Selasa, 17 Mei 2022

TRADISI MAKAN BERSAMA SAAT MOMEN RELIGIUS IDUL FITRI

TRADISI MAKAN BERSAMA SAAT MOMEN RELIGIUS IDUL FITRI

Essay untuk Ujian Tengah Semester Psikologi Lingkungan

Semester Ganjil (2022/2023)

Shafadita Putri Trisdianty/20310410042

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.

Tradisi berasal dari kata traditium yang artinya segala sesuatu yang diwarisi dari masa lalu (Mugiyanto, 2004:2).  Sedangkan menurut KBBI, tradisi ialah kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan masyarakat dengan penilaian atau anggapan bahwa paling baik dan benar. Menurut Koentjaraningrat (1981:80) lima komponen religi diantaranya (1)emosi keagamaan, (2) sistem keyakinan, (3) sistem ritus dan upacara, dan (4)peralatan ritus dan upacara, (5) umat agama. Religiusitas terdiri dari unsur-unsur perbuatan khusus seperti: berdoa, bersujud, bersaji, berkorban, makan bersama, menari dan menyanyi, berprofresi, berseni-drama suci, berpuasa, bertapa dan bersemedi (Koentjaraningrat, 1981:80). Makan bersama merupakan suatu unsur perbuatan penting dalam upacara banyak religi dan agama di dunia.

Hari raya idul fitri yang jatuh setiap tanggal 1 syawal ialah momen yang paling ditunggu oleh umat muslim, apalagi setelah menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Tradisi yang tidak pernah terlewatkan saat lebaran bagi setiap umat muslim yakni berkunjung ke rumah kerabat, saudara, antarmasyarakat, dan juga makan bersama. Menurut Lawrence & Plisco (2017) makan bersama menjadi ruang untuk berdiskusi, bercerita, menyelesaikan masalah, bersenda gurau, memberikan dukungan, dan mengikuti perkembangan setiap anggota keluarga. Banyak menu yang dihidangkan saat lebaran yakni opor, rendang, dan kue-kue. Lezatnya menu yang dihidangkan membuat suasana makan bersama semakin asik dan terasa menyenangkan.  

Gambar diatas ialah contoh momen idul fitri dimana keluarga berkumpul dalam satu ruangan, sambil bersenda gurau, bertukar cerita, dan makan bersama. Permasalahannya ialah bagaimana jika ruang atau tempat untuk makan bersama kurang bersih?

Pada dasarnya manusia dan lingkungan saling berkaitan atau mempengaruhi, hal tersebut sesuai dengan topik Psikologi Lingkangan. Psikologi lingkungan menurut Steg et al. (2019) adalah disiplin ilmu dari cabang psikologi yang mempelajari keterkaitan antara manusia dan lingkungan (buatan dan alamiah). Ini artinya psikologi lingkungan berusaha menjelaskan pengaruh lingkungan buatan dan alamiah pada aspek perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Saat idul fitri, orang-orang biasanya berlomba untuk menunjukkan sesuatu yang baru misalnya baju, perhiasan, dan barang lainnya, namun terkadang juga lupa memperhatikan kebersihan kenyamanan ruangan. Semenarik apapun hidangan yang disajikan, hal yang tak luput dari perhatian saat momen makan bersama idul fitri ialah kebersihan tempat. Mau seenak apapun dan beraneka macampun yang disajikan tapi jika tempat untuk makan bersama tidak mendukung, tentunya akan mengurangi rasa nyaman pada momen tersebut. Dan sebaliknya, misal ruangan atau tempat sangat bersih namun sajiannya sederhana malah membuat nyaman, apalagi dinikmati bersamaan dengan keluarga atau orang-orang terkasih akan membuat hangat suasana.

REFERENSI

Iswahyuningtyas, C. E. (n.d.). Makan Bersama: Pola Komunikasi Keluarga dan Pengambilan Keputusan tentang Menu Makanan. In Komunikasi Kesehatan di Indonesia.

Shadiqi, M. (2021). Catatan editor: Psikologi lingkungan sebagai fokus kajian dan perubahan baru di Jurnal Ecopsy. Jurnal Ecopsy, 8(1), 1-4. doi:http://dx.doi.org/10.20527/ecopsy.2021.04.010

Village, B. L., & District, S. (n.d.). Mangan Fajar ( Studi Etnografi Tentang Tradisi Menyambut Hari Raya Idul Fitri di Desa Bagas Lombang , Kecamatan Sipirok , Kabupaten Tapanuli Selatan ). 1063–1075.

0 komentar:

Posting Komentar