Senin, 16 Mei 2022

MAKAN BERSAMA MENCIPTAKAN KELUARGA YANG HARMONIS

 

FAMILLY IS HAPPINESS

Viana Bintang Amanda Putri

20310410051




 

PENDAHULUAN

            Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Lingkungan keluarga adalah pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi manusia agar berkembang dengan baik dalam beretika, moral dan akhlaknya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluargalah anak-anak pertama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan lingkungan yang utama juga karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga didikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang berpengaruh pada perkembangan anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pendidikan dan sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Keluarga yang harmonis akan menghasilkan anak yang berkepribadian baik.

            Pada tahun-tahun pertama, keluarga khususnya orangtua menjadi bagian penting dalam perkembangan anak. Setiap anak lahir dengan potensi-potensi bawaan atau keturunan yang dimilikinya. Sehingga, anak selalu memiliki pandangan positif terhadap segala sesuatu. Kecuali ia dipengaruhi oleh orang-orang dewasa yang berada disekitarnya.

            Lingkungan keluarga penanggung jawab utama terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani anaknya yakni melalui ilmu mendidik dan membimbing putra-putrinya. Berhasil tidaknya pendidikan seorang anak dapat dihubungkan dengan perkembangan sikap dan pribadi orangtuanya serta hubungan komunikasi dan role model dalam keluarganya.

 

PEMBAHASAN

            Memiliki keluarga bahagia jelas menjadi harapan semua orang di dunia ini. Tapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mewujudkannya dengan indah. Sebagian sibuk membuat standar-standar tersendiri tentang keluarga bahagia yang harus diraih hingga akhirnya mereka justru lupa menikmati perjalanannya dan semakin jauh dari tujuan bahagia. Kunci sederhana dari keluarga bahagia sejatinya adalah kebersamaan. Bagaimanapun kondisinya, jika setiap anggota keluarga mengusahakan dan menikmati kebersamaan, pasti masing-masing dari mereka akan merasa bahagia secara pribadi dan dapat membahagiakan anggota yang lain. Itulah yang disebut sebagai keluarga bahagia. Keluarga adalah rumah yang akan menerima dengan kedua tangan. Tidak peduli ada berapa banyak teman yang ada di sekeliling, keluarga tetap menjadi tempat berlindung paling utama. Perkembangan dan pertumbuhan anak ditentukan bagaimana keluarga dan lingkungannya. Ia akan belajar banyak hal termasuk mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berperan membangun karakter sejak dini.

            Kebersamaan bisa diwujudkan dengan sarapan makan malam bersama yang riang, bersanda gurau, berbagi tugas rumah saat akhir pekan, dan tentu saja saling membantu jika salah satu anggota keluarga membutuhkan pertolongan. Setelah berusaha mewujudkan dan menikmati kebersamaan, setiap keluarga juga harus siap dengan masalah. Tidak ada keluarga yang tidak pernah mendapatkan masalah, sekalipun itu adalah keluarga yang berpredikat behagia. Yang membedakan adalah bagaimana mereka menyikapi masalah tersebut. Untuk mempertahankan kebahagiaan yang sydah susah payah diperoleh, masalah justru harus dianggap sebagai ajang kenaikan tingkat. 

            Chales ( dalam Budiono, 2008 ) menyatakan bahwa keluarga akan harmonis bila anggota keluarga didalamnya bisa berhubungan secara serasi dan seimbang. Saling memuaskan kebutuhan satu sama lainnya serta memperoleh pemuasan atas kebutuhannya. Keluarga yang harmonis ditandai dengan adanya relasi yang sehat antar setiap anggota keluarga sehingga dapat menjadi sumber hiburan, inspirasi, dorongan yang menguatkan dan perlindungan bagi setiap anggotanya. Sedangkan Anonim (1985) menyatakan bahwa kehidupan berkeluarga dituntut adanya hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga, saling menghargai, dan saing memenuhi kebutuhan.

