Jumat, 20 Desember 2024

Esai 5 - Perubahan Diri M ilham Janu

 

TRANSFORMASI DIRI MELALUI KEBIASAAN BERSEPEDA : TANTANGAN DAN SOLUSI PRAKTIS

PSIKOLOGI INOVASI

E5-LAKUKAN PERUBAHAN DIRI

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 


 MUHAMAD ILHAM JANU N.S

22310410007

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

DESEMBER/2024

 

Perubahan diri sering kali dianggap sebagai proses yang sulit, tetapi juga memberikan peluang besar untuk pertumbuhan. Dalam tugas mata kuliah Psikologi Inovasi ini, saya ingin membuktikan bahwa melalui langkah kecil dan konsisten, perubahan positif dapat dicapai. Sebelumnya, saya memiliki kebiasaan pasif dan jarang berolahraga, yang menyebabkan tubuh saya terasa cepat lelah dan kurang produktif. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mencoba kebiasaan olahraga yang sederhana namun efektif, yaitu lari dan berenang, untuk meningkatkan kesehatan fisik sekaligus kebugaran mental saya.

Kriteria Pemilihan Aktivitas

Dalam memilih aktivitas yang mendukung perubahan diri, saya menetapkan beberapa kriteria:

  1. Mudah dipraktikkan dan fleksibel.
  2. Tidak memerlukan alat atau biaya yang mahal.
  3. Berdampak langsung terhadap kesehatan fisik.
  4. Dapat dilakukan secara mandiri.
  5. Menyenangkan dan memberikan pengalaman baru.

Olahraga lari dan berenang menjadi pilihan tepat karena memenuhi seluruh kriteria tersebut. Selain itu, kegiatan ini memberi kesempatan untuk menikmati lingkungan sekitar sambil meningkatkan kebugaran tubuh. Saya merancang program lari dan berenang selama delapan minggu, mulai 1 September hingga 27 Oktober 2024, untuk melihat hasil nyata dari usaha ini.


Tahapan dan Evaluasi Perjalanan Perubahan

Perjalanan perubahan ini saya jalani dengan menambah intensitas setiap minggunya. Berikut adalah catatan perjalanan saya selama delapan minggu:

  1. Minggu Pertama
    Saya memulai dengan jogging ringan selama 20–30 menit di pagi hari. Pada sore harinya, saya mencoba berenang selama 30 menit di kolam renang terdekat. Awalnya terasa melelahkan, tetapi tubuh mulai menyesuaikan diri.
  2. Minggu Kedua
    Saya meningkatkan durasi jogging menjadi 40 menit dan berenang hingga 45 menit. Stamina mulai terasa lebih baik meskipun otot kaki terasa pegal setelah berenang.
  3. Minggu Ketiga
    Saya mencoba variasi lari dengan kecepatan yang lebih cepat selama interval tertentu. Pada saat berenang, saya fokus pada teknik pernapasan untuk meningkatkan efisiensi gerakan.
  4. Minggu Keempat
    Saya mencoba jogging di taman kota dengan jalur yang lebih menantang. Sementara itu, saya menjajal berenang di kolam yang lebih besar dengan kedalaman bervariasi. Pengalaman ini memberikan suasana baru.
  5. Minggu Kelima
    Saya mulai berlari bersama teman di akhir pekan dan berenang bersama keluarga. Aktivitas ini menjadi lebih menyenangkan karena ada dukungan sosial.
  6. Minggu Keenam
    Saya meningkatkan durasi jogging hingga 1 jam dan berenang selama 1 jam juga. Kombinasi ini memberikan tantangan fisik yang lebih besar, tetapi saya merasa tubuh menjadi lebih bugar.
  7. Minggu Ketujuh
    Saya mencoba lari di jalur pegunungan dengan banyak tanjakan. Saat berenang, saya fokus pada gaya punggung yang sebelumnya jarang saya coba. Meski sulit, hasilnya memuaskan.
  8. Minggu Kedelapan
    Di minggu terakhir, saya mengulang pola dari minggu sebelumnya untuk mengukur kemajuan. Saya merasa jauh lebih kuat dan percaya diri dibandingkan awal program.

Hambatan dalam Perjalanan

Tidak ada proses perubahan yang bebas dari tantangan. Berikut adalah beberapa kendala yang saya hadapi:

  1. Kesulitan Memulai
    Rasa malas sering menjadi penghalang, tetapi saya mengatasinya dengan membuat jadwal tetap dan memberikan hadiah kecil untuk diri sendiri.
  2. Lelah di Tengah Jalan
    Ketika rasa lelah muncul, saya menggunakan strategi motivasi seperti mendengarkan musik saat jogging.
  3. Cuaca yang Tidak Bersahabat
    Saya mencari alternatif seperti lari di treadmill atau berenang di kolam indoor jika cuaca buruk.
  4. Masalah Teknis
    Untuk menghadapi kendala seperti cedera ringan, saya belajar teknik pemanasan yang benar sebelum berolahraga.

 

Dampak Positif dan Langkah Berikutnya

Setelah delapan minggu, saya merasakan perubahan nyata. Dengan hanya berolahraga lari dan berenang, berat badan saya yang semula 80 kg turun menjadi 74 kg tanpa mengubah pola makan saya. Kebiasaan ini tidak hanya meningkatkan stamina dan kesehatan fisik saya, tetapi juga memberikan ketenangan mental. Saya merasa lebih produktif dan mampu mengelola stres dengan lebih baik.

Untuk melanjutkan kebiasaan ini, saya memutuskan untuk:

  1. Bergabung dengan komunitas lari secara rutin.
  2. Mengikuti acara maraton atau triathlon kecil untuk menantang diri.
  3. Mengajak teman atau keluarga agar tetap termotivasi.

Dengan komitmen ini, saya berharap olahraga lari dan berenang dapat menjadi bagian dari gaya hidup saya yang lebih sehat dan positif.


Daftar Pustaka

Arief, R. (2021). Efektivitas Aktivitas Fisik dalam Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kesejahteraan Mental. Jurnal Psikologi Indonesia, 12(2), 145–157.

Dewi, N. A. (2021, Oktober). Langkah Sederhana Memulai Kebiasaan Berolahraga. Kompasiana.

Rahmawati, E., & Sudirman, A. (2019). Manajemen Perubahan Diri melalui Aktivitas Fisik dan Olahraga. Jurnal Psikologi Terapan, 7(3), 89–97.

Putri, M. A. (2020). Pengaruh Olahraga terhadap Penurunan Berat Badan dan Kebugaran Fisik. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(1), 23–31.

Susanto, H. (2022). Lari dan Renang: Kombinasi Olahraga untuk Kesehatan Optimal. Indonesian Journal of Sports Science, 10(3), 112–120.

Yulianto, F. (2021). Aktivitas Fisik dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Ilmu Psikologi, 9(2), 78–87.

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar