Kamis, 12 Mei 2022

 

 Essay Persyaratan Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Qho’issul Saufus Salfwa (20310410057)

Psikologi B

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta., M.A.

 

 

YUK KENALAN SAMA SAMPAH

 

 


Banyak aktivitas  manusia yang jarang menghasilkan zat berupa residu yang  terus menumpuk di alam. Sampah yang tidak berguna dan tidak diinginkan dalam jangka panjang merupakan masalah yang serius  dan perlu dicegah serta ditangani secara serius. Sisa barang yang dibuang di alam  biasa disebut dengan tong sampah. Sampah  di alam merupakan masalah serius karena memiliki sifat berbahaya bagi makhluk lain yang tinggal di dekatnya.   Limbah adalah bahan yang dibuang sebagai residu dari  produksi industri atau swasta. Pengertian lainnya adalah benda yang  tidak digunakan oleh makhluk hidup dan menjadi benda yang ditinggalkan  dimana limbah ini sebaian besar terbuat  dari hewan, tumbuhan bahkan manusia yang  tidak terpakai dapat menjadi limbah sisa. Material yang tersisa berupa cairan, padat, atau gas, yang nantinya akan keluar secara alami.  Sejumlah besar residu zat ini menyebabkan pencemaran lingkungan.

Sampah sendiri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik, tergantung dari sifatnya. Kedua sifat tersebut berkaitan dengan komposisi sampah sisa. Hal ini juga berkaitan  dengan proses pembusukan zat-zat di alam.   Sampah organik adalah sampah yang tersusun dari mikroorganisme dan produk berbahan dasar hayati yang  mudah terurai oleh mikroorganisme. Proses degradasi mikroba terjadi secara alami dimana contoh sampah jenis ini antara lain sampah dapur, sisa makanan, tepung, sayur-sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Tempat yang  banyak menghasilkan sampah organik misalnya  pasar tradisional  yang menghasilkan sampah berupa sayur-sayuran dan buah-buahan dimana limbah anorganik adalah limbah yang dihasilkan dari  produk non hayati, berupa produk sintetis, atau dari pengolahan bahan tambang, sebagian besar sampah jenis ini tidak  mudah terurai oleh mikroorganisme alami dan membutuhkan waktu lama untuk terurai sempurna. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk  tidak terpakai yang terbuat dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam, dan produknya.  Contoh limbah tersebut adalah botol PET, kaleng, dna kardus.

Pengelolaan alternatif diperlukan untuk mengatasi masalah sampah secara keseluruhan. Tempat pembuangan sampah bukanlah alternatif yang layak karena  tidak berkelanjutan dan menyebabkan masalah lingkungan. Padahal, alternatif-alternatif ini harus mengatasi semua masalah pembuangan limbah dengan mendaur ulang semua limbah yang dibuang  ke dalam ekonomi masyarakat atau mengembalikannya ke alam untuk mengurangi tekanan pada sumber daya alam. Untuk mencapainya, kita perlu mengganti tiga asumsi dalam pengelolaan sampah  dengan tiga prinsip baru diantara yaitu:

-        Meminimalkan sampah harus menjadi prioritas utama dimana daripada berasumsi bahwa masyarakat akan menghasilkan lebih banyak sampah. Sampah yang dibuang harus dipisahkan untuk pengomposan atau daur ulang yang optimal dari setiap bagian, daripada dibuang di sistem pengolahan sampah campuran yang ada dan industri perlu mendesain ulang produk untuk memudahkan proses daur ulang produk tersebut dimana prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan aliran sampah.

-        Pembuangan limbah campuran merusak dan mengurangi nilai bahan yang mungkin masih dapat diperoleh kembali salah satunya yaitu bahan organik dapat  mencemari / mencemari bahan yang  masih dapat didaur ulang, dan racun dapat merusak penggunaan keduanya. Selain itu, peningkatan porsi aliran limbah muncul dari produk sintetis dan produk yang tidak dirancang untuk daur ulang yang mudah. Harus disesuaikan dengan sistem daur ulang atau secara bertahap.

-        Program sampah kota perlu disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil dan tidak bisa dibandingkan dengan kota-kota lain. Secara khusus, program di negara berkembang  tidak boleh hanya mengikuti pola program yang  berhasil dilaksanakan di negara maju, mengingat perbedaan kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Secara khusus, sektor informal (pengumpul atau pemulung) merupakan bagian penting dari sistem pengelolaan sampah  saat ini, dan meningkatkan kinerjanya harus menjadi bagian penting dari sistem pengelolaan sampah di negara berkembang.

 

Daftar Pustaka:

Anwar, Hadi, 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sample Lingkungan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hariyani, Prasetyo & Soemarno (2013). Scavengers Participation on WasteManagement In The Supit Urang Landfill, Mulyorejo, Sukun, Malang. JPAI, Vol4, No 1. ISSN: 2338 – 1671

Kardono, 2007. Integrated solid waste management in Indonesian. Proccedings of International Symposium on E Nugroho, Panji. 2013.

Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka baru PresscoTopia Scince 2007, ISETS07: 629 – 633

 

0 komentar:

Posting Komentar