Kamis, 10 November 2022

Menjadi Perempuan Pendidik Bangsa

 


Essay Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi. Dosen pengampu: Arundati Shinta.


Disusun oleh

Nama : Ridhwan Fajar

NIM : 20310410028






Dalam masyarakat modern saat ini, perempuan harus dianggap setara dengan laki-laki. Kesetaraan berarti milik perempuan Persamaan hak, sehingga sering kita dengar istilah “pembebasan perempuan”. Perempuan masa kini harus mulai diikutsertakan dalam semua sektor pembangunan nasional. Salah satunya adalah tentang isu lingkungan. Sumber daya perempuan hanya dapat ditingkatkan dengan mengakui bahwa mereka harus dididik. Perempuan membutuhkan kesempatan pendidikan yang sempurna tanpa disparitas pendidikan berbasis gender. Perempuan memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, sehingga harus benar-benar dipersiapkan dan dididik. Namun, dari fakta sejarah, pendidikan hanya cocok untuk satu gender (laki-laki) dalam diri manusia. Harus diakui, peran perempuan belum optimal.

Indonesia sudah memiliki sejarah yang panjang tentang wanita dan pendidikan. Beberapa pejuang kaum wanita Indonesia yang ikut serta dalam aktivitas politik dan pendidikan yaitu Cut Nyak Dien, Martha Tiahahu, Yolanda Maramis dan banyak lagi. R.A Kartini dan Dewi Sartika adalah jagoan untuk kesetaraan hak pendidikan bagi perempuan. Ini membuktikan bahwa pahlawan kita telah memperhitungkan situasi perempuan saat itu, dan berharap dapat memperbaiki nasib perempuan dengan tindakan praktis. Hal ini dilakukan karena para pejuang wanita di Indonesia saat itu sudah memikirkan pentingnya pendidikan wanita. Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan dianggap paling dirugikan dalam hal akses terhadap kesempatan pendidikan yang lebih terbatas. Hingga saat ini masih banyak perempuan yang tidak memiliki kesempatan yang baik untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas. Ini mungkin karena alasan ekonomi, keluarga dan budaya, yang merupakan salah satu faktor utama yang membatasi akses perempuan ke pendidikan.

Wanita sebenarnya memegang peranan penting dalam kehidupan ini. Namun, peran bersifat abstrak. Seperti halnya seorang pelatih mengelola para pemainnya, perempuan dapat memainkan peran penting dalam menciptakan generasi yang cerdas dan beretika. Kehidupan berkeluarga merupakan titik tolak kehidupan berbangsa. Anak yang lahir dalam keluarga terdidik tentunya akan memiliki nilai yang berbeda dengan anak tanpa perhatian orang tua, terutama ibu. Hal ini dikarenakan, secara psikologis, wanita memiliki perasaan yang tinggi.

Seorang wanita, anak bangsa yang mampu melahirkan sekelas bung Karno. Artinya, perempuan merupakan jantung penentu keberhasilan suatu negara. Perannya sangat berarti dan karyanya tidak boleh diremehkan. Sebagaimana sabda Nabi SAW, perempuan merupakan tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Dari pendidikan rumah, wanita mulai terbang tinggi. Awal yang sempurna akan mempengaruhi hasil akhir permainan.

Perempuan, karena diangkat sebagai ibu, mendidik anak-anaknya, memegang peranan terpenting dalam keluarga, diharapkan dapat melengkapi keluarganya, tidak hanya sebagai anggota keluarga, tetapi sebagai istri, suami dan guru suaminya, anak-anaknya, tetapi peran perempuan lebih baik dari itu, perannya sebagai pendidik, pemimpin, pekerja, perawat, semua oleh seorang perempuan sesuai dengan hak-haknya yang ditetapkan.

Jika ibu bisa menjunjung tinggi moral anak, maka ibu bisa menjunjung tinggi moral negara. Lahirnya generasi emas negeri ini merupakan hasil pendidikan keluarga yang sebagian besar didominasi oleh pendidikan ibu. Para ibu yang mendidik anak-anaknya terlebih dahulu dan memperkenalkan dunia kepada anak-anaknya merupakan suatu sistem yang utuh. Tidak dapat disangkal bahwa mengabaikan perempuan berarti mengabaikan setengah dari potensi masyarakat, dan menyalahgunakan mereka berarti melecehkan seluruh umat manusia, karena tidak ada seorang pun, kecuali Adam dan Hawa, yang tidak dilahirkan melalui perempuan. Ilmu menjadi semakin penting bagi seorang wanita, ketika dia terlihat seperti ibu dari seorang anak, untuk dapat melahirkan generasi yang berkualitas, maka wanita (ibu) harus terlebih dahulu memenuhi syarat. Sebagai seorang yang beragama, kita percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan perempuan sedemikian itu untuk mengemban tugas yang berat, yakni mendidik dan membentuk watak serta kepribadian anak.

 

Daftar pustaka:

Safrizal, Aksan. (2022). Perempuan Masa Kini. Academia.edu

Afif, Mohammad. (2019). Peran Perempuan Dalam Pendidikan Prerspektif M. Quraish Shihab. Tadris

Nurhayat, D. A. M. (2022). Pentingkah Pendidikan Bagi Wanita?. Tangerang.com

Mursidah. (2021). Peran Perempuan Sebagai Pendidik Dalam Keluarga. Baritopost

 

0 komentar:

Posting Komentar