Selasa, 17 Mei 2022

BUKA PUASA BERSAMA SEBAGAI SARANA MENJALIN SILATURAHMI

                              Essay Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Zein Reza Lasmono

20310410030/ B

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta., M.A 


          Beberapa pekan yang lalu kita semua melalui bulan suci umat Islam, yakni bulan suci Ramadhan. Bulan dimana tak hanya umat Islam itu sendiri, namun tak sedikit umat agama lain juga turut mengikuti rangkaian kegiatan-kegiatan yang khas dari bulan tersebut. Mulai dari berkumpul dengan teman, sahabat, keluarga, untuk melaksanakan berbagai event yang mereka buat sendiri. Bulan dimana umat Islam melakukan ibadah puasa, yakni menahan lapar dan dahaga untuk kemudian berbuka ketika matahari terbenam. Pada momen ini, mereka sering berbuka puasa bersama, dan diantara mereka juga diikuti teman-teman dari berbagai kalangan.

            Pada kegiatan berbuka puasa ini terdapat sisi baik atau positif dikarenakan mereka bisa bertemu dengan orang yang lama tidak dikenal dan melakukan obrolan yang dapat membuat mereka bisa merasa bahagia. Dengan canda tawa dalam pembicaraan itu selain memberikan perasaan bahagia, ternyata senyum juga bisa membuat orang meningkatkan kemampuan berpikir secara holistik (Johnson et al., 2010). Orang yang tersenyum akan melihat konteks secara lebih utuh dibandingkan yang tidak.

            Namun disamping sisi positifnya, ada sisi negatif sebagai suatu permasalahan yang sangat sulit menanganinya. Apakah itu? Ya, sampah. Dibalik keasikan makan bersama, yang sering diabaikan adalah konsumsi makanan dan kemasan yang digunakan pada bulan puasa itu yang berlebih. Bagaimana tidak, menu-menu khas yang enak nan segar seperti koktail, kolak, cilok, cilor, dll menggunakan kemasan plastic yang tidak ramah lingkungan.

            Indonesia merupakan salah satu negara dengan penghasil sampah makanan terbesar di dunia menurut sebuah Lembaga internasional. Tahun lalu mencatat Indonesia membuang sampah terbesar kedua dengan jumlah mencapai 300 kg per orang per tahun. Di samping Indonesia ada negara Arab Saudi dengan 247 kg per orang per tahun, Barilla Centre for Food and Nutrition (ABC News: Jarrod Fankhauser). Sementara Parongpong Waste Management, sebuah pusat daur ulang di Jawa Barat mengatakan kepada ABC jika data yang mereka peroleh menunjukkan di Jakarta sendiri ada tambahan 200 ton sampah dalam sebulan saat Ramadan.

            Fenomena kenaikan sampah ini harus diwaspadai, selain konsumsi yang harus diefektifkan dan tidak bermudah-mudahan, kita terutama orang dewasa juga harus memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Syukur-syukur bisa mendaur ulang sampah yang kita pakai. Karena kebiasaan kita dalam membuang sampah sesuai tempatnya akan menjadi contoh bagi generasi di bawah kita. Cara ini sesuai dengan konsep social learning dalam psikologi.

            Menurut Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012), sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara observatif lewat modeling, sehingga dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku, maka akan muncul konsep baru yang dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat. Albert Bandura percaya pada “determinisme timbal balik”, yaitu lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan seseorang menyebabkan perilaku seseorang (Santrock, 2008). Teori ini terkait dengan Social Development Theory and Lave’s Vygotsky dimana ketika melakukan proses pembelajaran secara tidak langsung juga menekankan tentang pentingnya pembelajaran sosial.

            Maka dari itu, momen tersebut sekaligus dapat menjadi pengingat diri kita disamping ingat dengan saudara-saudara kita, namun juga bisa aware terhadap isu-isu lingkungan di sekitar kita. Karena kelestarian lingkungan dis ekitar kita menunjang kegiatan untuk memberikan kenyamanan dan kelancaran segala aktifitas kita bersama orang-orang terdekat kita.

 

 

Daftar Pustaka:

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. New York: General Learning Press.

Johnson, K. J., Waugh, C. E., & Fredrickson, B. L. (2010). Smile to see the forest: Facially          expressed positive emotions broaden cognition. Cognition and Emotion, 24(2), 299-  321.

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

Sohandji, Ahmad.  2012. Manusia, Teknologi, Dan Pendidikan Menuju Peradaban            Baru.  Malang: Universitas Negeri Malang. (hal. 23-24).

https://news.detik.com/abc-australia/d-4537958/sampah-di-indonesia-meningkat-di-bulan-            ramadhan-akibat-konsumsi-berlebihan 

0 komentar:

Posting Komentar