Sabtu, 14 Mei 2022

Motivasi Warga Mengikuti Program Bank Sampah

Motivasi Warga Mengikuti Program Bank Sampah

Essay 2 Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

Semester Ganjil (2022/2023)

Shafadita Putri Trisdianty/20310410042

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.


Sampah menjadi masalah yang tak bisa lepas dari kehidupan manusia. UU RI No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengungkapkan bahwa Sampah ialah sisa dari pembuangan yang dihasilkan dengan wujud cairan, padat yang dihasilkan dari rumah tangga maupun instansi. Meningkatnya populasi manusia seiring dengan bertambahnya kegiatan membuat pola konsumsi masyarakat juga berubah sehingga terjadi peningkatan sampah. Lingkungan akan tercemar akibat timbunan sampah yang semakin meningkat 2-4% pertahun apabila tidak diimbangi dengan memadainya sarana dan prasarana yang ada.

Permasalahan sampah menarik perhatian pemerintah sehingga dibuatlah salah satu kebijakan auntuk menanggulangi sampah yakni Program Bank Sampah yang  juga menjadi  salah  satu program  andalan  yang  digulirkan  oleh  kementrian lingkungan hidup serta sebagai parameter pengukuran kota Adipura. Bank sampah menjadi pilihan karena bermanfaat terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Keberlanjutan lingkungan suatu wilayah terancam oleh masalah persampahan sehingga perlu upaya pengurangan sampah yang menyeluruh. Penanganan sampah bisa dimulai dari tingkat rumah tangga sesuai kebijakan dan realita di tengah masyarakat. Rasa memiliki dan tanggungjawab terhadap sampah yang ditumbuhkan dalam diri sendiri menjadi permulaan konsep penanganan sampah yang baik, Program Bank Sampah meyiapkan masyarakat dalam perubahan pola penanganan sampah dari proses konvensional (kumpul-angkat-buang) menjadi pola management modern yakni dengan menabung sampah dengan membangun prinsip pikiran : “dahulu buang sampah bayar, dan sekarang buang sampah dibayar dan berkah”. Dari hal itu, Bank Sampah sebagai pengelolaan sampah menjadi sahabat yang bernilai guna.

Pengelolaan sampah saat ini memiliki permasalahan utama yakni rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat. Bank Sampah yang dikembangkan menawarkan banyak manfaat sehingga masyarakat diharapkan aktif dalam proses pengelolaan Bank Sampah selaku suatu sistem kolektif. Karena sistemnya terintegrasi, Bank sampah berpeluang memberikan keuntungan bagi masyarakat dari proses penampungan, pemilahan, dan penyaluran sampah yang bernilai ekonomi, sehingga kumpulan sampah tidak sia-sia dan mampu memberika untung yang lebih untuk masyarakat.

Pemerintah sebagai fasilitator harus terlibat dalam proses pembentukan dan pengelolaan bank sampah dari segi permodalan, pendampingan maupun dalam proses pengelolaan sampah. Perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah dari konvensional menjadi partisipatif, diharapkan terjadi dengan adanya peran tersebut. Pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga, disortir secara pribadi, kelompok, komunitas dan atau instansi. Sampah yang telah disortir berdasarkan ketentuan, selanjutnya diserahkan ke Bank Sampah. Kemudian sampah yang diserahkan bisa ditukar dalam wujud uang langsung maupun dalam wujud tabungan. Pihak Bank Sampah bekerjasama dengan pihak Bank konvensional sebagai penyedia dana nasabah dengan pertimbangan banyaknya nasabah dan dana untuk pengelolaan.

Lalu apa motivasi warga mengikuti atau menjadi bagian dari pengelola Bank Sampah? Selain berdampak positif bagi lingkungan sekitar, berkurangnya beban pengeluaran dari pemanfaatan sampah juga menjadi motivasi masyarakat menjadi bagian dari pengelola Bank Sampah. Motivasi lainnya yakni adanya bank sampah mampu memotivasi perubahan perilaku, perubahan keadaan lingkungan, dan cara berpikir masyarakat tentang permasalahan sampah di lingkungannya. Kebersamaan dan partisipasi langsung dari masyarakat ialah hal yang ditekankan dari adanya program Bank Sampah. Selain itu, Merangkul masyarakat guna mengatasi permasalahan sampah, terciptanya lingkungan yang layak huni, bersih, indah, asri dan nyaman, serta meningkatkan nilai tambah ekonomi anggotanya dari Program Bank Sampah, meningkatkan kerukunan antarwarga, dan meningkatkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya juga menjadi motivasi warga menjadi bagian dari program Bank Sampah.

Pengelolaan bank sampah menjadi skema pemberdayaan masyarakat berbasis masalah, karena pengelolaan bank sampah berbasis komunitas mampu memotivasi masyarakat sebagai agen perubahan di lingkungannya. Artinya, partisipasi masyarakat meningkat dengan memiliki rasa tanggungjawab terhadap permasalahan lingkungan, contohnya persoalan mengenai sampah.

Daftar Pustaka

Abdullah, M. H., & Widhiyanta, N. (2019). Pengelolaan Dan Pengembangan Bank Sampah Berbasis Kemanfaatan Dan Teknologi Informasi (Di Manukan Kulon Tandes Surabaya). Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 636–640. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.378

Bintarsih Sekarningrum, D. Y. dan S. S. (2017). Pengembangan Bank Sampah Pada Masyarakat Di Bantaran Sungai Cikapundung. Universitas Padjadjaran, 1(5), 292–298. http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/16414/8010

Publik, D. (2017). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Partisipasi Masyarakat Pada Pengelolaan Bank Sampah Di Kecamatan Batu Aji – Kota Batam. Dialektika Publik : Jurnal Administrasi Negara Universitas Putera Batam, 2(1), 1–15. https://doi.org/10.33884/dialektikapublik.v2i1.223


0 komentar:

Posting Komentar