Selasa, 01 November 2022

MERINGKAS ARTIKEL KORAN & OPINI SAYA TENTANG SOCIAL ENTREPRENEURSHIP

 

Essay 1 Psikologi Inovasi Semester Lima

Dosen Pengampu Arundati Shinta

Rosita Permatahati (20310410075)

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Topik

Menjadi perintis untuk mengurangi kesejangan fasilitas pendidikan di kota dan di desa bisa dilakukan dengan social entrepreneurship (membangun Sanggar bagi anak-anak desa).

 

Sumber

Zakaria, I. (2022). Supardi: Sanggar Bagi Anak-Anak Desa. Kompas. 4 Oktober, hal. 16.

 

Ringkasan

Tahun 2013 setelah pulang dari Nusa Tenggara Timur usai mengikuti program Pemuda Sarjana Bergerak Pembangunan Pedesaan, Supardi merintis Sanggar Bale Ade untuk menumbuhkan minat literasi padda anak-anak. Idenya tersebut berawal dari ketika Supardi melihat kesenjangan fasilitas pendidikan di kota dengan di desa, terutama kegiatan di luar sekolah, contohnya tempat les. Alasan yang lain yaitu semakin berkurangnya tempat anak-anak berkumpul dan bermain.

Bermodal dari uang saku dari program PSP3, Supardi membeli perlengkapan yang sederhana terlebih dahulu, misalnya bahan bacaan, papan tulis, dan spidol yang diletakkan di ruang kosong rumah Supardi. Kegiatan di Sanggar yaitu ia mengajar Les Bahasa Inggris dan membuka layanan perpustakaan.

Cara agar anak-anak datang ke Sanggarnya yaitu Supardi berkeliling ke rumah-rumah untuk mengajak anak-anak untuk ikut belajar di Sanggarnya, lalu perilaku anak-anak yang suka mengajak-ajak temannya membuat anak-anak yang datang ke Sanggarnya terus bertambah.

Tahun 2015 mulai banyak sukarelawan dan komunitas lain yang terlibat sehingga membuat kegiatan di Sanggar semakin banyak seperti belajar matematika gratis hingga membuat prakarya. Setiap tiga bulan sekali diadakan kegiatan Panggung Kita yang bertujuan untuk menganalkan bahwa siapa saja bisa tampil diatas panggung. Kegiatan lain yaitu Rsansel Pustaka setiap seminggu sekali.

Ketika ada permasalahan di Sanggar, misalnya tidak adanya Sukarelawan Supardi menjalankan kegiatan Sanggar sendiri ditengah kesibukannya sebagai teknisi AC. Serta saat gempa melanda dan bangunan Sanggar hancur, Supardi tetap membuka Sanggar di area penggungsian dan menggelar kegaiatan sebagai trauma healing bagi anak-anak.

Adanya Sanggar membawa banyak perubahan bagi anak-anak di desa.mereka menjadi lebih percaya diri hingga memiliki keinginan untuk kuliah.

 

Permasalahan

Kesenjangan fasilitas pendidikan di kota dan di desa serta semakin padatnya desa membuat area bermain anak-anak semakin berkurang sehingga membuat anak tidak memiliki tempat untuk menambah ilmu dan mengasah kreatifitas serta rasa percaya dirinya.

 

Opini saya

Bersedia menjadi seorang perintis untuk menyediakan wadah bagi anak-anak di desa yang mana disana fasilitas pendukung pendidikan belum sebanyak diperkotaan sangat perlu diapresiasi, karena diperlukannya kemampuan, kesungguhan, serta kemauan untuk membangun wadah tersebut dan mempertahankannya hingga kini.

Membangun Sanggar bagi anak-anak adalah bukan hal yang umum dilakukan karena di dalam Sanggar tidak hanya mendukung satu jenis kegiatan tetapi ada berbagai kegiatan mulai dari yang berhubungan dengan akademis hingga non akademis.

Di dalam masyarakat saya juga sudah melakukan kegaiatan untuk mendukung akademis anak-anak yaitu dengan mengajar les.

0 komentar:

Posting Komentar