Minggu, 16 April 2023

Essay 2 Review Film Youtube : FRONT OF THE CLASS

FRONT OF THE CLASS

ADI SETIYANTO (22310410004)
Dosen Pengampu: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




Topik

Keadilan Sosial

Sumber

Youtube : Movies Hub. 27 Maret 2023. Front Of The Class. 01:23:54  https://www.youtube.com/watch?v=O3jcnDE3J2k

Ringkasan

Front of the Class adalah film Amerika yang disutradarai oleh Peter Werner. Film ini berdurasi 1 jam 38 menit dan dirilis pada tanggal 7 Desember 2008. Film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang Brad Cohenn yang merupakan penderita Tourette Syndrome. Sindrom Tourette adalah kelainan yang menyebabkan penderita tiba-tiba melakukan gerakan atau ucapan berulang yang tidak disengaja dan tidak terkendali.

 

        Cerita ini bermula ketika Brad Cohen kecil sering diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya karena penyakitnya dan selain itu Brad juga tidak memiliki teman. Bahkan gurunya sering memarahi Brad karena menganggap Brad telah mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Ini karena Brad membuat suara-suara aneh dengan gerakan kepala dan kaki yang mengganggu. Guru dan teman menganggap Brad sengaja melakukannya, padahal perilaku yang dilakukannya di luar akal sehatnya seperti bersin atau gatal yang tak tertahankan. Perilaku ini membuat guru Brad melapor ke kepala sekolah dan pihak sekolah menelepon orang tuanya tentang perilaku Brad selama di sekolah. Awalnya kepala sekolah menganggap Brad aneh dan setelah ibu Brad menjelaskan bahwa kepala sekolah memahami penyakit Brad.

 

          Selain itu, ibu Brad memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Brad. Sebelum mengetahui penyakit yang diderita anaknya, ibu Brad selalu bekerja keras untuk meneliti penyakit apa yang diderita anaknya. Namun selain itu, ayah Brad tidak tahan dengan perilaku putranya dan memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan anak-anaknya.

 

         Selama orkestra di sekolahnya, kepala sekolah mengundang Brad untuk datang. Namun Brad menolak karena takut mengganggu acara tersebut. Dengan tatapan tajam kepala sekolah menyuruh Brad untuk datang ke acara tersebut dan akhirnya Brad pun datang. Dan benar saja di acara tersebut Brad mengeluarkan suara dan melakukan gerakan-gerakan aneh yang membuat kesal semua orang di acara itu. Ketika menginjak usia dewasa, Brad memutuskan untuk menjadi seorang guru. Brad mulai mengirimkan lamaran ke beberapa sekolah. Namun tidak semudah itu bagi Brad untuk diterima sebagai guru. Brad selalu gagal melamar pekerjaan karena Sindrom Tourette-nya bisa membuat siswa dan guru lain tidak menyukainya. Dengan tekad yang kuat Brad tidak menyerah dan terus mengajukan lamaran kerja ke hampir semua sekolah di wilayah tempat tinggal Brad.

Hal ini pun mendorong Brad untuk lebih dulu membuka sekolah yang akan ia usulkan terkait Tourette Syndrome yang ia derita. Dengan dorongan dari ibunya, adiknya Jeffrey, dan pacarnya Nancy, akhirnya sebuah sekolah bersedia menerima Brad sebagai guru dan bersedia mewawancarainya. Pihak sekolah bersedia mewawancarai Brad dengan melibatkan seluruh staf guru di sekolah tersebut. Menurut Brad, ini adalah sesi wawancara terbaik baginya karena baginya pihak sekolah sangat menghargai sesi wawancara dengan mendengarkan penjelasan Brad dengan kagum dan antusias. Dan akhirnya Brad diterima menjadi guru di sekolah tersebut. Brad sangat totalitas dalam mengajar, metode unik yang dia ajarkan kepada muridnya membuat dia disukai oleh muridnya.

