Rabu, 25 Desember 2024

Essay 5_Melakukan Perubahan Diri Dengan Melakukan Jogging Selama 8 Minggu Secara Rutin

Nama : Sillvi Yunia Anggraeni

Nim : 22310410019

Matkul : Psikologi Inovasi

Prodi : Psikologi A1

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA

 

Perubahan Performa Jogging Selama 8 Minggu Secara Rutin Dari 3 Km -5 Km: Perspektif Psikologi Inovasi Dan Tantangan Fisik Dalam Taekwondo

 

Pendahuluan

Jogging adalah olahraga yang mudah dilakukan dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Selama delapan minggu terakhir, saya berkomitmen untuk meningkatkan jarak tempuh joging saya dari 3 km menjadi 5 km dalam satu jam. Meskipun sudah aktif mengikuti olahraga taekwondo, saya menyadari bahwa fisik saya masih belum cukup kuat untuk menghadapi tantangan olahraga yang lebih intens dan di lakukan secara rutin, kalau di taekwondo saya tidak pernah Latihan secara rutin. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk fokus pada peningkatan performa jogging saya sebagai cara untuk mendukung kekuatan fisik yang dibutuhkan dalam taekwondo. Esai ini akan menggali perjalanan saya dalam meningkatkan performa jogging serta bagaimana taekwondo berperan dalam membentuk ketahanan mental dan fisik saya.

 

Pembahasan

Perjalanan 8 Minggu dan Tantangan Fisik

Pada minggu pertama, saya hanya mampu menempuh 3 km dalam satu jam. Tubuh saya terasa kaku, dan napas saya cepat terengah-engah. Padahal, saya sudah mengikuti olahraga taekwondo yang melibatkan banyak gerakan fisik. Namun, saya menyadari bahwa meskipun taekwondo mengasah kemampuan teknik dan refleks, fisik saya belum cukup kuat untuk menghadapi olahraga lain yang lebih bersifat ketahanan, seperti joging. Kondisi fisik saya memang belum optimal, sehingga tantangan untuk meningkatkan performa joging menjadi lebih besar.

Selama minggu kedua hingga minggu keempat, tubuh saya mulai beradaptasi. Jarak tempuh saya meningkat sedikit demi sedikit, menjadi 3,5 kilometer di minggu kedua, 3,8 kilometer di minggu ketiga, dan 4,2 kilometer di minggu keempat. Meskipun sudah berlatih taekwondo, saya menyadari bahwa tubuh saya tetap membutuhkan latihan ketahanan lebih banyak untuk mengimbangi tantangan ini. Taekwondo memang memberi saya banyak pelajaran tentang teknik, namun fisik saya harus lebih diperkuat untuk mendukung kebugaran secara menyeluruh.

Pada minggu kelima hingga keenam, saya mulai merasa lebih kuat. Saya berhasil mencapai 4,7 km pada minggu keenam, meskipun saya masih merasa fisik saya tertinggal dalam beberapa hal. Tantangan terbesar terjadi pada minggu ketujuh, saat tubuh saya mulai merasa lelah akibat latihan intensif dalam taekwondo dan jogging. Namun, saya berusaha untuk tetap melanjutkan dan menambah jarak sedikit demi sedikit. Pada minggu kedelapan, saya akhirnya mencapai 5 km dalam satu jam, yang menjadi pencapaian penting bagi saya.

Meskipun saya sudah mengikuti taekwondo, saya merasa fisik saya masih belum cukup kuat untuk mendukung latihan-latihan yang lebih intens. Namun, keduanya taekwondo dan jogging mengajarkan saya tentang pentingnya ketahanan fisik dan mental. Taekwondo mengajarkan saya untuk mengendalikan tubuh, memperbaiki teknik, dan tetap fokus meski dalam kondisi fisik yang lelah. Namun, pada awalnya saya merasa bahwa stamina saya kurang kuat untuk menghadapi tantangan tersebut. Ini adalah bagian dari inovasi pribadi, yaitu menyadari keterbatasan diri dan berusaha mengatasinya dengan beradaptasi melalui kebiasaan yang lebih sehat, seperti jogging.

Jogging, di sisi lain, membantu saya membangun ketahanan fisik yang lebih baik. Setiap kali saya merasa lelah atau terhambat, saya mengingat prinsip dari psikologi inovasi, yaitu menghadapi tantangan dengan cara yang kreatif dan terus-menerus beradaptasi. Dalam hal ini, adaptasi berarti memperkuat tubuh saya melalui joging agar bisa lebih tahan dalam latihan taekwondo yang lebih berat. Sebagai contoh, meskipun tubuh saya awalnya merasa lelah saat berlatih taekwondo, saya bisa mengatasi rasa lelah tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui kebiasaan jogging.

Kebiasaan jogging ini membawa dampak positif yang signifikan, baik secara fisik maupun mental. Saya merasakan peningkatan stamina, kekuatan otot, dan ketahanan tubuh yang membantu saya dalam menjalani latihan taekwondo dengan lebih baik. Selain itu, joging juga membantu saya mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati saya. Hal ini sangat penting karena dalam taekwondo, seringkali ada tekanan mental untuk menguasai teknik yang sulit dan menjaga konsentrasi saat bertanding. Dengan meningkatnya daya tahan fisik dari joging, saya merasa lebih siap menghadapi tekanan tersebut.

Dalam taekwondo, saya sering menghadapi teknik atau gerakan yang sulit dan membutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Melalui jogging, saya membangun ketahanan yang membuat tubuh saya lebih siap menerima latihan fisik yang lebih berat, yang pada akhirnya mendukung performa saya dalam taekwondo.

Proses ini juga mengajarkan saya pentingnya inovasi dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kali saya merasa fisik saya kurang mendukung untuk berlatih taekwondo atau jogging, saya mencari cara untuk memperbaikinya. Inovasi ini tidak selalu berarti menemukan sesuatu yang baru, tetapi lebih pada bagaimana kita mengubah pendekatan dan memperbaiki kelemahan. Saya mulai menyesuaikan rutinitas joging dan taekwondo saya, seperti memperbaiki pola makan, memperhatikan istirahat yang cukup, dan mengatur waktu untuk latihan kedua olahraga tersebut. Inovasi dalam hidup saya bukan hanya tentang kemampuan teknik, tetapi juga tentang beradaptasi dengan tantangan fisik yang ada.

 

Kesimpulan

Perjalanan saya dalam meningkatkan performa joging dan mengikuti taekwondo menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuan, kita perlu berinovasi dan beradaptasi dengan tantangan yang ada. Meskipun saya sudah mengikuti taekwondo, fisik saya awalnya tidak cukup kuat untuk mendukung keduanya. Namun, dengan berkomitmen pada peningkatan kebugaran tubuh melalui joging, saya berhasil mencapai 5 kilometer dan meningkatkan daya tahan tubuh saya secara keseluruhan. Kedua olahraga ini saling melengkapi, dan saya berharap keduanya dapat terus berkembang untuk membentuk tubuh yang lebih kuat dan mental yang lebih tangguh.

 

Referensi

Fitriyanti, R., & Suryono, T. (2020). Pengaruh olahraga aerobik terhadap kesehatan jantung dan pernapasan. Jurnal Ilmu Keolahragaan Indonesia, 14(2), 56-62.

Suryanto. (2018). Inovasi Pribadi dalam Kehidupan Sehari-hari: Perspektif Psikologi. Jurnal Psikologi Sosial, 19(1), 44-59.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar