Selasa, 17 Mei 2022

Tradisi Makan Bersama di Hari Raya Idul Fitri

 Tradisi Makan Bersama di Hari Raya Idul Fitri 

Tulisan ini untuk Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Dra. Arundati Shinta, M. A


Oleh

Nama : Sofi Anggraini

NIM : 20310410065


Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Tradisi adalah kebiasaan mengatur tindakan dan perilaku manusia dalam suatu masyarakat yang mencakup banyak nilai kehidupan yang berbeda dan nilai-nilai tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dan tertata dalam suatu sistem kebudayaan masyarakat. Nilai yang dimaksud berupa nilai budaya, agama, norma, aturan atau hukum (Wulandari, 2009) (dalam Sari & Hudaidah, 2021). Tradisi yang biasa dijumpai yaitu makan bersama, seperti gambar di atas. Alhamdulillah lebaran tahun ini kami sekeluarga masih diberikan kesempatan untuk berkumpul dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan. Tradisi makan bersama dilakukan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Makan bersama menjadi salah satu cara untuk bersilaturahmi dengan keluarga maupun tetangga. Makan bersama bahkan sudah menjadi tradisi secara turun temurun. Makan bersama biasanya dilakukan setelah tradisi sanjo dilaksanakan. Tradisi sanjo adalah  kegiatan berkunjung kerumah keluarga besar, kerabat, tetangga, dan teman yang dilakukan setelah sholat ied lebaran idul fitri (Sari & Hudaidah, 2021).

Menurut Psikolog Dra Ratih Ibrahim (dalam Triananda, 2015) makan bersama merupakan momen kebersamaan yang sangat berharga, meski dianggap sepele atau sederhana namun, kegiatan ini menyimpan dampak positif yang mampu menguatkan keharmonisan keluarga. Makan bersama memiliki berbagai manfaat seperti, dapat meningkatkan kesejahteraan emosional, memperbaiki pola makan, dan membantu mengembangkan indera perasa. Studi menunjukkan bahwa makan bersama adalah salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan, karena makan dan bertemu dalam satu meja menghubungkan dan memperkuat perasaan bersama. Psikolog dan ahli gizi pun secara luas setuju bahwa makan bersama, memiliki efek yang baik untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosional terutama pada anak-anak dan remaja. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang makan secara teratur bersama keluarga atau orang lain dapat meningkatkan pola makan yang sehat yang memberikan nutrisi yang cukup dan dapat mencegah obesitas (Harahap, 2022).

Namun dalam hal ini kita juga harus memperhatikan sampah pangan. Ada satu hal yang kerap luput yaitu sampah sisa makanan hidangan lebaran yang tidak dimakan. Seperti sisa nasi seperempat piring lagi, rendang yang tinggal dua gigit atau paha ayam yang hanya digigit sekali karena keburu kekenyangan.. Dampak lingkungannya tidak sepele, menyia-nyiakan makanan seperti membuang banyak bahan bakar, pupuk kimia, air, lahan, dan tenaga kerja untuk memproduksinya. Mengenai makanan yang terbuang, akar masalahnya ada di unit terkecil individu. Kita mengkonsumsi lebih dari yang dibutuhkan tubuh kita. Mengontrol diri diperlukan, makan cukup tak hanya sehat bagi tubuh, namun juga bijak dengan lingkungan (Irwansyah, 2018). 

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Devi. 2022. Ini Manfaatnya Makan Bersama. Mediaindonesia.com. 21 April. Retrieved on May 17, 2022 from: https://mediaindonesia.com/weekend/487476/ini-manfaatnya-makan-bersama

Irwansyah, Ade. 2018. Lebran dan Sampah Makanan Kita, Adakah Solusinya?. Watyutink.com. 11 Juni. Retrieved on May 17, 2022 from: https://www.watyutink.com/opini/Diperlukan-Pola-Konsumsi-dan-Produksi-Berkesinambungan

Sari, Silvia Eka & Hudaidah. 2021. Tradisi Lebaran di Desa Kemang, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Jurnal Sambas. 3 (2), Desember, 172-180

Triananda, Kharina. 2015. Psikolog Ungkap Alasan Pentingnya Bersantap Bersama Keluarga di Rumah. Beritasatu.com. 4 Agustus. Retrieved on May 17, 2022 from: https://www.beritasatu.com/gaya-hidup/296411/psikolog-ungkap-alasan-pentingnya-bersantap-bersama-keluarga-di-rumah


0 komentar:

Posting Komentar