Kamis, 19 Desember 2024

Essai 5: MELAKUKAN PERUBAHAN DIRI_ERINA AGUSTIN_22310410098

 

Transformasi Diri Melalui Jogging di Sore Hari

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 5- LAKUKAN PERUBAHAN DIRI

DOSEN PENGAMPU :Dr.,Dra. ARUNDANTI SHINTA, MA

 


ERINA AGUSTIN

22310410098


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

2024



Perubahan diri seringkali dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten. Salah satu aktivitas sederhana yang dapat membawa dampak signifikan adalah jogging. Dalam kurun waktu dua bulan, saya memutuskan untuk mengadopsi kebiasaan jogging di sore hari sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Berdasarkan data dari tabel, perjalanan ini menunjukkan peningkatan jarak tempuh dan durasi jogging setiap minggunya. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana perubahan tersebut memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari fisik hingga psikologis, dengan perspektif psikologi inovasi.

Berikut hasil pencatatan olahraga saya dalam bentuk table :

BULAN

MINGGU

JARAK

DURASI

 

1

Minggu 1

1,2 km

15 menit

Minggu 2

1,8 km

25 menit

Minggu 3

2,3 km

39 menit

Minggu 4

3 km

47 menit

 

2

Minggu 5

3,6 km

51 menit

Minggu 6

4,7 km

1 jam 2 menit

Minggu 7

5, 1 km

1 jam 8 menit

Minggu 8

5,6 km

1 jam 17 menit


1.     Bulan Pertama: Membangun Kebiasaan Baru

Pada minggu pertama, saya memulai jogging sejauh 1,2 km dengan durasi 15 menit. Jarak yang singkat ini menjadi pondasi untuk membangun rutinitas. Secara psikologis, minggu pertama sangat krusial karena melibatkan proses adaptasi. Dalam teori perubahan kebiasaan, ini disebut fase "honeymoon", di mana antusiasme tinggi mendorong aksi awal.

Pada minggu kedua, jarak tempuh meningkat menjadi 1,8 km dengan durasi 25 menit. Meski terdapat kemajuan, tubuh mulai merasakan tantangan fisik, seperti nyeri otot. Namun, motivasi tetap terjaga karena ada rasa pencapaian yang dirasakan setiap selesai jogging. Ini sejalan dengan konsep reward loop, di mana keberhasilan kecil menciptakan dorongan untuk melanjutkan.

Pada minggu ketiga dan keempat, jarak bertambah menjadi 2,3 km dan 3 km, masing-masing dengan durasi 39 menit dan 47 menit. Pada tahap ini, kebiasaan jogging mulai terinternalisasi. Saya merasa lebih ringan secara mental karena hormon endorfin yang dilepaskan saat olahraga. Perubahan suasana hati menjadi lebih stabil, stres berkurang, dan pola tidur membaik.

2.     Bulan Kedua: Mengoptimalkan Performa

Memasuki bulan kedua, fokus bergeser dari membangun kebiasaan menjadi meningkatkan performa. Pada minggu kelima, jarak tempuh mencapai 3,6 km dalam 51 menit. Fase ini menunjukkan peningkatan stamina dan kemampuan manajemen waktu. Sore hari, yang sebelumnya digunakan untuk aktivitas pasif, kini menjadi waktu produktif untuk berolahraga.

Pada minggu keenam, saya berhasil menempuh 4,7 km dalam durasi lebih dari satu jam. Secara psikologis, ini menjadi momen penting karena menumbuhkan rasa percaya diri. Saya mulai merasa bahwa tantangan fisik yang tampaknya sulit pada awalnya ternyata dapat diatasi dengan konsistensi.

Minggu ketujuh dan kedelapan menunjukkan perkembangan signifikan, dengan jarak tempuh masing-masing 5,1 km dan 5,6 km. Durasi juga meningkat hingga 1 jam 17 menit. Pada tahap ini, jogging tidak hanya menjadi rutinitas fisik tetapi juga bentuk meditasi bergerak (moving meditation). Pikiran lebih fokus, kreativitas meningkat, dan muncul rasa syukur terhadap kemampuan tubuh.

Berikut diagram grafik peningkatan perubahan diri :

          


 

Dampak Psikologi dan Inovasi Diri

Dari perspektif psikologi inovasi, transformasi melalui jogging memiliki beberapa poin penting:

·        Pengembangan Ketahanan Mental

Jogging secara rutin melatih ketahanan terhadap rasa malas dan keinginan untuk menyerah. Dalam konteks inovasi, ini berkontribusi pada kemampuan menghadapi tantangan baru dengan lebih tangguh.

·        Meningkatkan Kreativitas

Selama jogging, pikiran lebih jernih dan terbuka untuk ide-ide baru. Banyak solusi untuk masalah sehari-hari yang muncul saat sedang berlari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan fungsi kognitif dan kreativitas.

·        Membangun Pola Hidup Sehat

Selain meningkatkan kebugaran, jogging menginspirasi perubahan gaya hidup lainnya, seperti memperbaiki pola makan dan tidur. Kebiasaan ini menjadi inovasi diri yang berkelanjutan.

·        Pengendalian Stres dan Emosi

Jogging membantu mengurangi tingkat kortisol, hormon stres, dan meningkatkan endorfin, hormon kebahagiaan. Akibatnya, saya menjadi lebih mampu menghadapi tekanan sehari-hari.

 

Kesimpulan

Perjalanan jogging selama dua bulan ini menjadi bukti bahwa perubahan kecil dapat membawa dampak besar. Dengan peningkatan jarak tempuh dari 1,2 km menjadi 5,6 km dan durasi dari 15 menit menjadi lebih dari satu jam, saya tidak hanya menjadi lebih sehat secara fisik tetapi juga lebih kuat secara mental dan emosional. Transformasi ini menunjukkan pentingnya konsistensi dan bagaimana aktivitas sederhana seperti jogging dapat menjadi katalisator inovasi diri.

Melalui kebiasaan ini, saya belajar bahwa perubahan membutuhkan waktu dan dedikasi, tetapi hasilnya akan sepadan. Dengan perspektif psikologi inovasi, jogging menjadi langkah awal menuju pengembangan diri yang lebih holistik dan berkelanjutan.

 


Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar