Sabtu, 14 Mei 2022

MEKANISME COPING SAAT PUTUS ASA

MEKANISME COPING KETIKA PUTUS ASA MENGHADAPI MASALAH Essay II Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan (Semester Ganjil 2022/2023) LILIAN DIVA RAMADHANI NIM. 20310410014 Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A Menurut Good Therapy, coping mechanism atau mekanisme koping adalah strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau trauma psikologis. Strategi tersebut bermanfaat untuk membantu Anda mengatur perasaan emosional yang muncul akibat situasi penyebab stres tersebut. Sebagai contoh amarah, rasa sedih, kesepian, rasa cemas, hingga depresi. Dengan begitu, menggunakan strategi ini, kita bisa mengontrol, hati, pikiran, dan perasaan agar tidak mengalami gangguan psikologis yang lebih parah lagi. Hal ini termasuk kemampuan dalam memegang teguh nilai atau kepercayaan, kemampuan mengatasi masalah, bersosialisasi, menjaga kesehatan, dan juga kemampuan dalam menjaga komitmen. Mekanisme koping juga dapat dilihat sebagai suatu kemampuan menghadapi stres untuk tetap terus maju mencapai tujuan hidup. Learned helplessness adalah kondisi yang terjadi saat seseorang tidak bisa mengendalikan situasi stres secara berulang dan memilih untuk pasrah ketika kembali dihadapkan dengan situasi serupa. Sikap ini pun kemudian membuat kita kehilangan motivasi untuk mengubah keadaan meski sebenarnya masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Keadaan seperti ini apabila tidak ditangani dengan baik bisa memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan mental. Beberapa gangguan psikologis yang dapat semakin parah akibat kondisi ini, di antaranya depresi, kecemasan, fobia, rasa malu, dan perasaan kesepian. Sebagai contoh, orang yang menderita masalah kecemasan atau depresi mungkin saja akan menolak terapi atau obat untuk meredakan gejala mereka. Hal tersebut terjadi karena mereka kehilangan motivasi untuk bisa sembuh dan pulih dari kondisi yang dialami. Ketika tidak mendapatkan penanganan seperti seharusnya, masalah kesehatan mental yang diderita pun akan semakin parah. Tidak hanya berdampak pada psikologis, kondisi fisik juga akan turut terganggu. Penanganan yang umum digunakan untuk mengatasinya adalah terapi perilaku kognitif (CBT). Melalui terapi ini, kita diarahkan/diajak untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku menjadi lebih rasional. Beberapa manfaat yang bisa didapatkan melalui terapi perilaku kognitif, antara lain: - Mengidentifikasi pikiran negatif yang memicu munculnya learned helplessness (Perasaan putus asa) - Mengembangkan cara untuk mengurangi perasaan ketidakberdayaan saat menghadapi trauma/masalah - Mengubah pola pikir dan perilaku negatif menjadi lebih positif dan bermanfaat - Meningkatkan harga diri - Menantang emosi negatif yang muncul akibat rasa putus asa tersebut - Mengatasi luka yang muncul akibat trauma - Menetapkan tanggung jawab dan tujuan bagi diri sendiri Kesimpulannya, bahwa apabila kita selalu menanamkan pikiran positif dan berprasangka baik terhadap apapun maka, rasa ketidaknyamanan (stress/depresi) dapat di minimalisir karena Rasa putus asa dalam diri sangat berbahaya bagi kesehatan mental kita. REFERENSI https://www.sehatq.com/artikel/tanda-tanda-learned-helplessness-ketidakberdayaan-yang-membuat-seseorang-putus-asa-ketika-menghadapi-masalah https://hellosehat.com/mental/stres/mekanisme-koping/?amp=1

0 komentar:

Posting Komentar