 

            Brad bertemu Nancy di situs kencan online. Setelah berkencan dengannya selama beberapa waktu, Brad mengundangnya untuk Thanksgiving kembali ke rumah Ellen, di mana Brad memberi tahu Nancy bahwa dia mencintainya, dan perasaan itu dibalas. Brad menceritakan kepada Ellen kekhawatirannya bahwa Nancy akan muak dengan tics-nya, tetapi dia meyakinkannya bahwa Brad tidak boleh membiarkan Sindrom Tourette-nya menghalangi.

 

            Di hari pertamanya, Brad menjelaskan Sindrom Tourette-nya kepada para siswa. Brad membantu Thomas membaca dan memberi kesan pada Heather, seorang gadis penderita kanker stadium akhir. Brad juga berhasil mengajar murid-muridnya pelajaran Geografi dengan cara yang disukainya. Bahkan para siswa tidak sabar menunggu hari esok, belajar, bermain dan bersenang-senang dengan guru yang sangat mereka cintai ini. Tapi ayah siswa lain menariknya keluar dari kelas Brad karena dia takut Brad akan mengalihkan perhatiannya. Karena berhasil menjadi guru yang sangat luar biasa, Brad dinobatkan sebagai guru terbaik. Pada penyerahan penghargaan tersebut Brad menceritakan bagaimana dirinya berjuang melawan Sindrom Tourette yang dideritanya. Bagi orang lain Sindrom Tourette mungkin merupakan nasib buruk untuk diterima, tetapi bagi Brad Cohen penyakit itulah yang dapat menjadikannya guru terbaik. Film “Front of the Class” sangat menginspirasi, layak ditonton, khususnya bagi para guru dan siswa.

Menurut saya topik yang terkandung dalam film tersebut adalah keadilan sosial. Sejak kecil Brad tidak mendapatkan keadilan dari orang-orang disekitarnya karena Tourette Syndrome, sehingga ia tidak memiliki teman. Bahkan gurunya sering mengira bahwa Brad melakukannya dengan sengaja, padahal itu dari Sindrom Tourette-nya. Brad juga pernah dimarahi oleh ayahnya sendiri karena menurutnya Brad juga sengaja melakukan itu. Dan pada akhirnya ayahnya muak dan memilih untuk bercerai dan meninggalkan anak-anaknya. Saat di sekolah, Brad sering ditelepon kepala sekolah karena sering mendapat keluhan dari guru tentang kelakuan aneh Brad. Tapi, pada akhirnya, kepala sekolah, guru, dan teman-temannya bisa mentolerir penyakit Brad.

 

            Tidak hanya di sekolah, ketika Brad melamar menjadi guru di beberapa sekolah ia sering ditolak pihak sekolah karena bisa menimbulkan masalah saat mengajar, padahal Brad adalah orang yang cerdas. Namun tetap saja karena penyakitnya, Brad berkali-kali gagal saat melamar pekerjaan. Brad selalu mendapat dukungan dari ibu, adik, dan pacarnya, yang membuatnya tetap semangat untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang guru. Hingga suatu saat Brad melamar ke hampir semua sekolah di daerah tempat tinggalnya, dan awalnya ia akan memberitahukan penyakitnya agar pihak sekolah bisa mengerti dan ternyata hasilnya masih karena saat sesi wawancara Brad tidak bisa mengontrol penyakitnya . Padahal dia hanya ingin dianggap sama oleh orang normal lainnya, tapi karena penyakitnya membuat Brad sulit mendapatkan pekerjaan. Dan akhirnya dia mendapatkan pekerjaannya di sebuah sekolah yang membuat semua pihak sekolah kagum dan antusias dengan penjelasan Brad saat wawancara..

Permasalahan

Tidak adanya keadilan untuk seseorang yang mempunyai penyakit syndrom dan kurangnya apresiasi masyarakat kepada seorang pengidap syndrom.

Opini Saya

-          Saya berpendapat untuk memberikan hak yang sama bagi pengidap syndrom, dan orang normal.

-          Adanya fasilitas khusus atau pelatihan khusus bagi pengidap syndrom.

-          Perlunya Apresiasi masyarakat kepada pengidap syndrom untuk tetap semangat dalam menjalani hidupnya

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar