Jumat, 06 Januari 2023

FITNESS SEBAGAI PENUNJANG FISIK YANG PRIMA DALAM BEKERJA

 

Essay: Ujian Akhir Psikologi Inovasi

PSIKOLOGI INOVASI

ZEIN REZA LASMONO

20310410030

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A

Keluhan yang seringkali dialami oleh pekerja adalah suatu kondisi yang membuat fisiknya ketika dihadapkan pada perubahan yang tiba-tiba seperti karena cuaca, aktifitas yang melebihi dari biasanya, atau memang kondisinya sedang tidak fit. Persoalan-persoalan tersebut merupakan persoalan basic yang dapat berimbas pada hal besar. Ketika fisik tidak siap, tidak prima, maka segala aktivitas atau pekerjaan otomatis akan terhalang. Sedangkan, halangan tersebut sebenarnya bisa diantisipasi dan dimanage yang salah satunya adalah dengan focus meningkatkan kemampuan fisik melalui olahraga di pusat kebugaran/gym. Fitness adalah kegiatan olahraga pembentukan otot-otot tubuh/fisik yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh dan di lakukan menggunakan alat angkat beban yang di angkat sesuai kemampuan seseorang.

Latihan kebugaran jasmani atau pada umumnya sering disebut fitness ini saya lakukan sejak 2 tahun lalu, namun baru sekitar setengah tahun belakangan saya tertarik lebih dalam dan mempelajarinya melalui peningkatan frekuensi latihan dan sharing dengan orang lain. Saya merasakan manfaat atau nilai tambah yang signifikan dari kegiatan ini, mulai dari peningkatan kemampuan fisik ditunjukkan dari jumlah beban dan repetisi yang mampu saya angkat, hingga aplikasi di keseharian saya yang tidak mudah merasa pegal ketika beraktifitas intensitas tinggi secara mendadak atau tiba-tiba.

Saya memilih kegiatan olahraga ini sebagai pegangan saya dalam membina fisik dikarenakan bahwa Latihan kebugaran jasmani/fitness ini merupakan proses sistematis yang menggunakan stimulasi olahraga untuk meningkatkan atau menjaga kualitas fungsional tubuh, meliputi kualitas daya tahan jantung dan paru, kekuatan atau daya tahan otot, kelenturan dan komposisi tubuh (Faidillah, 2006). Saya juga melakukannya bisa dibilang sudah rutinitas dan mungkin telah menjadi gaya hidup saya, karena saya senang mengolah fisik saya. Saat seseorang mulai melakukan olahraga kebugaran lalu melakukannya kembali sehingga menjadi suatu rutinitas, salah satu alasannya menurut Perrin Ryan dkk, (1997:6) adalah karena seseorang tersebut merasa senang/mendapat kesenangan tersendiri dalam melakukannya. Strickland, (2004:15) menyatakan bahwa dalam penelitian menunjukkan seseorang yang berolahraga kebugaran merasa hidupnya lebih bahagia dari pada mereka yang tidak. Olahraga kebugaran dapat meningkatkan kesehatan psikologis, mengurangi tingkat kecemasan dan depresi serta meningkatkan mood seseorang Strickland, (2004:14).

Manfaat sebagai nilai tambah tersebut saya maknai sebagai suatu progress yang nyata atau terlihat. Dimana disamping saya terus melakukan kegiatan itu maka terdapat manfaat yang berkelanjutan yang tetap saya rasakan dalam hidup saya kedepannya. Pembinaan fisik di waktu muda sebagai sarana investasi untuk lebih sehat di masa tua, dengan menjaga kebugaran ini. Karena kegiatan ini sudah menjadi gaya hidup saya, setidaknya sejak 2 tahun lalu maka saya akan tetap melanjutkannya ke depan karena ini menjadi kegemaran saya. Karena fitness ini merupakan olahraga dengan yang dapat dilihat baik secara kualitas maupun kuantitas melalui suatu pola/program Latihan, maka itu dapat menjadi sebuah pegangan untuk kedepannya tetap diteruskan.

Apa yang saya lakukan tersebut tak lepas dari kemauan dan kesiapan diri saya menerima kegiatan tersebut, baik untuk saat ini maupun ke depannya, hal ini bisa disebut dengan readiness for change. Holt, dkk. menyatakan bahwa readiness for change (kesiapan individu untuk berubah) juga menggambarkan seberapa besar individu atau sekelompok individu cenderung menyetujui, menerima dan mengadopsi mengubah sementara sikap dan perilakunya agar sesuai dengan harapan perubahan. Holt, Armenakis, Harris, et al., (2007). Dalam konsep kesiapan diri tersebut terdapat 4 dimensi yang juga telah saya rasakan saat ini diantaranya Change-Efficacy (rasa percaya terhadap kemampuan diri) untuk melakukan progress latihan, Management Support (dukungan manajemen) dimana saya telah masuk dalam suatu komunitas umum, Appropriateness (ketepatan untuk melakukan perubahan) karena ini dapat menunjang pekerjaan saya saat ini, serta Personal Valence (Manfaat bagi individu) yang telah saya rasakan setelah saya aplikasikan dalam keseharian saya.

 

 

Daftar Pustaka

Andi Muttaqin, Ifwandi, Muhammad Jafar. (2016). MOTIVASI MEMBER FITNESS CENTER DALAM MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI (Studi Kasus Pada Member Wana Gym Banda Aceh Tahun 2015). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Vol. 2, No. 2, Hal. 100 – 113.

Dandy Rusly Pratama, Taufiq Hidayah, Henny Setyawati. (2020). PENGARUH MOTIVASI DAN KUALITAS LAYANAN PERSONAL TRAINER TEHADAP KEPUTUSAN MENJADI MEMBER FITNESS CENTER. Journal of Sport Sciences and Fitness. Vol.6, No.1. ISSN 2252-6528

Syifa Selviani, Lisa Widawati, Dinda Dwarawati. (2019). Studi Deskriptif Readiness for Change pada Karyawan Perusahaan Manufaktur di PT. “X” Bandung. Prosiding Psikologi. Volume 5, No. 2. ISSN: 2460-6448

0 komentar:

Posting Komentar