Selasa, 17 Mei 2022

MEMBIASAKAN DOA SEBELUM MAKAN KEPADA ANAK-ANAK

 

Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

                                                     (Semester Ganjil 2022/2023)

Atika Nuryanti

NIM. 20310410064

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

MEMBIASAKAN DOA SEBELUM MAKAN KEPADA ANAK-ANAK


 

Anak menurut WHO dihitung sejak individu didalam kandungan hingga berusia 19 tahun. Sedangakan menurut undang-undang RI No 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1 tentang perlindungan anak, anak didefinisikan sebagai seseorang yang belum berusia 18 tahun. Termasuk juga yang masih didalam kandungan.

Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan suatu bangsa, sehingga harus diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya (Depkes RI, 2014). Perkembangan anak merupakan bagian mendasar dari perkembangan manusia, proses yang aktif dan unik untuk setiap anak, terjadi secara berkelanjutan dan terjadi perubahan kemampuan motorik,psikososial, kognitif dan bahasa yang semakin kompleks dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Pertambahan kemampuan dalam struktur dan fungsi ini terjadi dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi.

Perkembangan bersifat kualitatif, progresif dan berkesinambungan. Para ahli yang banyak membahas tentang teori perkembangan anak, seperti Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget menjelaskan perkembangan anak terjadi secara bertahap sesuai dengan perkiraan usia, yang menggambarkan karakteristik perilaku atau kemampuan berbagai bidang, seperti motorik, kognitif, dan emosional.

Dalam pembangunan karakter perilaku dan kemampuan anak salah satunya dengan penanaman nilai-nilai keagamaan. Misalnya nilai keagamaan, yang diberikan seperti masalah yang pokok dalam kehidupan beragama yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan pada anak.

Akan tetapi pada masa sekarang ini  nilai-nilai agama telah merosot, yang terjadi di negara kita semakin hari semakin memuncak. Berita-berita di media elektronik seolah berlombalomba menampilkan fakta yang terjadi. Pembunuhan, perampokan, pencurian, narkoba, pemerkosaan dan seks bebas hampir setiap hari muncul sebagai topik utama di berbagai media. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah renungan yang memprihatinkan bagi semua elemen bangsa, khususnya bagi para pemerhati dan praktisi pendidikan. apa yang salah dan mana yang harus diperbaiki dalam sistem pendidikan bangsa ini. Kenapa perilaku anak tidak mencerminkan budaya Indonesia dengan adat ketimurannya dan semakin menyimpang jauh dari nilai-nilai agama.

Kedudukan agama bersifat primer maka secara akal sehat kita sepakat bahwa agama sangat perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Menanamkan nilai-nilai agama kepada anak adalah tugas para orang tua selaku guru pertama dan utama di rumah dan keluarga, juga merupakan tugas guru di sekolah, baik disekolah formal maupun non formal.

Pentingnya pendidikan agama sehingga harus ditanamkan sedini mungkin kepada anak. Sebab pada masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna. Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya. Apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya. Dan pada masa ini merupakan usia paling tepat untuk memulai sesuatu yang baru. Karena memori otak anak pada usia ini lebih cepat dan peka menerima hal-hal baru misalnya mengenalkan anak pada nilai-nilai agama.Karena itulah penanaman nilai-nilai agama sangat penting diberikan pada usia ini. Sehingga anak dapat mengetahui agamanya secara mendasar dan sederhana. Pendidikan nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini, hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani jenjang pendidikan selanjutnya (Otib, 2009).

Pentingnya penanaman nilai-nilai agama, kepada anak sejak dini. Sehingga dengan ditanamkannya niali-nilai keagamaan kepada anak maka anak akan sedikit demi sedikit memiliki sikap peduli terhadap lingkungan terutama lingkungan yang digunakan untuk ibadah.

 

 

PUSTAKA :

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5. Jakarta: Depkes RI.

Otib Satibi Hidayat. 2009. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pusat pembinaan Bahasa Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar