Nama : Sillvi Yunia Anggraeni
Nim : 22310410019
Prodi : Psikologi A1
Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA
STRATEGI
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH
Topik |
Pengelolaan
sampah rumah tangga di lingkungan perkotaan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dan analisis peluang pasar pengolahan sampah menjadi barang yang
berguna. |
Sumber |
Rasyid
Wisnu Aji (2019). Jurnal Manajemen dan Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama
Al-Ghazali, Cilacap. STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN
CILACAP JAWA TENGAH. |
Permasalahan |
Permasalahan
dari jurnal tentang Strategi Pengelolahan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten
Cilacap Jawa Tengah adalah masalah pengelolaan sampah rumah tangga di daerah
Kabupaten Cilacap, terutama di Kecamatan Cilacap Tengah, Kecamatan Cilacap
Utara, dan Cilacap Selatan. Pertumbuhan penduduk, meningkatnya aktivitas
masyarakat, dan perubahan pola konsumsi menjadi penyebab bertambahnya volume,
jenis, dan karakteristik sampah rumah tangga. Penanganan sampah dilakukan
dengan cara pengurangan sampah, pemanfaatan kembali sampah, dan pendauran
ulang sampah. Namun, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
merupakan aspek terpenting dalam pengelolaan sampah terpadu. Oleh karena itu,
dibutuhkan strategi pengembangan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
masyarakat secara mandiri untuk menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat. |
Tujuan
Penelitian |
Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis peluang pasar pengolahan sampah
menjadi barang yang berguna. |
Isi |
· Pertambahan
penduduk Kabupaten Cilacap dan meningkatnya aktivitas masyarakat serta
perubahan pola konsumsi masyarakat menjadi penyebab bertambahnya volume,
jenis, dan karakteristik yang semakin beragam. · Persepsi
masyarakat terhadap estetika lingkungan merupakan langkah awal partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah. Masyarakat Kabupeten Cilacap telah sadar
bahwa estetika lingkungan merupakan hal yang sangat penting (Pratiwi &
Usman, 2016). Sehingga perlu dikaji terkait statregi pengembangan penglolaan
sampah yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri. · Sampah Perkotaan
Sampah kota secara sederhana diartikan sebagai sampah organik maupun
anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di kota tersebut.
Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Permasalahan sampah
merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah dapat dikatakan sebagai masalah
kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama di
kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Bandung, Medan dan Surabaya.
Menurut perkiraan, volume sampah yang dihasilkan perorang rata-rata sekitar
0,5 kg/kapita/hari. Jadi, untuk kota besar seperti Jakarta yang penduduknya 10
juta orang sampah yang dihasilkan sekitar 5.000 ton/hari. Dengan jumlah yang
tergolong besar tersebut, maka perlu adanya penanganan sampah yang khusus.
Bila tidak cepat ditangani secara benar maka kotakota di Indonesia akan
tenggelam dalam timbunan sampah bersamaan dengan segala dampak negatif yang
ditimbulkan (Sudradjat, 2006). · Untuk mengurangi
jumlah sampah, orang harus dibuat berpikir mengenai jumlah sampah yang
dihasilkan dan akibat yang ditimbulkan. Dengan adanya masyarakat yang sadar
akan masalah sampah, maka penaganan masalah sampah juga akan lebih mudah
karena masyarakat akan terdorong untuk mengurangi jumlah sampah yang mereka
hasilkan dan terdorong untuk menangani sampah dengan lebih baik (Morgan,
2009). · Berdasarkan
sifat sampah dapat digolongkan menjadi : 1. Sampah yang mudah membusuk. 2. Sampah yang tidak mudah membusuk. 3. Sampah yang mudah terbakar. 4. Sampah yang tidak mudah terbakar. · Tipe pengelolaan
sampah Pada dasarnya terdapat 2 macam pengelolaan sampah, yaitu pengelolaan /
penanganan sampah setempat (individu) dan pengelolaan sampah terpusat untuk
suatu lingkungan permukiman atau kota. Penanganan setempat adalah penanganan
yang dilaksanakan sendiri oleh sipenghasil sampah. Sedangkan pengelolaan
secara terpusat, khususnya dalam teknis operasional, adalah suatu proses atau
kegiatan penanganan sampah yang terkoodinir. · Organisasi dan
Personil Adapun struktur organisasi hendaknya disusun dengan mempertimbangkan
kriteria ; pola kerja, beban kerja, pengendalian, rentang kendali dan
pedoman. Sedangkan dalam hal kebutuhan personil, maka sebaiknya
mempertimbangkan factor kemampuan. Jumlah personil dalam organisasi pengelola
persampahan harus mencakup kebutuhan tenaga staf dan tenaga operasional. |
Metode |
Penelitian
ini menggunakan analisis SWOT. Anaslis SWOT digunakan untuk memperoleh
strategi pengembangan usaha pengelolaan sampah rumah tangga Populasi dalam
penelitian ini masyarakat di Kota Tarakan dengan karakteristik responden
masyarakat yang dengan suka rela melakukan kegiatan pengelolaan sampah. Sedangkan
sampel yang digunakan sebanyak 100 responden. Metode penentuan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Analisa
SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang
memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya
sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal. Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis, dan
kebijakan organisasi. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner)
harus menganalisis faktor-faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. |
Hasil |
· Hasil dari
jurnal ini adalah identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta formulasi strategi
kebijakan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengelolaan sampah
berbasis masyarakat. Kekuatan dalam kegiatan ini antara lain tersedianya
sampah plastik sebagai bahan baku dan dukungan dari pemerintah. Sedangkan kelemahan
di antaranya adalah belum adanya rancangan usaha dan jaringan pemasaran yang
baik untuk produk daur ulang. Dalam peluang, terdapat pasar yang lebih besar
dan pengembangan keterampilan yang dapat ditunjang oleh pelatihan dari
lembaga eksternal. Ancaman dalam kegiatan pengelolaan sampah berbasis
masyarakat di antaranya adalah restige konsumen. · Berikutnya,
strategi kebijakan yang dapat diambil adalah strategi SO, WO, ST, dan WT.
Strategi SO meliputi memperbesar pasar untuk menjual buatan tangan dari sampah
plastik dengan tujuan membentuk citra positif pada produk. Strategi WO
mencakup peningkatan keterampilan industri rumah tangga untuk menjual produk
dengan kualitas lebih baik sehingga harga produk dapat ditingkatkan. Strategi
ST meliputi pengembangan desain yang lebih baik dari konsumen pada buatan
tangan dari sampah plastik dan menjual produk di pasar modern. Terakhir,
strategi WT meliputi peningkatan kualitas produk dan kesadaran industri rumah
tangga dan konsumen bahwa buatan tangan dari sampah olahan memberikan manfaat
pada perbaikan kondisi lingkungan.
Dengan demikian, jurnal ini memberikan wawasan dan rekomendasi
kebijakan yang berharga untuk meningkatkan pengelolaan sampah berbasis
masyarakat. |
Diskusi |
Partisipasi masyarakat juga merupakan aspek terpenting dalam pengelolaan sampah terpadu. Persepsi masyarakat terhadap estetika lingkungan menjadi langkah awal dalam partisipasi mereka. Oleh karena itu, kajian strategi pengembangan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri perlu dikaji lebih lanjut. Sampah perkotaan
merupakan masalah serius di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti
Jakarta, Semarang, Bandung, Medan, dan Surabaya. Volume sampah yang
dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 kg/kapita/hari, sehingga penanganan
sampah yang khusus menjadi sangat penting. Bila tidak ditangani dengan baik,
kota-kota di Indonesia akan terkena dampak negatif dari timbunan sampah yang
semakin meningkat.
|
0 komentar:
Posting Komentar