Jumat, 13 Mei 2022

Hubungan Persepsi Generasi Muda di Greenpeace dengan Perilaku Pro-Lingkungannya

 Hubungan Persepsi Generasi Muda di Greenpeace dengan Perilaku Pro-Lingkungannya

Essay I Persyaratan Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

(Semester Genap 2021/2022)/Semester 4

Dwi Ratri Octavianita (20310410002)

Fakultas Psikologi Universitas 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

(Foto: pexel.com)

  Greenpeace merupakan sebuah organisasi lingkup internasional yang melakukan kampanye untuk lingkungan hidup secara global (Putri, 2019). Organisasi tersebut bertujuan untuk menjaga bumi yang lambat laun semakin rapuh ini agar dapat terus menopang kehidupan makhluk hidup di atasnya. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka Greenpeace selalu memberikan dukungan terkait gerakan penghijauan dan penawaran berupa solusi untuk setiap bentuk perusakan terhadap lingkungan. 

Generasi muda yang terlibat di dalam Greenpeace berarti mereka telah melakukan perilaku pro lingkungan. Menurut Steg & Vlek (dalam Palupi & Dian, 2017) perilaku pro-lingkungan didefinisikan sebagai perilaku yang sesedikit mungkin merugikan lingkungan namun memberikan manfaat yang besar untuk lingkungan. Ada beberapa indikator perilaku pro-lingkungan menurut Kaiser (dalam Palupi & Dian 2017) yang di antaranya: hemat energi, mobilitas dan transportasi, pencegahan limbah, kegiatan daur ulang, perilaku konsumerisme, dan perilaku melestarikan alam. 

Persoalan mendasar yang berhubungan dengan gerakan Greenpeace adalah terkait dengan keterlibatan generasi muda di dalamnya. Berbagai kampanye yang digelar Greenpeace Indonesia dengan menggandeng para generasi muda di antaranya: Kampanye Hutan Tanpa Api, Kampanye #KepoItuBaik, dan Advokasi Hukum Greenpeace terhadap Pemerintah (Putri, 2019).  Namun, pembahasan kali ini akan lebih berfokus pada persepsi dan perilaku pro-lingkungan para generasi muda yang terlibat dalam gerakan Greenpeace

Lalu pertanyaan yang harus terjawab dalam pembahasan kali ini adalah apakah persepsi generasi muda yang terlibat dalam Greenpeace ada hubungannya dengan perilaku pro-lingkungan yang mereka miliki? Hal tersebut penting mengingat perilaku pro-lingkungan yang dimiliki juga harus benar-benar diterapkan di kehidupan sehari-hari.  

Generasi muda yang terlibat dalam Greenpeace tentunya sudah melakukan perilaku pro-lingkungan dalam setiap kegiatan yang digelar oleh Greenpeace. Namun, apakah mereka juga melakukan perilaku pro-lingkungan dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya bisa saja tidak. Hal ini berkaitan dengan persepsi mereka yang tidak ada hubungannya dengan perilaku pro-lingkungan yang mereka munculkan. Persepsi menurut Solomon (dalam Arifin, Ikhsan, & Engkus, 2017) adalah proses seseorang memilih dan memilah sensasi yang diterima, lalu mengaturnya sehingga akhirnya diinterpretasikan. Tidak adanya hubungan antara persepsi dengan perilaku dapat disebabkan karena kurang kuatnya pengaruh dari proses belajar dan motivasi dalam pembentukan persepsi, sehingga perilaku pro-lingkungan yang telah dilakukan bersama Greenpeace tidak dapat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terpenuhinya seluruh indikator perilaku pro-lingkungan seperti yang telah disebutkan sebelumnya juga bisa menjadi penyebab hal tersebut. Misalnya, seseorang telah melakukan daur ulang sampah, namun ia tidak menghemat energi. 


 

REFERENSI

Arifin, H.S., Ikhsan, F., & Engkus, K. (2017). Analisis faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap keberadaan perda syariah di kota Serang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. 21(1), Juli, 88-101.

Palupi, T., & Dian, R.S. (2017) Hubungan antara sikap dengan perilaku pro-lingkungan ditinjau dari perspektif theory of planned behavior. Proceeding Biology Education Conference. 14(1), Oktober, 214-217.

Putri, B. (2019). Upaya greenpeace dalam menangani kerusakan lingkungan pasca kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. JOM FISIP. 6(1), Januari, 1-15.   




0 komentar:

Posting Komentar