Selasa, 18 April 2023

Meringkas Jurnal 3

 

Rosita Permatahati (20310410075)

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Topik

Hubungan kesejahteraan, Psikologis, Kesepian, Mahasiswa

 

Sumber

Pramitha, Raissa dan Astuti, Yulianti Dwi. (2021). Hubungan kesejahteraan psikologis dengan kesepian pada mahasiswa rantau di Yogyakarta. Jurnal Sosial dan teknoogi, 1 (10). Oktober: 1.179-1.186.

 

Permasalahan

Pendidikan yang belum merata menuntut mahasiswa harus merantau ke tempat pendidikan yang dituju. Mahasiswa yang datang dari luar daerah ke tempat baru sebagai perantau untuk

menempuh pendidikan biasanya memiliki permasalahan-permasalahan yang akan muncul. Mahasiswa perantau dituntut

untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru dan perubahan kondisi yang ada. Adanya berbagai tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dapat menjadi sumber stress bagi mahasiswa perantau. Stress yang berkepanjangan dapat menimbulkan perasaan kesepian karena berpisah dengan orang tua saudara, teman, sahabat, juga timbulnya perasaan terkucil dari teman-teman yang baru karena takut terdapat bedanya strata ekonomi.

 

 

Tujuan Penelitian

Mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis dan kesepian.

 

Isi

Mahasiswa yang telah memasuki universitas juga memiliki tingkat kesepian yang tinggi, hal tersebut disebabkan karena remaja akhir menuju dewasa awal banyak mengalami transisi sosial seperti tinggal seorang diri, meninggalkan rumah, memasuki masa kuliah maupun maupun dunia kerja.

 

60% dari 30 mahasiswa perantau asal Bangka yang berusia 18-21 tahun mengalami kesepian dalam kategori tinggi. Kesepian adalah ketidaknyamanan psikologis yang individu rasakan ketika hubungan sosial individu mengalami kekurangan dalam beberapa aspek penting. Seperti hubungan yang tidak menyenangkan atau memuaskan, yang menekankan pada kualitas pertemanan.

 

Hasil wawancara menunjukkan perantau G ketika pertama kali masuk kuliah sering menangis karena berpisah dengan keluarga dan sahabat, sering homesick, dan kesulitan mendapat teman karena perbedaan budaya sehingga ia menarik diri dan merasa kesepian. Sedangkan perantau P mengalami kesepian selama kuliah karena tidak punta teman, tidak tau minta tolong kepada siapa ketika ingin meminta tolong, dan sempat ingin berhenti kuliah. Perantau H memiliki beberapa teman tetapi ia sering diabaikan sehingga membuat H menutup diri dan merasakan kesepian.

 

penyebab kesepian yaitu memilih faktor kekurangan dalam hubungan

yang dimiliki seseorang yaitu hubungan seseorang yang tidak adekuat menyebabkan seseorang tidak puas akan hubungan yang dimiliki. Faktor kekurangan dalam hubungan yang dimiliki seseorang yang dimaksud adalah menuju ke kesejahteraan psikologis.

 

Individu dapat dikatakan sejahtera ketika individu tersebut dapat menerima kehidupan sekarang, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk menghadapi tekanan, mampu menentukan arah dan tujuan hidup serta merasakan arti dalam hidup pada masa kini dan masa lalu, kemampuan untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkembang terus secara berkelanjutan, serta mampu memiliki dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik diri individu.

 

Aspek-aspek kesejahteraan psikologis adalah self-acceptance atau sikap penerimaan diri yang positif, personal growth atau mengalami pengembangan diri dalam hidup, purpose in life yaitu memiliki tujuan hidup yang jelas, environmental mastery yaitu kemampuan dalam mengatur dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, kemandirian dan positive relationship with others yaitu kemampuan dalam membangun hubungan yang positif dengan orang lain.

 

Metode

Subjeknya mahasiswa yang merantau di Yogyakarta, berusia 18-24 ahun dan tidak tinggal bersama keluarga yang berarti subjek dalam kondisi tinggal sendirian seperti di kos atau kontrakan.

 

Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu skala kesepian dan skala kesejahteraan psikologis. Skala kesepian menggunakan skala UCLA loneliness (versi 3) adapun aspek-aspek yang terdapat dalam skala ini yaitu aspek kepribadian, aspek keinginan sosial dan aspek depresi. Skala kesejahteraan psikologi disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan yaitu aspek penerimaan diri, hubungan positif, kemandirian, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pengembangan pribadi.

 

Metode yang digunakan yaitu analisis korelasi, yaitu untuk mengetahui hubungan kesejahteraan psikologis dengan kesepian pada mahasiswa yang merantau di Yogyakarta. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS.

 

Hasil

Berdasarkan hasil uji korelasi, kesejahteraan psikologis diketahui memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan kesepian. Semakin tinggi kesejahteraan psikologis pada mahasiswa merantau maka kesepian yang dirasakan pada mahasiswa merantau akan rendah. Sebaliknya, semakin rendah kesejahteraan psikologis pada mahasiswa merantau maka tingkat kesepian pada mahasiswa merantau tinggi. Hal ini membuktikan bahwa kesejahteraan psikologis dapat membuat mahasiswa terhindar dari rasa kesepian.

 

Menurut aspek hubungan positif memiliki korelasi yang paling tinggi dengan kesepian yaitu dengan nilai korelasi r = -0,678 dan p = 0,00. hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kedua variabel. Aspek lainnya adalah aspek penerimaan diri menunjukkan hubungan yang negative dengan kesepian yaitu nilai r = -0,554 dengan p = 0,00. Penerimaan diri merupakan sikap individu dalam menunjukkan perasaan yang mampu menerima dan bahagia atas kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri individu.

 

aspek penguasaan lingkungan menunjukkan hubungan yang negate dengan kesepian terbesar ketiga dengan nilai r = -0,550 dan p = 0,00. Individu yang memiliki penguasaan lingkungan yang baik akan dapat menciptakan lingkungan yang sesuai dengan dirinya untuk mencapai suatu tujuan.

 

Aspek kemandirian memiliki hubungan negatif dengan kesepian dengan r = -0,480 dan p = 0,00. Individu yang memiliki motivasi intrisik dan ekstrinsik dalam kemandirian yang baik maka individu akan memiliki kesehatan psikologis yang baik. Aspek pengembangan pribadi memiliki hubungan negatif dengan kesepian r = -0,359 dengan p = 0,00. individu yang memiliki pengembangan pribadi artinya sadar dengan perubahan dalam dirinya dan akan dapat merespon positif serta terbuka pada perubahan lingkungan yang terjadi, hal ini dapat membuat individu dapat bertumbuh.

 

Jadi, terdapat hubungan negative antara kesejahteraan psikologis  dengan kesepian pada mahasiswa yang merantau di Yogyakarta. (r = -0.655 dan p < 0.05) sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

 

Diskusi

Kesejahteraan psikologis yang dimiliki mahasiswa dapat menjadi salah satu cara dalam mencegah dampak buruk dari kesepian yang tinggi, karena selain menjalani kehidupan sebagai seorang pelajar yang memiliki tuntutan dalam kuliah, mahasiswa juga diharapkan dapat menajalani kehidupan dengan memaksimalkan fungsi potensi. Hal tersebut sangat penting bagi mahasiswa memiliki kesejahteraan psikologis yang baik agar terhindar dari dampak buruk dari kesejahteraan psikologis yang rendah yaitu salah satunya mengalami kesepian.

 


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar