Bangkit dari Kegagalan Bukanlah Penderitaan
Essay Pengganti Kuliah Psikologi Inovasi
(Semester Ganjil 2022/2023)
Rifa Rufianti (20310410053)
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Banyak dari kita yang mendambakan kesuksesan dan benci dengan kegagalan. Karena pada dasarnya, kita berasumsi bahwa
kegagalan adalah penderitaan. Padahal kegagalan bukanlah suatu hal yang buruk. Dari
kegagalan kita bisa memahami bahwa kita harus selalu berjalan dan berproses. Hal
ini yang akan membuat kita hati-hati dan sebisa mungkin meminimalisir
kegagalan (Puspitasari, 2018). Dengan kegagalan yang pernah terjadi, kita akan
berusaha mempersiapkan diri, merencanakan, dan memiliki strategi untuk menjadi
lebih baik. Namun, banyak dari kita masih belum memiliki pemahaman yang
baik akan kegagalan itu. Justru kita memilih untuk terpuruk, sedih, kecewa, dan
berlarut dalam kegagalan itu. Permasalahan inilah yang membuat kita semakin
gagal kedepannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui dan memahami bagaimana
upaya bangkit dari kegagalan.
Adapun langkah-langkah kongkrit dalam kehidupan sehari-hari
untuk bangkit dari kegagalan yaitu sebagai berikut (Tresnani & Casmini,
2021):
1. Menerima Kegagalan
Kegagalan memanglah hal yang tidak menyenangkan.
Namun, bukan berarti kita selalu menolak dan menentang apabila kegagalan
terjadi pada diri kita. Hal pertama yang bisa kita lakukan yaitu menerimanya. Dengan
menerima kegagalan ini, akan lebih baik daripada menggerutu dan menolak. Menerima
kegagalan memang hal yang menyesakkan dada, tetapi bukan berarti akan memperburuk
keadaan.
2. Instropeksi Diri.
Dengan instropeksi kita menjadi paham bahwa kegagalan
itu terjadi karena ada suatu hal yang belum sempurna dari proses yang telah kita
jalani. Proses instropeksi diri ini, harus diawali dengan penerimaan diri bahwa
kita memang gagal dan harus segera bangkit dari kegagalan itu.
3. Merencanakan Strategi Kedepannya
Belajar dari kegagalan, kita bisa lebih memahami bahwa
akan ada langkah-langkah terbaik yang akan kita jalani kedepannya. Langkah itu
tidak akan mengantarkan kita pada kesuksesan jika kita masih ragu dan takut
akan kegagalan. Padahal kegagalan yang pernah terjadi bukan merupakan hal hina
yang selalu kita ratapi. Namun, sebagai langkah awal untuk menyiapkan langkah-langkah
terbaik selanjutnya.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kegagalan
merupakan langkah awal kita untuk memulai langkah-langkah terbaik selanjutnya. Dengan
menerima kegagalan, instropeksi diri, dan menyiapkan strategi terbaik untuk
langkah selanjutnya kita akan memahami bahwa konsep dari kegagalan yaitu sebuah
energi besar yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan selanjutnya. Namun,
jika ternyata pada hasil akhirnya kita justru menemui kegagalan lagi, maka
percayalah kegagalan itu menyertai kita karena kita dituntut untuk menyiapkan
langkah-langkah terbaik selanjutnya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Tiada hari
tanpa ujian. Entah itu sekadar menguji kesabaran atau kesulitan yang membuatmu dilanda
kebingungan. Itu berarti tidak ada lagi yang perlu ditanyakan. Intinya, Allah
sayang”. Dapat dipahami bahwa kegagalan bukanlah penderitaan. Dari kegagalan
kita akan belajar lebih dalam lagi dan melangkah lebih baik lagi. Tentu saja
dengan tujuan yang semakin matang kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Puspitasari, D. I. (2018). Berdamai
dengan Kegagalan: Beratus-ratus Kali Jatuh, Beribu-ribu Kali Bangkit. Anak
Hebat Indonesia.
Tresnani, L. D., & Casmini, C.
(2021). Penerimaan diri dari kegagalan akademik perempuan perfeksionisme. Al-Hikmah:
Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan, 18(2), 110-122.
0 komentar:
Posting Komentar