"Persepsi dan Amalan 3R: Studi Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah"
Psikologi Lingkungan Ujian Tengah Semester
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Nama : Chornelia Minar Tampubolon
Nim : 22310410078
Psikologi SJ
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Sampah dikenal
sebagai masalah yang
sulit dipecahkan terutama
di kota-kota besar
(Nurdjaman, 1993), sehingga akan
menjadi persoalan lingkungan
di Indonesia jika
tidak segera ditangani. Timbulnya masalah
persampahan dewasa ini,
tidak lepas dari
perilaku warga masyarakat
sebagai penimbul sampah. Fakta
lapangan menunjukkan bahwa
masih banyak warga
masyarakat yang membuang sampah
sembarangan, padahal tempat-tempat
sampah telah tersedia.
Di berbagai tempat sarana
kebersihan yang disediakan
pemerintah, banyak yang
belum mendapatkan perhatian
dan pemeliharaan masyarakat (Departemen
Pekerjaan Umum, 1990).
Permasalahan di atas
juga dihadapi oleh penduduk
kota Jakarta terutama
permasalahan pengelolaan sampah
di lingkungan pemukiman. Masalah ini muncul sebagai akibat
dari berbagai faktor, antara lain kurangnya disiplin, pengertian, dan
kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan (Mertodiningrat, 1978;
International Environmental
Planning Center, 1995).
Kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan harus diawali dari
kesadaran keluarga serta
peran pemerintah difokuskan untuk mendorong masyarakat secara persuasif, bukan
paksaan. Peran pemerintah
difokuskan untuk
menginformasikan kerugian dari
buruknya kualitas kebersihan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah
dan mempromosikan manfaat-manfaat yang
diperoleh dengan kondisi
lingkungan yang bauk,
sehingga dapat mengubah persepsi
masyarakat terhadap lingkungan. Perlu juga dilakukan sosialisasi secara
terus menerus, sehingga dapat membentuk persepsi dan perilaku yang positif
dalam masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan.
Persepsi dapat
mempengaruhi perilaku orang-orang yang berkenaan dengan sampah. Persepsi adalah
cara seseorang memandang dan menafsirkan suatu situasi atau objek. Persepsi
seseorang terhadap sampah dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam mengelola
sampah. Jika seseorang memiliki persepsi yang negatif terhadap sampah, mereka
mungkin tidak peduli dengan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan
membuang sampah sembarangan. Sebaliknya, jika seseorang memiliki persepsi yang
positif terhadap sampah, mereka mungkin lebih cenderung untuk memilah sampah
dan mengelolanya dengan baik.
Selain itu, persepsi juga
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti budaya, lingkungan, dan
pengalaman masa lalu. Sebagai contoh, di beberapa budaya, membuang sampah
sembarangan dianggap sebagai hal yang biasa, sehingga orang-orang dalam budaya
tersebut mungkin memiliki persepsi yang berbeda terhadap sampah dibandingkan
dengan orang-orang dalam budaya lain. Untuk
mengubah perilaku orang-orang terkait sampah, perlu dilakukan pendekatan yang
holistik dan melibatkan banyak faktor, seperti edukasi, kampanye, dan perubahan
kebijakan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan menerapkan perilaku 3R (Reduce,
Reuse, Recycle), diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang tidak terkelola
secara ramah lingkungan dan mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat sampah
seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Masalah-masalah yang
menyebabkan sampah tidak bisa diatasi di Indonesia masih menjadi permasalahan
yang kompleks. Berikut adalah beberapa masalah yang menjadi penyebab sampah
tidak bisa diatasi:
- Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Hal ini menyebabkan masyarakat masih membuang sampah sembarangan dan tidak memilah sampah dengan benar.
- Kurangnya infrastruktur dan fasilitas
pengelolaan sampah yang memadai. Hal ini menyebabkan sampah tidak terkelola
dengan baik dan menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran udara dan air.
- Kurangnya dukungan dari pemerintah dan
swasta dalam bentuk kebijakan dan investasi untuk pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan. Hal ini menyebabkan pengelolaan sampah masih terbatas dan tidak
optimal.
- Adanya kebiasaan masyarakat dalam membakar
sampah, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan polusi
udara.
- Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang pengelolaan sampah terhadap perilaku membuang sampah rumah tangga
Masyarakat sadar lingkungan adalah masyarakat yang sadar dan peka terhadap lingkungan hidup, memahami permasalahan lingkungan hidup, berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup, dan mempunyai kemampuan mengatasi permasalahan lingkungan hidup.Ketergantungan masyarakat terhadap sampah cenderung menurun karena rendahnya pendapatan dari sampah yang juga tidak signifikan.Keyakinan bahwa sampah tidak ada nilainya dan kurangnya manfaat yang dihasilkan juga membuat ketergantungan terhadap sampah tetap rendah.Kesadaran masyarakat akan tinggi jika mereka yakin mereka mengambil keuntungan dan sangat bergantung pada sampah. Masyarakat kurang peduli terhadap dampak sampah jika tidak dikelola dengan baik. Kesadaran masyarakat
Daftar Pustaka
Nurdjaman, O. 1993. Pengelolaan Sampah Padat Kota Melalui KawasanIndustri
Sampah (KIS).Bandung: Lembaga Penelitian ITB.
Mertodiningrat, S. 1978. Pengendalian Pencemaran
Air oleh Air
Buangan Rumah Tangga
dan Sampah. Makalah disajikan
dalam Seminar Pengendalian Pencemaran
Air, Direktorat Penyelidikan
Masalah Air, Bandung, 13 s/d 18 Desember.
Ardiyanto Dwi, 2015. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan dan Masyarakat.
Jurnal.
Muhadjir. 2016. Analisis Situasi. Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta dan
Kebijakan. Penanggulangannnya. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Tansatrisna, D. (2014). Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah rumah tangga.
0 komentar:
Posting Komentar