            Basri (1999) menyatakan bahwa setiap orangtua bertanggung jawab juga memikirkan dan mengusahakan agar senantiasa tercipta dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif, menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga. Sebab telah menjadi bahan kesadaran orangtua bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan harmonis.  Hurlock (1986) menyatakan bahwa anak yang hubungan perkawinan orangtuanya bahagia akan mempersepsikan rumah mereka sebagai tempat yang membahagiakan untuk hidup karena makin sedikit masalah antar orangtua, semakin sedikit masalah yang dihadapi anak, dan sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan berpengaruh kepada seluruh anggota keluarga. Suasana keluarga ynag tercipta adalah tidak menyenangkan, sehingga anak ingin keluar dari rumah sesering mungkin karena secara emosional suasana tersebut akan mempengaruhi masingmasing anggota keluarga untuk bertengkar dengan lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan keharmonisan keluarga adalah persepsi terhadap situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling percaya. Dalam keluarga, jika tidak ada cinta di antara anggota keluarga maka kehidupan keluarga tidak akan rukun, selalu berkelahi, atau tidak harmonis. Keluarga akan bahagia bila setiap anggota keluarga saling mencintai. Orangtua mencintai anaknya dan mendidiknya dengan penuh kasih dan sebaliknya anak-anak pun mencintai orangtua dan saudara-saudarinya. Cinta di sini bukanlah hanya sebatas sebuah ucapan, tetapi ditunjukkan dalam pengalaman kebersamaan anggota keluarga di tengah hidup keluarga. Setiap anggota keluarga harus saling mendukung, saling melengkapi, bekerja sama, memahami dan mengerti, percaya, serta jujur. Aku dan sesamaku selalu hidup dalam persaudaraan. Bagaimana mewujudkannya dalam keluarga kita bahwa kita selalu hidup dalam persaudaraan?. Caranya adalah cintailah orang lain (anggota keluarga kita) seperti kita mencintai diri sendiri. Jika kita mampu melakukan hal ini, yakinlah hidup keluarga kita akan menjadi rukun, harmonis, dan penuh canda tawa. Kita akan merasa bahwa kehadiran sesama (anggota keluarga) kita sangatlah berarti bagi hidup kita. Kita tidak boleh mementingkan diri sendiri atau bersifat egois

 

KESIMPULAN

             Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk jati diri dan fungsi sosialnya. Disamping itu, keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti. Oleh karena itu, melalui lingkungan keluarga harmonislah untuk membina dan mengembangkan kesadaran sosial anak sejak usia dini sampai dewasa. Kesadaran sosial yang merupakan aspek psikologis yang sangat bermakna dalam kehidupan meliputi: kesetiakawanan, tolong menolong, kerjasama, kebersamaan.

            Jika Semua keluarga/orangtua memfokuskan perannya kepada perkembangan anak dapat memberikan dampak/keyakinan yang kuat dan besar terhadap perkembangan perilaku, sikap dan pribadi anaknya tersebut dengan baik dan benar. Kesungguhan orang tua dalam memberikan peran sebagai wujud tanggungjawab keluarga atas perkembangan anak maka menjadikan anaknya dengan mudah menjadi orang yang sukses. Masa depan anak harusnya sudah di terapkan oleh orang tua melalui kesiapan anak dalam memikul bagian peran tanggungjawab kepada anak dalam perbaikan karakter anak. Informasi yang sinergitas antara orang tua dan anak sangat menunjang proses pembelajaran anak kearah yang lebih dewasa.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1985). Modul Keluarga Bahagia Sejahtera: Departemen Agama R.I

Budiono, A., (2008). Keluarga Harmonis Indikator Menuju Sejahtera,  (Februari 21, 2008 oleh Tabloid Jubi) http://tabloidjubi.wordpress.co m/2008/02/21/keluargaharmonis-indikator-menujusejahtera

Carnegie Corporation of New York. (June 1999). Years of Promise: A Comprehensive Learning Strategy for America's Children, Executive Summary. Available online at www.carnegie.org/execsum.ht ml. [26 Mei 2007]

Hurlock, Elizabeth B, (1986) Personality Development, New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company

Komisi Perlindungan Anak (2005). Pendidikan anak usia dini (artikel).   [on-line]. Available:http://www.kpai.go.i d/mn_access.php/artikel_dini.ht ml [26 Mei 2007].

http://www.examiner.com/article/a-happy-family-life-5-simple-tips-for-making-your-family-happy
http://www.webmd.com/parenting/features/15-secrets-to-have-a-happy-family?page=3

 

           

0 komentar:

Posting Komentar