UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Nama : Muhammad Arba’an
Nim : 21310410199
Kelas : SJ
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Sebagai kota pariwisata ternyata masih menghadapi fenomena
sampah yang makin lama makin rumit. Solusi yang bersifat jangka panjang segera
dibutuhkan untuk mengatasi masalah sampah yang mulai menggangu masyarakat. Ada
banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menghasilkan solusi pengelolaan
sampah dalam jangka panjang ini.
Kota Yogyakarta akhir-akhir ini menunjukkan fenomena
yang tidak menarik. Sampah yang berserakan di jalan, lokasi tempat pembuangan
sampah sementara yang tertutup bagi warga, tulisan dilarang membuang sampah
namun justru ditempat itu terdapat banyak sampah, adalah pemandangan yang
banyak ditemui sepanjang jalan di Kota Yogyakarta. Secara singkat kita dapat
mengatakan ada masalah pengelolaan sampah yang “sangat parah” di Kota
Yogyakarta, secara khusus dan di Provinsi DIY secara umum.
Sebagai kota pariwisata, masalah ini merupakan masalah
yang berdampak buruk bagi kota pariwisata. Namun demikian, bagaimana kita dapat
memahami masalah ini dapat dibantu oleh studi terdahulu terkait dengan
pengelolaan sampah. Pemahaman yang luas, akan membantu setiap pihak untuk dapat
mengambil peran yang tepat. Khususnya pemerintah, yang paling banyak disorot
atas masalah sampah ini.
Dari masalah ini dapat dipahami bahwa,
perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan dimungkinkan juga karena
kurangnya infrasturktur dan akses masyarakat terhadap kebersihan sampah.
Masalah ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk program yang nyata dalam
upaya pencegahan dan pembersihan sampah yang lebih efektif, untuk mempromosikan
lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Faktor biaya layanan juga merupakan
hal yang dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan sampah. Retribusi sampah
seharusnya merupakan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
layanan atau infrastruktur pengelolaan sampah. Namun demikian, dimungkinkan
bahwa persepsi tentang "kelayakan" pengumpulan sampah dan layanan
pembersihan tidak semata-mata ditentukan oleh biaya layanan.
Dari
tanggapan dari hal tersebut ada dua persepsi yang berbeda atau dua paradoks
yang berbeda pula. Ketika kita lihat dari hal ini kitab isa lihat bagaimana
permasalahan pemerintah dalam penanggulanan sampah sangat kurang baik dengan
tidak di imbangi dengan sosialisasi yang baik sehingga ketika kita melihat dari
sudut pandang atau persepsi yang baik maka apa yang dilakukan masyarakat juga
sebagai teguran bagi pemerintah, namun jika kita lihat dari faktor lingkungan,
maka kitab isa pahami sesuatu yang buruk bagi Kesehatan.
Dari pandangan
terhadap persepsi yang terjadi dalam pengolahan sampah kali ini tidak
sepenuhnya masyarakat salah dan tidak di benarkan juga dengan melakukan
pembakaran sampah. Namun pemerintah juga harus andil dalam hal ini.
Referensi :
Harjanti I, Anggraini P. Pengelolaan sampah di tempat
pembuangan akhir (tpa) jatibarang, kota semarang. 2020;17(2):185–97.
0 komentar:
Posting Komentar