Jumat, 11 November 2022

PERAN WANITA DALAM KEMAJUAN ANAK

PERAN WANITA DALAM KEMAJUAN ANAK


UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Arundhati Shinta S.P.M,D


NAMA : RINA WIDYA

NIM : 20310410045





Peran wanita di era modern ini sangatlah penting untuk kemajuan terutama untuk anak Pendidikan dan perempuan, kedua elemen yang berbeda namun tak dapat dipisahkan. Sistem pendidikan jika tak menyertakan perempuan maka itu bukan esensi pendidikan, karena pendidikan adalah bagimana menciptakan keadilan yang humanis. Karena dengan mengalienasi perempuan dari pendidikan, maka sama halnya dengan melanggengkan kebodohan untuk dominasi kekuasaan pada segelintir mahkluk.

Salah satu permasalahan yang dianggap paling berat untuk perempuan ialah rekognisi pendidikan untuk perempuan, realitas yang umum kita jumpai perempuan selalu dipandang sebelah mata. Karena pendidikan untuk perempuan tak diterapkan secara fundamental, hanya sebagai formalitas semata atau lebih parahnya jika pandangan bahwa pendidikan untuk perempuan seharusnya tak diberikan sama sekali, agar tunduk pada sistem dan semakin terkungkung dalam penindasan.

Pemikiran akan pentingnya pendidikan untuk perempuan tak hanya dilayangkan oleh para pemikir Barat saja, namun dalam konteks Indonesia, ada pemikir serta pegiat perempuan lokal yang memperjuangkan hak perempuan untuk memperoleh pendidikan .


Kenapa perempuan???

Masalah perempuan selalu menjadi sebuah masalah yang pelik dan kompleks, mulai dari mengenai sejarahnya, keberadaannya, kedudukannya, sampai pada ketidakadilan yang selalu dialaminya. Semua ini bagai lilitan seutas benang merah yang tak pernah berhenti melilitnya sepanjang zaman. Mengapa di sepanjang sejarah perempuan selalu diperlakukan tidak adil?

Keterhinaan, ketertindasan dan ketersiksaan merupakan fenomena yang sering kita lihat dalam sejarah hidup perempuan, terlebih sebelum munculnya agama Islam. Danfenomena semacam itu mungkin saja masih bisa didapati setelah munculnya Islam, meskipun tidak separah sebelum kemunculannya. 

Islam membawa nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi, menempatkan perempuan sesuai dengan kodratnya. Sejarah berkata, pada masa Yunani, yang mana notabennya pada masa itu merupakan masa keemasan peradaban Barat, di mata mereka perempuan adalah makhluk yang sangat hina, hanya sebagai pemuas nafsu birahi belaka sebagai bentuk penjelmaan syaitan. Pada masa Romawi ,perempuan dianggap makhluk yang tidak memiliki ruh, mereka mempermainkannya seperti barang.

Namun, setelah cahaya Islam datang, semua paradigma semacam itu perlahan lenyap. Islam tidak mengenal adanya pembagian kasta atau diskriminasi yang bersifat gender.Tradisi jahiliyah perlahan luntur dan perempuan kembali menemukan prestise. Islam membawa cahaya untuk menerangi seluruh alam.Hingga dalam berbagai kasus juga perempuan mendapatkan porsi yang istimewa dibanding laki-laki, sebagaimana contoh perempuan yang sedang hamil diperbolehkan meninggalkan puasa ramadlan. Hali ini karena memandang terhadap aspek pribadi yang ada dalam diri perempuan.

Maka perlu ditekankan jikalau kurang meratanya pendidikan terutama untuk perempuan, tidak hanya diakibatkan oleh faktor ekonomi namun juga ada pengaruh dari budaya. Padahal berpuluh-puluh tahun yang lalu Kartini mengajarkan pentingnya emansipasi terhadap perempuan, minimal melalui pemberian akses pendidikan secara meluas. Namun dalam praktiknya masih belum berjalan maksimal, sehingga perempuan masih terkungkung dalam sangkar emas.

Referensi :

Irawan, Aguk. 2016. Kartini: Kisah yang Tersembunyi. Banten: Javanica.

Joesoef, Soelaiman. 2008. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.



0 komentar:

Posting Komentar