NIM : 21310410156
Dosen
Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Lingkungan yang sehat
adalah lingkungan yang bersih dari beraneka ragam bakteri dan kuman Kuman dan
bakteri adalah dua jenis mikroorganisme yang sangat kecil namun sangat
berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan tubuh manusia.
Biasanya salah satu faktor pendukung perkembangbiakan bakteri dan kuman
tersebut adalah lingkungan yang kotor dan terlihat kumuh. Seperti penumpukan
sampah dimana-mana.
Permasalahan
tentang penumpukan sampah ini merupakan salah satu masalah umum yang yang
sampai saat ini belum teratasi dengan baik. Karena tidak sedikit orang yang
memiliki kepedulian dan kesadaran tentang hal ini. Masih banyak dijumpai
ditempat-tempat umum seperti pasar, jalan raya, tempat wisata, dan juga selokan
sampah bertebaran dimana-mana. Padahal sudah disediakan tempat untuk membuang
sampah dengan semestinya. Lantas apa gunanya fasilitas tempat sampah
disediakan? Sangat tidak mungkin kalau tempat sampah hanya sekedar benda untuk
pelengkap keindahan tempat umum saja.
Sebagai generasi muda
tentunya saya turut prihatin dengan hal ini. Untuk itu saya berusaha untuk
menumbuhkan kesadaran dan rasa kepedulian masyarakat akan pentingnya lingkungan
yang sehat. Tentunya lingkungan yang bebas dari sampah yang bertebaran. Salah
satu usaha yang saya lakukan adalah dengan melakukan plogging. Ya, plogging
adalah sebuah aktivitas yang dimana orang menggabungkan antara lari dengan
mengambil sampah di sepanjang jalan yang dilalui.
Plogging
pertama kali diperkenalkan di Swedia pada tahun 2016. Plogging sendiri adalah
penggabungan dari dua bahasa swedia, yaitu “plocka upp” yang berarti
mengambil dan “jogging” yang berarti aktivitas lari dengan kecepatan
ringan. Aktivitas ini menjadi fenomenal di berbagai penjuru dunia dan menjadi
gerakan global yang mengombinasikan antara olah kebugaran jasmani dengan
pelestarian lingkungan.
Saya
akan berbagi cerita pengalaman menarik saya kepada anda bagaimana selama 2 kali melakukan aktivitas
plogging. Berikut pemaparannya:
1. Plogging 1
Plogging pertama saya lakukan bersama salah satu teman kost yang kamarnya bersebelahan dengan saya tepatnya di daerah Bantul pada tanggal 16 September 2023. Kami melakukan aktivitas plogging di sore hari yaitu pada pukul 15.30 sampai dengan 16.30 WIB di sekitar jalan dekat pabrik yang tidak jauh dari kost. Hal ini tentu mengasyikkan menyusuri jalan langkah demi langkah sampai menikmati udara di sore hari dan membersihkan lingkungan sekitar. Sampah yang yang menumpuk ini menjadi pemandangan yang begitu tidak sedap namun dibiarkan bertebaran begitu saja. Kebanyakan sampah yang saya temukan adalah sampah jenis organik dan anorganik. Untuk sampah yang organik saya biarkan saja karena pastinya akan membusuk. Sedangkan yang anorganik seperti plastik itulah yang saya ambil. Karena plastik tidak akan membusuk. Disaat saya memungut sampah plastik tersebut tak sedikit pasang mata yang lewat memperhatikan aktivitas saya tersebut. Tapi tak heran begitu saja karena wajar jalanan ini sangat rame dilewati kendaraan berlalu lalang. Jadi sudah resiko saya sedikit malu demi kebaikan lingkungan. Sampah yang sudah saya kumpulkan tersebut kurang lebih beratnya ½ kg. Setelah itu saya serahkan ke tempat pembuangan sampah terdekat. Karena kebanyakan hanya plastik-plastik saja jadi tidak laku jual. Setidaknya hal ini tetap menjadi kepuasan diri saya karena lingkungan tersebut kembali bersih.
2. Plogging 2
Satu hari setelah melakukan aktivitas plogging
pertama, saya melakukan plogging kedua pada tanggal 17 September 2023 di pagi
hari. Tepatnya pada jam 08.00 sampai dengan jam 09.00 WIB. Kali ini plogging
dilakukan sedikit jauh. Tepatnya di jalanan umum daerah Kalasan. Beberapa waktu
lalu saya melewati tepat itu begitu banyak sampah. Maka dari itu saya berpikir
kalau tempat itu akan saya jadikan target kedua plogging saya tersebut.
Plogging kedua saya masih merasakan sedikit malu. Tidak jauh dari plogging
pertama karena masih banyak kendaraan yang lalu lalang melewati jalan itu dan
memperhatikan aktivitas saya tersebut. Sampah yang saya dapatkan kali ini cukup banyak. Ada plastik bungkus makanan
ringan sampai botol-botol kemasan minuman. Setelah itu bersama dengan teman,
sampah yang sudah dikumpulkan saya bawa ke bank sampah yang jaraknya sekitar 1
km dari tempat kami mengambil sampah tersebut. Kedatangan kami disambut baik
oleh pengelola bank sampah tersebut. Beliau menjelaskan jika sampah kemasan
minuman tersebut kalau masih ada plastik merek namanya pet bodong atau kotor. Jadi
jika sampah itu dibersihkan atau dihilangkan merknya dinamakan pet bersih.
Setelah itu kami diminta untuk memisahkan antara sampah plastik makanan ringan
dengan botol plastik kemasan minuman tersebut. Alasannya karena yang laku jual
adalah sampah botol plastik kemasan minuman tersebut. Setelah di timbang berat
sampah tersebut 2 kg. Dari hasil penjualan kami
mendapat uang sebesar Rp. 6.400.- Karena yang laku jual adalah sampah
jenis pet bodong yang harga per kilo Rp.3.200,- Memang hasilnya kecil tetapi
dampaknya sangat baik bagi masyarakat sekitar.
Begitulah
dua pengalaman saya saat plogging. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang
bersih. Bersih dari sampah yang bertebaran. Mari kita tumbuhkan kesadaran diri
kita masing-masing untuk peduli dengan lingkungan sekitar kita. Plogging adalah
cara yang cukup menarik. Badan sehat lingkungan pun menjadi sehat. Lengkapkan?
Selain itu kebersihan adalah Sebagian dari iman.
Referensi:
https://blog.olahkarsa.com/plogging-olahraga-sambil-menjaga-lingkungan/
0 komentar:
Posting Komentar