Rosita
Permatahati (20310410075)
Program
Studi Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Hubungan kesejahteraan, Psikologis, Kesepian,
Mahasiswa |
Sumber |
Pramitha, Raissa dan Astuti, Yulianti Dwi.
(2021). Hubungan kesejahteraan psikologis dengan kesepian pada mahasiswa
rantau di Yogyakarta. Jurnal Sosial dan
teknoogi, 1 (10). Oktober: 1.179-1.186. |
Permasalahan |
Pendidikan yang belum merata menuntut mahasiswa
harus merantau ke tempat pendidikan yang dituju. Mahasiswa yang datang dari
luar daerah ke tempat baru sebagai perantau untuk menempuh pendidikan biasanya memiliki
permasalahan-permasalahan yang akan muncul. Mahasiswa perantau dituntut untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan baru dan perubahan kondisi yang ada. Adanya berbagai tuntutan
untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dapat menjadi
sumber stress bagi mahasiswa perantau. Stress yang berkepanjangan dapat
menimbulkan perasaan kesepian karena berpisah dengan orang tua saudara,
teman, sahabat, juga timbulnya perasaan terkucil dari teman-teman yang baru karena
takut terdapat bedanya strata ekonomi. |
Tujuan Penelitian |
Mengetahui hubungan antara kesejahteraan
psikologis dan kesepian. |
Isi |
Mahasiswa yang telah memasuki universitas juga
memiliki tingkat kesepian yang tinggi, hal tersebut disebabkan karena remaja
akhir menuju dewasa awal banyak mengalami transisi sosial seperti tinggal seorang
diri, meninggalkan rumah, memasuki masa kuliah maupun maupun dunia kerja. 60% dari 30 mahasiswa perantau asal Bangka yang
berusia 18-21 tahun mengalami kesepian dalam kategori tinggi. Kesepian adalah
ketidaknyamanan psikologis yang individu rasakan ketika hubungan sosial
individu mengalami kekurangan dalam beberapa aspek penting. Seperti hubungan
yang tidak menyenangkan atau memuaskan, yang menekankan pada kualitas pertemanan. Hasil wawancara menunjukkan perantau G ketika
pertama kali masuk kuliah sering menangis karena berpisah dengan keluarga dan
sahabat, sering homesick, dan kesulitan mendapat teman karena perbedaan
budaya sehingga ia menarik diri dan merasa kesepian. Sedangkan perantau P
mengalami kesepian selama kuliah karena tidak punta teman, tidak tau minta
tolong kepada siapa ketika ingin meminta tolong, dan sempat ingin berhenti
kuliah. Perantau H memiliki beberapa teman tetapi ia sering diabaikan
sehingga membuat H menutup diri dan merasakan kesepian. penyebab kesepian yaitu memilih faktor kekurangan
dalam hubungan yang dimiliki seseorang yaitu hubungan seseorang
yang tidak adekuat menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang
dimiliki. Faktor kekurangan dalam hubungan yang dimiliki seseorang yang
dimaksud adalah menuju ke kesejahteraan psikologis. Individu dapat dikatakan sejahtera ketika individu
tersebut dapat menerima kehidupan sekarang, memiliki hubungan yang positif
dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan, mampu menentukan
arah dan tujuan hidup serta merasakan arti dalam hidup pada masa kini dan
masa lalu, kemampuan untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang terus
secara berkelanjutan, serta mampu memiliki dan menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan kondisi fisik diri individu. Aspek-aspek kesejahteraan psikologis adalah self-acceptance
atau sikap penerimaan diri yang positif, personal growth atau mengalami pengembangan
diri dalam hidup, purpose in life yaitu memiliki tujuan hidup yang jelas, environmental
mastery yaitu kemampuan dalam mengatur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan,
kemandirian dan positive relationship with others yaitu kemampuan dalam membangun
hubungan yang positif dengan orang lain. |
Metode |
Subjeknya mahasiswa yang merantau di Yogyakarta,
berusia 18-24 ahun dan tidak tinggal bersama keluarga yang berarti subjek
dalam kondisi tinggal sendirian seperti di kos atau kontrakan. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu
skala kesepian dan skala kesejahteraan psikologis. Skala kesepian menggunakan
skala UCLA loneliness (versi 3) adapun aspek-aspek yang terdapat dalam skala
ini yaitu aspek kepribadian, aspek keinginan sosial dan aspek depresi. Skala
kesejahteraan psikologi disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan
yaitu aspek penerimaan diri, hubungan positif, kemandirian, tujuan hidup,
penguasaan lingkungan dan pengembangan pribadi. Metode yang digunakan yaitu analisis korelasi,
yaitu untuk mengetahui hubungan kesejahteraan psikologis dengan kesepian pada
mahasiswa yang merantau di Yogyakarta. Analisis data dilakukan menggunakan
program SPSS. |
Hasil |
Berdasarkan hasil uji korelasi, kesejahteraan
psikologis diketahui memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan kesepian.
Semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada mahasiswa merantau maka kesepian
yang dirasakan pada mahasiswa merantau akan rendah. Sebaliknya, semakin
rendah kesejahteraan psikologis pada mahasiswa merantau maka tingkat kesepian
pada mahasiswa merantau tinggi. Hal ini membuktikan bahwa kesejahteraan
psikologis dapat membuat mahasiswa terhindar dari rasa kesepian. Menurut aspek hubungan positif memiliki korelasi
yang paling tinggi dengan kesepian yaitu dengan nilai korelasi r = -0,678 dan
p = 0,00. hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kedua
variabel. Aspek lainnya adalah aspek penerimaan diri menunjukkan hubungan
yang negative dengan kesepian yaitu nilai r = -0,554 dengan p = 0,00. Penerimaan
diri merupakan sikap individu dalam menunjukkan perasaan yang mampu menerima
dan bahagia atas kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri individu. aspek penguasaan lingkungan menunjukkan hubungan
yang negate dengan kesepian terbesar ketiga dengan nilai r = -0,550 dan p =
0,00. Individu yang memiliki penguasaan lingkungan yang baik akan dapat
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan dirinya untuk mencapai suatu tujuan.
Aspek kemandirian memiliki hubungan negatif dengan
kesepian dengan r = -0,480 dan p = 0,00. Individu yang memiliki motivasi
intrisik dan ekstrinsik dalam kemandirian yang baik maka individu akan
memiliki kesehatan psikologis yang baik. Aspek pengembangan pribadi memiliki
hubungan negatif dengan kesepian r = -0,359 dengan p = 0,00. individu yang
memiliki pengembangan pribadi artinya sadar dengan perubahan dalam dirinya
dan akan dapat merespon positif serta terbuka pada perubahan lingkungan yang
terjadi, hal ini dapat membuat individu dapat bertumbuh. Jadi, terdapat hubungan negative antara
kesejahteraan psikologis dengan
kesepian pada mahasiswa yang merantau di Yogyakarta. (r = -0.655 dan p <
0.05) sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. |
Diskusi |
Kesejahteraan psikologis yang dimiliki mahasiswa
dapat menjadi salah satu cara dalam mencegah dampak buruk dari kesepian yang
tinggi, karena selain menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar yang memiliki
tuntutan dalam kuliah, mahasiswa juga diharapkan dapat menajalani kehidupan
dengan memaksimalkan fungsi potensi. Hal tersebut sangat penting bagi
mahasiswa memiliki kesejahteraan psikologis yang baik agar terhindar dari
dampak buruk dari kesejahteraan psikologis yang rendah yaitu salah satunya
mengalami kesepian. |
0 komentar:
Posting Komentar