Essay Syarat Ujian Tengah Semester Mata
Kuliah Psikologi Lingkungan Semester Empat 2021/2022
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta,
M.A
Rosita Permatahati NIM 20310410075
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Mager merupaka singkatann dari malas gerak, ungkapan ini
sering dijumpai pada pada zaman yang sudah maju ini. Mager secara arti yaitu
malas bergerak, tidak memiliki semangat untuk beraktivitas (Liputan6, 2020). Jika
seseorang sudah mager berarti ia tidak akan beranjak dari tempat terakhir ia
berada sampai semangatnya kembali. Di zaman yang sudah maju dan berdampingan
dengan teknologi ini yang mana apa-apa sudah bisa dilakukan hanya melalui
gadget, perilaku mager bukan suatu hal yang baru lagi. Zaman 5.0 merupakan
kelanjutan dari zaman 4.0 yang ditandai dengan hadirnya AI dan robot, yang mana
semakin mempermudah manusia dalam melakukan aktivitasnya (OnlinelearningBinus,
2021). akan tetapi semua itu juga memberikan dampak, baik dampak positif atau
negatif. Dampak positifnya yaitu informasi cepat tersampaikan, sedangkan dampak
negatifnya manusia semakin mager.
Di zaman 5.0 manusia malas melakukan kegiatan sederhana
seperti belanja (karena ada online shopping), menggunakan kembali barang-barang
yang masih dapat digunakan, serta mendaur ulang sampah. Akan tetapi di dalam
sosial mereka mereka gencar meramaikan semangat pro lingkungan hidup. Perilaku pro
lingkungan hidup yaitu perilaku yang seminimal mungkin merusak bumi tetapi akan
memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan (Palupi&Sawitri, 2017). Jika demikian
itu maka perilaku individu di kehidupan nyata tidak sama dengan yang ada di
sosial media. Perilaku tersebut bisa terjadi karena (Palupi&Sawitri, 2017)
:
a.
Suasana hati
Suasana
hati sangat mempengaruhi perilaku kita, ketika suasana hati dengan kacau maka
ketika melakukan suatu kegiatan juga tidak bersemangat.
b.
Tekanan sosial
Lingkungan
sekitar memiliki tekanan sosial yang besar karena bersinggungan langsung dengan
kita, bebeda dengan sosial media yang bisa saja antara satu sama lain tidak
mengenal.
c.
Resiko
Semua
kegiatan pasti ada resikonya baik di lingkungan sekitar atau sosial media.
d.
Waktu
Kegiatan
yang dilakukan on spot memang lebih menguras waktu dan tenaga tetapi hasilnya
akan tampak secara langsung.
Jadi persepsi individu
tidak ada hubungannya dengan perilaku pro lingkungan hidup, semua kembali pada
kesadaran diri. Jika hanya mager, maka semua tidak akan terselesaikan karena
tidak semua hal bisa dilakukan lewat gadget misalnya membersihkan tempat tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Liputan6.
(2020). Arti kata mager dan baper yang kekinian, anak muda wajib tau https://hot.liputan6.com/read/4354526/arti-kata-mager-dan-baper-yang-kekinian-anak-muda-wajib-tahu.
Diakses pada tanggal 13 Mei 2022.
Onlinelearningbinus.
(2021). Mengenal lebih jauh tentang society 5.0 https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/04/19/mengenal-lebih-jauh-tentang-society-5-0/.
diakses pada taggal 13 Mei 2022.
Palupi,
T. & Sawitri D. R. (2017). Hubungan antara sikap dengan prilaku
pro-lingkungan ditinjau dari perspektif theory of planned behavior, Procceding Biology Education Conference.
14(1). Oktober 214-217.
0 komentar:
Posting Komentar