SelfCompassion:
Regulasi Diri untuk Bangkit dari Kegagalan
Essay tugas harian mata kuliah
Psikologi Inovasi
(Semester 5 Ganjil 2022/2023)
Rahayu (20310410061)
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati
Shinta, M.A
Banyak
perubahan yang dialami atau lalui oleh setiap individu baik itu dari kalangan
mahasiswa ketika menjalani masa pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dulu
dengan masa proses perkuliahan. Perubahan tersebut terdiri dari perbedaan
sistem pendidikan, tugas dan tanggung jawab yang semakin bertambah seiring
dengan berjalannya perkuliahan. Selain itu, perguruan tinggi mendorong
mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan memberikan mahasiswa kebebasan dalam
menentukan pilihan. Namun ditengah perjalanan atau proses saat mahasiswa
menempuh pendidikan untuk mencapai cita-citanya pasti pernah mengalami yang
namanya kegagalan. Kemudian dari peristiwa tersebut bisa disimpulkan bahwa
bukan hanya mahasiswa saja yang pernah mengalami kegagalan namun setiap orang
pasti pernah mengalami kegagalan maka dari itu diperlukan yang namanya Regulasi
diri.
Self
compassion adalah strategi regulasi
emosi yang dengan
sadar menerima kegagalan dan
kekurangan diri sebagai bagian dari
pengalaman setiap orang.
Neff (2003) mengatakan bahwa: Self
compassion terdiri dari tiga komponen dasar
yaitu : 1) Self kindness yaitu berbuat
baik dan memberikan kasih sayang
kepada diri sendiri ketimbang
dengan memberi kritik pedas dan
penilaian buruk pada diri sendiri tidak mampu menerima
kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri
2) Common humanity yaitu
memandang atau menilai kegagalan
sebagai bagian dari pengalaman atau pelajaran besar manusia dari
pada memisahkan diri atau
menyendiri dan mengisolasi
diri 3) Mindfullness yaitu menyadari atau pahami pemikiran dan
perasaan sakit hati dengan
seimbang atau biasa saja daripada melebih-lebihkan perasaan dan pemikiran
tersebut.
Regulasi
diri dapat terlihat melalui bermacam perilaku, seperti dapat mengatasi stres
dan rasa frustasi, serta dapat berpikir menyeluruh mengenai suatu masalah.
Individu dengan regulasi diri yang baik dapat tetap tenang di bawah
tekanan dan bisa bangkit dari kegagalan atau keterpurukan. Karakteristik
lain mengenai perilaku regulasi diri adalah mampu menenangkan diri sendiri saat
merasa sedih dan dapat melihat sisi baik dari orang lain. Melihat tantangan
sebagai kesempatan berkembang serta bertahan dalam keadaan sulit juga termasuk
dari perilaku regulasi diri. Pada anak-anak, regulasi diri bisa terlihat dari
kemampuan anak untuk bermain bersama dan berbagi mainan dengan teman
sebayanya.
Daftar
Pustaka
Adia Nabila, SelfCompassion: Regulasi Diri untuk Bangkit
dari Kegagalan dalam Menghadapi Fase Quarter Life Crisis, JurnalPsikologi
Islam, Vol.7 No.1 (2020): 23-28.
Aveena Arreola
Rodameria dan Annastasia Ediati, STRATEGI
KOPING TERHADAP STRES DENGAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA MAHASISWA TINGKAT
PERTAMA, Jurnal Empati, Agustus 2018, Volume 7 (Nomor 3), Halaman 52-57.
Neff, K.
D. (2003). The
development and validation of
a scale to
measure self-compassion.
Self and
Identity. 2. 223-250. doi: https://doi.org/10.1080/15298860390209035.
Putri Pusvitasari
et all, EFEKTIVITAS PELATIHAN REGULASI
EMOSI UNTUK MENURUNKAN STRES KERJA PADA ANGGOTA RESKRIM, Jurnal Intervensi
Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016.
0 komentar:
Posting Komentar