Minggu, 08 Oktober 2023

Essay 2 Plogging Siti Syarifatussa'adah 21310410156 Psikologi SP

 

PLOGGING  :  JAGALAH LINGKUNGAN DARI SAMPAH YANG BERTEBARAN
                           KEBERSIHAN SEBAGIAN DARI IMAN

 Nama : Siti Syarifatussa’adah

NIM    : 21310410156 

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A

 

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari beraneka ragam bakteri dan kuman Kuman dan bakteri adalah dua jenis mikroorganisme yang sangat kecil namun sangat berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit  yang mengancam kesehatan tubuh manusia. Biasanya salah satu faktor pendukung perkembangbiakan bakteri dan kuman tersebut adalah lingkungan yang kotor dan terlihat kumuh. Seperti penumpukan sampah dimana-mana.

Permasalahan tentang penumpukan sampah ini merupakan salah satu masalah umum yang yang sampai saat ini belum teratasi dengan baik. Karena tidak sedikit orang yang memiliki kepedulian dan kesadaran tentang hal ini. Masih banyak dijumpai ditempat-tempat umum seperti pasar, jalan raya, tempat wisata, dan juga selokan sampah bertebaran dimana-mana. Padahal sudah disediakan tempat untuk membuang sampah dengan semestinya. Lantas apa gunanya fasilitas tempat sampah disediakan? Sangat tidak mungkin kalau tempat sampah hanya sekedar benda untuk pelengkap keindahan tempat umum saja.

Sebagai generasi muda tentunya saya turut prihatin dengan hal ini. Untuk itu saya berusaha untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa kepedulian masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat. Tentunya lingkungan yang bebas dari sampah yang bertebaran. Salah satu usaha yang saya lakukan adalah dengan melakukan plogging. Ya, plogging adalah sebuah aktivitas yang dimana orang menggabungkan antara lari dengan mengambil sampah di sepanjang jalan yang dilalui.

Plogging pertama kali diperkenalkan di Swedia pada tahun 2016. Plogging sendiri adalah penggabungan dari dua bahasa swedia, yaitu “plocka upp” yang berarti mengambil dan “jogging” yang berarti aktivitas lari dengan kecepatan ringan. Aktivitas ini menjadi fenomenal di berbagai penjuru dunia dan menjadi gerakan global yang mengombinasikan antara olah kebugaran jasmani dengan
pelestarian lingkungan.

Saya akan berbagi cerita pengalaman menarik saya kepada anda  bagaimana selama 2 kali melakukan aktivitas plogging. Berikut pemaparannya:

1.     Plogging 1

Plogging pertama saya lakukan bersama salah satu teman kost yang kamarnya bersebelahan dengan saya  tepatnya di daerah Bantul pada tanggal 16 September 2023. Kami melakukan aktivitas plogging di sore hari yaitu pada pukul 15.30 sampai dengan 16.30 WIB di sekitar jalan dekat pabrik yang tidak jauh dari kost.  Hal ini tentu mengasyikkan menyusuri jalan langkah demi langkah sampai menikmati udara di sore hari dan membersihkan lingkungan sekitar. Sampah yang yang menumpuk ini menjadi pemandangan yang begitu tidak sedap namun  dibiarkan bertebaran begitu saja. Kebanyakan sampah yang saya temukan adalah sampah jenis organik dan anorganik. Untuk sampah yang organik saya biarkan saja karena pastinya akan membusuk. Sedangkan yang anorganik seperti plastik itulah yang saya ambil. Karena plastik tidak akan membusuk. Disaat saya memungut sampah plastik tersebut tak sedikit pasang mata yang lewat memperhatikan aktivitas saya tersebut. Tapi tak heran begitu saja karena wajar jalanan ini sangat rame dilewati kendaraan berlalu lalang. Jadi sudah resiko saya sedikit malu demi kebaikan lingkungan. Sampah yang sudah saya kumpulkan tersebut kurang lebih  beratnya ½ kg. Setelah itu saya serahkan ke tempat pembuangan sampah terdekat. Karena kebanyakan hanya plastik-plastik saja jadi tidak laku jual. Setidaknya hal ini tetap menjadi kepuasan diri saya karena lingkungan tersebut kembali bersih.

2.     Plogging  2


   Satu hari setelah melakukan aktivitas plogging pertama, saya melakukan plogging kedua pada tanggal 17 September 2023 di pagi hari. Tepatnya pada jam 08.00 sampai dengan jam 09.00 WIB. Kali ini plogging dilakukan sedikit jauh. Tepatnya di jalanan umum daerah Kalasan. Beberapa waktu lalu saya melewati tepat itu begitu banyak sampah. Maka dari itu saya berpikir kalau tempat itu akan saya jadikan target kedua plogging saya tersebut. Plogging kedua saya masih merasakan sedikit malu. Tidak jauh dari plogging pertama karena masih banyak kendaraan yang lalu lalang melewati jalan itu dan memperhatikan aktivitas saya tersebut. Sampah yang saya dapatkan kali ini  cukup banyak. Ada plastik bungkus makanan ringan sampai botol-botol kemasan minuman. Setelah itu bersama dengan teman, sampah yang sudah dikumpulkan saya bawa ke bank sampah yang jaraknya sekitar 1 km dari tempat kami mengambil sampah tersebut. Kedatangan kami disambut baik oleh pengelola bank sampah tersebut. Beliau menjelaskan jika sampah kemasan minuman tersebut kalau masih ada plastik merek namanya pet bodong atau kotor. Jadi jika sampah itu dibersihkan atau dihilangkan merknya dinamakan pet bersih. Setelah itu kami diminta untuk memisahkan antara sampah plastik makanan ringan dengan botol plastik kemasan minuman tersebut. Alasannya karena yang laku jual adalah sampah botol plastik kemasan minuman tersebut. Setelah di timbang berat sampah tersebut 2 kg. Dari hasil penjualan kami  mendapat uang sebesar Rp. 6.400.- Karena yang laku jual adalah sampah jenis pet bodong yang harga per kilo Rp.3.200,- Memang hasilnya kecil tetapi dampaknya sangat baik bagi masyarakat sekitar.

 

Begitulah dua pengalaman saya saat plogging. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih. Bersih dari sampah yang bertebaran. Mari kita tumbuhkan kesadaran diri kita masing-masing untuk peduli dengan lingkungan sekitar kita. Plogging adalah cara yang cukup menarik. Badan sehat lingkungan pun menjadi sehat. Lengkapkan? Selain itu kebersihan adalah Sebagian dari iman.

 

 

Referensi:

https://blog.olahkarsa.com/plogging-olahraga-sambil-menjaga-lingkungan/

 

 

 

 

 

                          

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar