310410034

Kelas       : Psikologi B

Lingkungan hidup yang sehat tentu sangat di perlukan bagi kesehatan kita dan keluarga. Alam dan lingkungan ini ada untuk di gunakan semaskimal mungkin untuk kesejahtaraan kita bersama.  Lingkungan yang sehat tentunya akan menciptakan kenyamanan bersama. Lingkungan yang tidak sehat tentunya terdapat banyaknya polusi yang akan mengganggu kesehatan.

Polusi tidak hanya berasal dari limbah pabrik saja namun juga dapat berasal . dimana saja dan dari apa saja. Limbah dari pertanian dan ternak merupakan salah satu sumber polusi yang masih sangat diabaikan. Fakta ini terjadi tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara yang memiliki sistem pengelolaan limbah canggih seperti Amerika.

Di Indonesia, limbah dari pertanian dan hewan masih sangat terasa di perairan sungai, bahkan ada yang dengan sengaja membuang limbah tersebut ke dalam sungai tanpa menyadari dampak yang akan terjadi.  Limbah dari pertanian dalam bentuk pupuk dan pestisida yang di bawa oleh air atau berbagai antibiotik, hormon makanan boros, dan kotoran ternak dalam jumlah yang besar sama berbahayanya dengan limbah industri.

Tuhan menciptakan manusia dan alam untuk hidup berdampingan. Ketika alam yang di tempati rusak maka tentunya manusia tidak akan bisa hidup dengan baik. Bayangkan dampak lingkungan yang akan terjadi jika keluarga petani kecil yang bekerja di suatu tempat digantikan oleh perusahaan besar yang mengelola hektar lahan atau ratusan sapi dan limbahnya tidak diolah melainkan hanya di tinggal begitu saja. Padahal, ketika limbah peternakan dan pertania mecemari sumber air, bakteri dan nutrisi dapat membahayakan kesehatan manusia. Jika volume limbah yang tumbuh begitu banyak,  maka tidak bisa lagi diatasi oleh bakteri atau hewan yang membusuk di alam. Cacing tanah yang hidup di berbagai daerah di Indonesia sering diabaikan keberadaannya, padahal cacing tanah bisa menjadi solusi pengolahan limbah yang sederhana dan murah sehingga lingkungan terjaga keseimbangannya dan terhindsr  dari limbah pertanian dan peternakan.

Jika alam sudah memberikan contoh bagaimana cacing mengurai bahan organik., mengapa kita tidak memanfaatkan cacing.  Berdasarkan hasil penelitian modern, seperti yang dilaporkan dalam publikasi seorang ahli tanah dan penemu pupuk “kascing”, tanah yang bercampur dengan kotoran cacing memberikan banyak manfaat bagi tanaman.

Proses perubahan kondisi tanah dapat dijelaskan secara ilmiah. Awalnya, cacing tanah membuat lubang dengan cara mendesak massa tanah atau memakan langsung massa tanah (Minnich 1977). Setelah dicerna, sisa-sisa bahan tersebut dilepaskan kembali sebagai buangan padat (kotoran). Cacing tanah bersegmen mampu menghasilkan material tanah 30 ton per hektar melalui digesti enzimatik dalam tubuhnya, dan peruraian hewan. Bekas cacing ini memiliki nitrogen, pospor, potassium, kalsium, magnesium, pH, pertukaran kation yang lebih tinggi dibandingkan didalam tanah.

Temuan Pierce dalam bentuk Lumbricus rubellus, yang terlihat sehat di tanah beracun di sekitar Devon Grand Consoles, Inggris membuktikan bahwa cacing dapat hidup di tempat beracun sekalipun. Indonesia masih memiliki  banyak lahan pertambangan yang terkontaminasi logam berat karena limbah yang di hasilkan  tidak dikelola dengan baik. Belum lagi dengan area pembuangan sampah akhir (TPA), sampah yang di buang tidak di pisahkan dan tidak dikelola dengan baik. Dalam hal ini tentunya cacing tanah bisa di gunakan untuk mengatasi masalah ini. Dengan demikian, cacing tanah membantu menjaga kelangsungan hidup bumi secara seimbang dan Cacing telah memberikan banyak keuntungan bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/13.-yayuk-Agriland.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f90e0855d53c6a8582714e31caccfb56.pdf


0 komentar:

Posting Komentar