Transformasi
Diri Melalui Jogging di Sore Hari
PSIKOLOGI INOVASI
ESAI 5- LAKUKAN PERUBAHAN DIRI
DOSEN
PENGAMPU :Dr.,Dra. ARUNDANTI SHINTA, MA
ERINA
AGUSTIN
22310410098
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2024
Perubahan diri seringkali dimulai dari
langkah kecil yang dilakukan secara konsisten. Salah satu aktivitas sederhana
yang dapat membawa dampak signifikan adalah jogging. Dalam kurun waktu dua
bulan, saya memutuskan untuk mengadopsi kebiasaan jogging di sore hari sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Berdasarkan data
dari tabel, perjalanan ini menunjukkan peningkatan jarak tempuh dan durasi
jogging setiap minggunya. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana perubahan
tersebut memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari fisik hingga psikologis,
dengan perspektif psikologi inovasi.
Berikut
hasil pencatatan olahraga saya dalam bentuk table :
BULAN |
MINGGU |
JARAK |
DURASI |
1 |
Minggu
1 |
1,2
km |
15
menit |
Minggu
2 |
1,8
km |
25
menit |
|
Minggu
3 |
2,3
km |
39
menit |
|
Minggu
4 |
3
km |
47
menit |
|
2 |
Minggu
5 |
3,6
km |
51
menit |
Minggu
6 |
4,7
km |
1
jam 2 menit |
|
Minggu
7 |
5,
1 km |
1
jam 8 menit |
|
Minggu
8 |
5,6
km |
1
jam 17 menit |
1. Bulan
Pertama: Membangun Kebiasaan Baru
Pada minggu pertama, saya memulai jogging
sejauh 1,2 km dengan durasi 15 menit. Jarak yang singkat ini menjadi pondasi
untuk membangun rutinitas. Secara psikologis, minggu pertama sangat krusial
karena melibatkan proses adaptasi. Dalam teori perubahan kebiasaan, ini disebut
fase "honeymoon", di mana antusiasme tinggi mendorong aksi awal.
Pada minggu kedua, jarak tempuh meningkat
menjadi 1,8 km dengan durasi 25 menit. Meski terdapat kemajuan, tubuh mulai
merasakan tantangan fisik, seperti nyeri otot. Namun, motivasi tetap terjaga
karena ada rasa pencapaian yang dirasakan setiap selesai jogging. Ini sejalan
dengan konsep reward loop, di mana keberhasilan kecil menciptakan dorongan
untuk melanjutkan.
Pada minggu ketiga dan keempat, jarak
bertambah menjadi 2,3 km dan 3 km, masing-masing dengan durasi 39 menit dan 47
menit. Pada tahap ini, kebiasaan jogging mulai terinternalisasi. Saya merasa
lebih ringan secara mental karena hormon endorfin yang dilepaskan saat
olahraga. Perubahan suasana hati menjadi lebih stabil, stres berkurang, dan
pola tidur membaik.
2. Bulan
Kedua: Mengoptimalkan Performa
Memasuki bulan kedua, fokus bergeser dari
membangun kebiasaan menjadi meningkatkan performa. Pada minggu kelima, jarak
tempuh mencapai 3,6 km dalam 51 menit. Fase ini menunjukkan peningkatan stamina
dan kemampuan manajemen waktu. Sore hari, yang sebelumnya digunakan untuk
aktivitas pasif, kini menjadi waktu produktif untuk berolahraga.
Pada minggu keenam, saya berhasil menempuh
4,7 km dalam durasi lebih dari satu jam. Secara psikologis, ini menjadi momen
penting karena menumbuhkan rasa percaya diri. Saya mulai merasa bahwa tantangan
fisik yang tampaknya sulit pada awalnya ternyata dapat diatasi dengan
konsistensi.
Minggu ketujuh dan kedelapan menunjukkan
perkembangan signifikan, dengan jarak tempuh masing-masing 5,1 km dan 5,6 km.
Durasi juga meningkat hingga 1 jam 17 menit. Pada tahap ini, jogging tidak
hanya menjadi rutinitas fisik tetapi juga bentuk meditasi bergerak (moving
meditation). Pikiran lebih fokus, kreativitas meningkat, dan muncul rasa syukur
terhadap kemampuan tubuh.
Berikut
diagram grafik peningkatan perubahan diri :
Dampak
Psikologi dan Inovasi Diri
Dari
perspektif psikologi inovasi, transformasi melalui jogging memiliki beberapa
poin penting:
·
Pengembangan Ketahanan Mental
Jogging secara rutin melatih ketahanan
terhadap rasa malas dan keinginan untuk menyerah. Dalam konteks inovasi, ini
berkontribusi pada kemampuan menghadapi tantangan baru dengan lebih tangguh.
·
Meningkatkan Kreativitas
Selama jogging, pikiran lebih jernih dan
terbuka untuk ide-ide baru. Banyak solusi untuk masalah sehari-hari yang muncul
saat sedang berlari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa
aktivitas fisik dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kreativitas.
·
Membangun Pola Hidup Sehat
Selain meningkatkan kebugaran, jogging
menginspirasi perubahan gaya hidup lainnya, seperti memperbaiki pola makan dan
tidur. Kebiasaan ini menjadi inovasi diri yang berkelanjutan.
·
Pengendalian Stres dan Emosi
Jogging membantu mengurangi tingkat
kortisol, hormon stres, dan meningkatkan endorfin, hormon kebahagiaan.
Akibatnya, saya menjadi lebih mampu menghadapi tekanan sehari-hari.
Kesimpulan
Perjalanan
jogging selama dua bulan ini menjadi bukti bahwa perubahan kecil dapat membawa
dampak besar. Dengan peningkatan jarak tempuh dari 1,2 km menjadi 5,6 km dan
durasi dari 15 menit menjadi lebih dari satu jam, saya tidak hanya menjadi
lebih sehat secara fisik tetapi juga lebih kuat secara mental dan emosional.
Transformasi ini menunjukkan pentingnya konsistensi dan bagaimana aktivitas
sederhana seperti jogging dapat menjadi katalisator inovasi diri.
Melalui
kebiasaan ini, saya belajar bahwa perubahan membutuhkan waktu dan dedikasi,
tetapi hasilnya akan sepadan. Dengan perspektif psikologi inovasi, jogging
menjadi langkah awal menuju pengembangan diri yang lebih holistik dan
berkelanjutan.
0 komentar:
Posting Komentar