MERINGKAS FILM YOUTUBE & OPINI SAYA TENTANG LABELING
DALAM DUNIA PENDIDIKAN
DANGEROUS MINDS
Essay 2 Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Inovasi
Semester Ganjil (2022/2023)
Shafadita Putri Trisdianty (20310410042)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Topik |
Terdapat Labeling di New York, yakni anak-anak yang
tidak berprestasi, banyak masalah dianggap sebagai anak yang nakal dan tidak
bisa apa-apa. Dan kenyataannya di New York, nilai yang tinggi dipandang
sebagai suatu kehormatan. Hanya dengan memperoleh nilai tinggi, sekolah
dianggap bagus, dan mereka dihargai. |
Sumber |
Dangerous Minds – 1:30 |
Ringkasan |
-
Masalah keluarga, seperti keluarga yang
termasuk ”broken home”, dan berasal dari keluarga miskin, dapat mempengaruhi
perkembangan psikologis anak, misalnya anak tersebut menjadi tertutup,
tertekan, dan lain-lain. Hal tersebut membuat anak-anak disekolah tidak
berprestasi dan cenderung berperilaku tidak baik sehingga mendapat label
yakni anak-anak nakal. Sehingga sebagai seorang guru harus memperhitungkan
dan memberikan perhatian lebih kepada perkembangan psikologis siswa-siswanya
terutama dengan labeling anak nakal. -
Pertama kali Ms Louanne memasuki kelas dengan
julukan anak nakal tersebut, Ms Louanne belum bisa menjalin komunikasi dengan
siswanya, karena datang sebagai orang asing yakni berkulit putih dengan
sebutan roti putih sehingga diremehkan. Dalam mengajarpun, Ms Louanne
mendapat perlakuan perkataan yang kurang baik dari siswa-siswanya. Namun hal
tersebut tidak membuat Ms Louanne putus asa, justru ia menerapkan peraturan
khusus di kelas tersebut hingga akhirnya siswa-siswa tersebut mulai patuh dan
perlahan menyukai Ms Louannes. Pada suatu waktu, Ms Louanne juga melakukan
kunjungan ke rumah siswa-siswanya dengan tujuan mengetahui permasalahan
mereka apa sehingga membuat mereka berperilaku kurang baik disekolah. Ms
Louanne meyakini bahwa siswa-siswa yang ia ajar, khususnya anak-anak dengan
julukan nakal sebenarnya ialah siswa yang beprestasi, hanya saja mereka tidak
dihargai sehingga membuat mereka berperilaku kurang baik karena belum tahu
cara yang tepat melampiaskan emosi mereka, ditambah lagi dengan adanya
permasalahan dari diri mereka sendiri. -
Ms Louanne menerapkan reward and punishment ke
siswa-siswanya, dari mencoba memberikan pelajaran dan contoh-contoh yang
dekat dengan lingkungan siswa tersebut, sampai dengan menjanjikan berbagai
macam hadiah agar bisa mensugesti mereka. Pola pendekatan yang dibangun Ms
Louanne berhasil membuat siswa-siswa terpacu belajar. Ms Louanne juga sering
melakukan apresiasi ke siswa-siswanya atas hal baik apa yang telah mereka
lakukan. Ms Louanne menjadi guru inspiratif karena mampu mengajar anak-anak
yang dilabeli nakal menjadi anak-anak unggulan. |
Permasalahan |
Kenyataan yang ada, kita seringkali melabeli
anak-anak dengan julukan nakal dan tidak berprestasi. Padahal jika kita
menemukan pola yang tepat untuk mengarahkan, meyadarkan mereka, justru
anak-anak nakal tersebut bisa mengenali diri mereka dan tau potensi, minat
atau prestasi apa yang ia miliki, sama halnya dengan anak-anak yang tidak
nakal. Bahkan anak-anak nakal bisa lebih unggul daripada anak-anak baik. Di
New York, anak-anak dengan label nakal bahkan tidak berprestasi cenderung
diremehkan dibandingkan anak-anak yang berprestasi atau baik. |
Opini Saya |
-
Melabeli anak sebagai anak nakal hanya akan
memperburuk kondisi psikologis anak. Anak-anak masih dalam proses
perkembangan dan pendewasaan. Mereka masih belum memahami kondisi sekitarnya
dan penuh energi, sehingga perilaku kadang tak bisa diatur. Proses ini
seharusnya dipahami dan direspon oleh lingkungan sekitarnya dengan tepat agar
hasilnya positif. Sayangnya, lingkungan kerapkali melabeli anak yang aktif
dan sulit diberitahu dengan istilah nakal. label yang diberikan akan diyakini
oleh anak menjadi bagian dari dirinya. Dampaknya adanya labeling ialah anak-anak
cenderung melakukan perilaku sesuai label yg disematkan oleh lingkungan. -
Dari film tersebut, kita bisa banyak belajar
bagaimana menjadi seorang guru yang baik dan tepat dengan memberikan metode
ajar atau pendekatan yang sesuai sehingga mampu menarik perhatian mereka dan
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik hingga akhirnya anak-anak yang
mendapat label nakal bisa menjadi anak-anak unggulan dan berprestasi. -
Hal-hal yang sudah saya lakukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mengurangi labeling ialah: 1.
Memiliki rasa empati terhadap sesama, memberi
perhatian, dan juga mampu menjadi pendengar yang baik bagi sesama tanpa
membeda-bedakan 2.
menumbuhkan
semangat dan berusaha memotivasi antar sesama untuk melakukan hal positif |
0 komentar:
Posting Komentar