Senin, 29 April 2019

BANGKIT DARI PUTUS ASA



MELAWAN RASA SAKIT DENGAN BIJAKSANA


Ika Fatmawati
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Yogyakarta, 29 April 2019

Assalamu’alaiykum Kak Ika Fatma.

Saya Meri, salah satu jamaah yang pernah ikut pengajian Minggu pagi di masjid Nurul Ikhsan. Kak saya mau curhat sedikit boleh? Saya anak yatim,anak tunggal yang tinggal dengan ibu, saya sudah bekerja. Saya beberapa minggu lalu operasi usus buntu yang mengikis ovarium,sehingga ovarium sebelah harus diangkat. Atasan saya menyuruh saya cuti sementara untuk istirahat pemulihan pasca operasi, setelah lebaran baru mulai masuk kerja kembali. Sementara ibu saya sendiri tidak peduli dengan saya saat dirawat di rumah sakit hingga pulang ke rumah. Saya sementara tinggal di tempat saudara saya, sampai saat ini ibu saya belum mau menjenguk saya.
Saya merasa sudah patah semangat dan menyerah,tidak kuat lagi dengan cobaan ini.  Saya sudah selalu berdoa ketika seusai solat lima waktu. Mohon sedikit pencerahannya Kak? 
Terimakasih sebelumnya 
 
Wassalamu’alaiykum.

Meri
Sedayu, Yogyakarta


 
Wa’alaiykumussalam Dik Meri di Sedayu.

Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada dik Meri, kesembuhan yang tidak berbekas lagi rasa sakitnya. Aamiin. Terima kasih untuk suratnya dan berkenan membagi bebannya kepada saya. 

Dik meri orang yang semangatnya luar biasa, meskipun yatim dik Meri tetap melanjutkan perjuangan untuk masa depan, baik dari segi pendidikan agama maupun finansial. Bekerja membantu ibu yang sekarang menjadi satu- satunya orang tua bagi  dik Meri. Tidak banyak lho, yang segera bangkit dari kesedihan karna berpisah dari Ayah untuk selamanya.

Menurut  Gray (1984)(Gray, Harris; 2005), Motivasi adalah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi individu sehingga terjadi sikap antusiasme dan persistensi untuk melakukan kegiatan tertentu. Dik Meri merasa patah semangat karena tidak mendapatkan motivasi dari orang yang adik harapkan, yaitu Ibunda

Tetap bersyukur ya Dik, dalam kondisi seperti sekarang masih ada saudara yang perhatian dan merawat dik Meri dengan baik. Kemungkinan Ibunda masih merasakan kesedihan yang teramat dalam setelah kepergian Ayah, sehingga menganggap kalau merawat anak seorang diri beliau merasa berat. Kebutuhan Ibunda untuk berbagi pikiran dan perasaan dengan orang lain sambil menikmati banyak hal bersama mereka, tidak sempurna tanpa kehadiran Ayah.

Ibunda mungkin bingung mau mengekspresikan rasa sayangnya kepada dik Meri sehingga dalam pandangan dik Meri terkesan acuh dan tidak peduli. Tetap tunjukkan rasa sayang kepada Ibunda ya sayang, kalian nantinya akan saling memotivasi untuk mendapatkan masa depan yang cerah. Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengenai sikap atasan dik Meri, saya rasa beliau sangat perhatian dan untuk kebaikan adik sendiri. Beliau meminta dik Meri fokus untuk kesembuhan, dan mempersilakan bekerja kembali setelah lebaran. Sekarang Dik Meri juga harus lebih semangat untuk kesembuhan dik Meri, dan mengikuti anjuran dokter.

Jangan terputus doanya ya Dik, tetap berdoa untuk kesembuhanmu, untuk kebaikan dirimu dan juga Ibu. Doakan juga saudara yang sudah merawat dik Meri dengan baik, semoga beliau dan keluarganya di beri kesehatan, kemudahan dalam setiap urusan, dan rezeki yang tak terputus. Tersenyumlah, bahagiakan hatimu dengan menjalankan hobi ringan yang tidak mengeluarkan energi yang terlalu banyak. 

Tuangkan perasaanmu melalui tulisan, misalnya puisi, cerpen, atau novel. Siapa tahu suatu saat nanti dik Meri akan menjadi seorang penulis yang hebat. Awal menulis karena sakit, bisa menjadi motivasi teman- teman dik Meri nantinya.

Demikian masukan dari saya, tetap semangat karena obat yang mujarab datang dari diri sendiri.

Salam
Ika Fatma



0 komentar:

Posting Komentar