Memilih untuk Fight Agar Menjadi Orang yang Kuat dan Tangguh
Kuliah Pengganti
Psikologi Inovasi
(Semester Ganjil
2022/2023)
Dwi Ratri Octavianita
(20310410002)
Dosen Pengampu: Dr.,
Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dalam
kehidupan pasti kita selalu akan dihadapkan pada hal-hal yang tidak terduga.
Kita tidak akan tahu kapan kita mendapat musibah. Musibah datang tanpa melihat
apakah kita benar-benar siap atau tidak. Jika ditawarkan pun tidak ada orang
yang mau untuk mendapatkan musibah. Musibah yang datang tentunya membuat kita
berada pada situasi yang tidak mengenakkan.
Musibah
ialah suatu pengalaman tidak menyenangkan yang kita rasakan karena kita menilai
musibah sebagai hal yang merugikan (Zaharudin, 2014). Jika manusia terus dalam
kondisi yang tidak menyenangkan ini tentu akan berdampak pada kesehatan
mentalnya. Kesehatan mentalnya akan terganggu. Akibat dari kesehatan mental
yang terganggu, maka juga akan berdampak pada aktivitas sehari-hari. Orang yang
biasanya dapat melakukan banyak hal dalam kehidupan sehari-sehari bisa saja
menjadi orang yang murung dan enggan melakukan aktivitas. Namun, perlu diingat
bahwa kita selalu punya pilihan dalam hidup ini.
Permasalahannya
adalah apakah setiap orang mampu memilih pilihan yang tepat? karena
terkadang dalam mengambil keputusan, sebagian orang memutuskan untuk memilih
yang paling gampang dilakukan. Terdapat dua pilihan yang ada ketika kita berada
dalam situasi yang tidak menyenangkan. Pilihan yang pertama adalah kita memilih
untuk bangkit lagi atau fight. Selanjutnya, pilihan kedua adalah kita
memilih untuk menghindari atau melarikan diri dari kondisi tersebut atau flight.
Pilihan tersebut ada di tangan kita. Memilih pilihan kedua yaitu menghindari atau
melarikan diri dapat dikatakan sebagai pilihan yang lebih mudah dibandingkan
pilihan pertama. Alasannya karena pilihan kedua ini lebih menghemat tenaga dan
pikiran dibandingkan pilihan pertama, dimana kita harus bertarung (fight)
untuk bangkit. Namun, apakah menghindari atau melarikan diri dari masalah itu
membuat masalah terselesaikan? Tidak, masalah masih tetap ada dan bisa saja
makin bertambah. Masalah pertama belum terselesaikan, sudah ditambah masalah
kedua dan seterusnya. Terus menghindar dan melarikan diri tidak akan membantu
kita untuk menjadi orang yang kuat dan tangguh. Lalu, apa yang seharusnya
kita lakukan?
Yang seharusnya
kita lakukan ketika berada dalam situasi tidak menyenangkan adalah memilih
pilihan pertama yaitu fight atau bangkit. Adapun langkah-langkah
konkretnya sebagai berikut.
1. Terima
dengan hati yang lapang apapun masalah yang kita hadapi. Rasanya memang
menyesakkan dada, namun kita tetap harus menghadapinya. Melakukan latihan
pernapasan dapat membantu kita untuk lebih tenang.
2. Pikirkan
jalan keluarnya. Setiap masalah tentu datang sepaket dengan solusinya. Hanya
saja solusi tersebut perlu kita temukan sendiri. Salah satu caranya ialah
dengan bercerita pada orang lain, namun lebih baik pada orang terdekat kita
terlebih dahulu.
3. Tidak
lupa untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta. Caranya adalah dengan selalu
beribadah dan berdoa, agar masalah yang kita hadapi segera menemukan titik
terang.
Demikian
tiga langkah konkret yang dapat kita lakukan untuk fight ketika menghadapi situasi yang tidak
menyenangkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Zaharuddin.
(2014). “Stres senghadapi musibah perspektif Islam ditinjau dari adversity
quotient di panti asuhan di kecamatan Plaju Palembang”. Intizar. 20(2), Maret, 285-302.
0 komentar:
Posting Komentar