Kamis, 10 November 2022

 

Essay UTS

QHO’ISSUL SAUFUS SALFWA

NIM. 20310410057

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, M. A



 

Pendidikan adalah hak setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan demikian, semestinya tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan ataupun menelantarkan pendidikan kaum perempuan. Ini berarti perempuan bisa belajar bidang apa saja. Memang secara umum sebagian besar orang tua di Indonesia saat ini sudah mulai menyadari akan pentingnya sekolah bagi putra-putrinya namun ada sebagian yang masih memiliki pandangan yang timpang terhadap pendidikan anak perempuannya. Secara konseptual tidak ada persoalan yang layak diperdebatkan tentang pentingnya arti pendidikan  bagi kehidupan manusia. Pendidikan  mencakup proses hominisasi yaitu proses menjadikan seseorang sebagai manusia dan humanisasi yaitu proses pengembangan kemanusiaan yang bukan secara instinktif saja. Tujuan utama pendidikan antara lain; Pertama, sebagai realisasi diri, yaitu kebutuhan dan keinginan individu untuk mengembangkan potensi-potensi dirinya guna mencapai kehidupan yang lebih baik, mampu memberi pengetahuan dan keterampilan bagi individu agar bisa memiliki SDM yang produktif. Kedua, sebagai kegiatan sosial (kolektif) ditujukan pada perwujudan nilai-nilai sosial atau cita-cita sosial dimana selain itu secara kultural, diakui atau tidak, umumnya perempuan tidak memiliki keberdayaan disektor pendidikan sebagaimana yang dimiliki laki-laki. Pemerataan kesempatan (equality of opportunity), aksebilitas memperoleh pendidikan baik pada jenis, jenjang dan jalur pendidikan terutama jalur formal masih secara kuantitatif  lebih banyak dinikmati laki-laki

Jika di telusuri ketimpangan pendidikan perempuan di Indonesia ini dikarenakan oleh beberapa hal antara lain: masyarakat masih berpandangan male oriented atau lebih mengutamakan Pendidikan anak laki-laki dari pada anak perempuannya. Male oriented juga berkaitan dengan budaya yang telah mengakar kuat dengan anggapan bahwa perempuan tidak sepantasnya berpendidikan tinggi karena nantinya hanya akan ke dapur. Persepsi ini tidak diluruskan dan tidak disadari bahwa sesungguhnya peran di dapur pun menuntut ilmu dan pengetahuan. Tanpa tahu nutrisi yang baik yang diperlukan tubuh untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak, mustahil perempuan dapat menyiapkan menu makanan dengan baik dan menarik sesuai dengan kebutuhan gizi keluarga

Dalam ranah pendidikan, konsep gender bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara peran dan kesetaraan dalam mencapai Pendidikan yang setara. Namun hal tersebut tidak semulus yang diharapkan karena budaya dan keyakinan ideologi patriarki, yang menyebabkan kecerdasan pengetahuan perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini berimplikasi pada akses dan status perempuan dalam institusi dan profesi akademik. Banyak hambatan struktural bagi partisipasi perempuan,diskriminasi jenis kelamin dalam pendidikan, dan sosialisasi yang membuat perempuan terasing dari ilmu pengetahuan. Faktor lainnya seperti sedikitnya lulusan sekolah dari kalangan anak perempuan karena masalah keselamatan dan keamanan di lingkungan sekolah lebih rentan terjadi pada anak perempuan, hal ini berpengaruh pada profesi guru yang didominasi oleh laki-laki.  Meskipun hal ini mungkin tidak menimbulkan hambatan khusus tetapi bagi anak perempuan akan merasakan kurangnya panutan dan orang kepercayaan perempuan di sekolah, dan menciptakan lingkungan belajar dimana anak perempuan mungkin tidak merasa didukung, didorong, atau diwakili secara khusus dimana hal ini juga berarti bahwa kegiatan di sekolah pasti mencerminkan pengalaman anak laki-laki yang mendominasi.

  Perlu diakui bahwa peran wanita sampai hari ini belum teroptimalisasikan. Permasalahan mendasar yang menyebabkan kondisi seperti ini adalah karena potensi dan kemampuan kaum wanita sampai hari ini belum berwujud melembaga. Sumber daya kaum wanita masih relatif kurang. Lemahnya peran saat ini, karena kaum wanita belum menjelma menjadi sumber daya manusia yang kualitasnya teruji. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia dimana dengan meningkatkan kulitas sumber daya kaum wanita hanya bisa dilakukan dengan penyadaran bahwa mereka harus berpendidikan supaya  merasa sejajar dengan kaum laki-laki dalam kemampuan dan keterlibatan peran.



0 komentar:

Posting Komentar