MOTIVASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR DENGAN KECEMASAN MENDAPATKAN PEKERJAAN
Nurul Khikmah
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik |
Motivasi , kecemasan ,mahasiswa,penelitian
kuantitatif |
Sumber |
Yuniarto, A. (2017). Hubungan rencana karir dengan
motivasi menyelesaikan studi pada mahasiswa S1 bimbingan konseling. Indonesia
Journal of Guidance and Counseling, 6(2), 2252-6374. |
Permasalahan |
- Kecemasan mendapatkan pekerjaan merupakan respon
terhadap situasi tertentu yang ditandai dengan perasaan yang tidak
menyenangkan karena banyaknya persaingan jurusan untuk mendapatkan pekerjaan. - Mendapatkan pekerjaan selalu dihadapkan pada persaingan, dan tidak jarang pula dunia kerja menghendaki calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang diharapkan misalnya, memiliki pengalaman kerja, menguasai bahasa asing, menguasai teknologi, serta kecakapan-kecakapan lain, sehingga hal- hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa. |
Tujuan Penelitian |
Untuk melihat hubungan antara motivasi menyelesaikan
studi dengan kecemasan mendapatkan pekerjaan pada mahasiswa tingkat akhir
Jurusan Antropologi Universitas Halu Oleo. |
Isi |
- Mahasiswa
masuk perguruan tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dengan bidang yang diinginkan. Mahasiswa berharap dengan bekal yang telah
didapatkan saat kuliah, setelah lulus mendapatkan pekerjaan dengan mudah
sesuai dengan bidangnya. Kini pada kenyataannya, mendapatkan pekerjaan bukan
suatu hal yang mudah, apalagi jika kriteria pekerjaan yang akan dipilih
adalah pekerjaan yang dicita- citakan baik bagi individu maupun keluarga. - Mahasiswa
berada pada perkembangan masa dewasa awal, salah satu tahap perkembangan pada
masa dewasa awal adalah telah merencanakan karir, namun sebagai mahasiswa
menyelesaikan studi merupakan tahap yang harus dilewati. (Yuniarto, 2017).
Sama halnya yang diutarakan oleh Nugroho & Karyono (2015) paling diakui
sebagai tanda yang paling memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang mereka impikan. - Mendapatkan
pekerjaan selalu dihadapkan pada persaingan, dan tidak jarang pula dunia
kerja menghendaki calon tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang
diharapkan misalnya, memiliki pengalaman kerja, menguasai bahasa asing,
menguasai teknologi, serta kecakapan-kecakapan lain, sehingga hal- hal tersebut
dapat menimbulkan kecemasan pada mahasiswa. Menurut Tohill & Holyoak
(dalam Das, Halder, & Mishra, 2014) kecemasan adalah sesuatu yang hampir
menimpa setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya seperti menimpa
kecemasan dalam bidang akademis. Sedangkan menurut Huberty (dalam Hooda &
Saini, 2017) kecemasan juga merupakan reaksi normal terhadap situasi yang
sangat menekan kehidupan seseorang dalam hal dunia kerja. |
Metode |
- Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian
korelasional. Identifikasi variabel dalam penelitian ini adalah variabel
terikat (Y) kecemasan mendapatkan pekerjaan dan variabel bebas (X) motivasi
menyelesaikan studi. -Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir di jurusan
Antropologi yang berjumlah 60 orang dari angkatan 2014-2016 jenis kelamin
laki-laki dan perempuan umur 21-26 tahun. -. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian
kuantitatif.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian korelasional. Identifikasi variabel dalam
penelitian ini adalah variabel terikat (Y) kecemasan mendapatkan pekerjaan
dan variabel bebas (X) motivasi menyelesaikan studi. Populasi dalam
penelitian ini ialah mahasiswa Jurusan Antropologi Universitas Halu Oleo
dengan total populasi sebanyak 151 mahasiswa yang terdiri dari angkatan
2014-2016. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
penarikan sampel acak terlapis (Stratified Random Sampling) sehingga ditemukan
sampel sebanyak 60 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan Academic
Motivation Scale (AMS) untuk mengukur motivasi menyelesaikan studi skala dari
Natalya & Purwanto (2018). |
Hasil |
- Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data
penelitian terdistribusi normal dapat dikatakan mewakili keadaan populasi
yang sebenarnya, yang artinya hasil penelitian dapat digeneralisasi pada
populasi tersebut. Uji normalitas penelitian ini menggunakan teknik analisis
Kolmogrov- Smirnov, yang dimana taraf signifikansi (ρ) lebih besar dari 0,05
(ρ > 0,05) maka data terdistribusi normal. - Uji hipotesis ini dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik parametrik dengan teknik korelasi Pearson
Product Moment, hal ini dikarenakan terpenuhinya kedua uji asumsi yaitu data
yang diperoleh telah terdistribusi normal dan linear. Jika nilai signifikansi
yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p ≥ 0,05), maka hipotesis ditolak.
Sebaliknya jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p ≤
0,05), maka hipotesis diterima. - Hasil analisis data diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,191 dengan nilai signifikansi 0,144. Nilai ini lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi menyelesaikan studi dan kecemasan mendapatkan pekerjaan. |
Diskusi |
- Menentukan pengkategorisasian antara dua
variabel yang diteliti, hasilya ditemukan bahwa mahasiswa Jurusan Antropologi
di Universitas Halu Oleo tingkat kecemasan mendapatkan pekerjaan berada pada
kategori sedang, sehingga kecemasan mendapatkan pekerjaan pada mahasiswa
tersebut berada dalam kondisi normal. - Melakukan survey mengenai pekerjaan para
sarjana yang sesuai dengan jurusannya, ditemukan bahwa sebanyak 63% sarjana
di Indonesia bekerja tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka tekuni
pada saat di bangku perkuliahan, sehingga membuat mahasiswa menjadi tidak
cemas dalam memikirkan peluang kerja mereka kedepannya, hal ini memperkuat
hasil penelitian akan munculnya rasa tidak cemas mahasiswa Jurusan
Antropologi dalam mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya. |
0 komentar:
Posting Komentar