Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Klinik Psikologi

Senin, 30 September 2024

E6-MENULIS TIPS TIPS_KHANIFATU ZAHRO

 

MANAJEMEN WAKTU dan KOMUNIKASI EFEKTIF UNTUK MAHASISWA KARYAWAN: PANDUAN PINTAR dan KOMPAK

E6-MENULIS TIPS-TIPS TENTANG RESILIENSI/DORONGAN BEPRESTASI/KETANGGUHAN\ENTREPRENEURSHIP/KETEKUNAN/PEKA TERHADAP PERUBAHAN/PERENCANAAN TERHADAP PERUBAHAN/MENJADI SURI TAULADAN

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.



NAMA : Khanifatu Zahro

NIM : 21310410053 

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2024


  1. Managemen Waktu dengan Efektif untuk Mahasiswa Karyawan yang Bekerja : Panduan PINTAR

Mahasiswa karyawan menghadapi tantangan dalam mengelola waktu dan keseimbangan antara tanggung jawab akademik dan profesional. Kemampuan mengatur waktu secara efektif sangat penting untuk keberhasilan, dan salah satu cara untuk membantunya adalah dengan menggunakan singkatan PINTAR sebagai panduan. Berikut adalah penjelasan mengenai singkatan PINTAR:

1)      P – Prioritaskan Tugas

Sebagai mahasiswa yang bekerja, memprioritaskan tugas adalah hal krusial. Buat daftar tugas harian atau mingguan dan identifikasi yang paling penting. Dengan memprioritaskan, kamu dapat menghindari stres dan menyelesaikan pekerjaan lebih efisien.

2)      I – Ingat Jadwal

Penggunaan kalender atau aplikasi pengingat penting untuk memastikan tidak ada kegiatan yang terlewat. Pasang pengingat untuk kuliah, tenggat tugas, dan waktu kerja, serta sisipkan waktu istirahat yang cukup dalam jadwal harian.

3)      N – Nikmati Waktu Istirahat

Meskipun waktu istirahat terbatas, penting untuk menikmatinya secara optimal, karena istirahat yang berkualitas dapat memulihkan energi dan meningkatkan produktivitas. Manfaatkan waktu istirahat untuk bernapas, relaksasi, atau aktivitas menyegarkan, dan pastikan tidur yang cukup, minimal 6-7 jam per malam, untuk keseimbangan fisik dan mental.

4)      T – Tetapkan Batasan

Sebagai mahasiswa karyawan yang juga bekerja, penting untuk menetapkan batasan jelas antara waktu belajar dan bekerja, serta menyampaikan batasan jika majikan meminta pekerjaan tambahan di luar jam kerja yang disepakati.

5)      A – Atur Waktu dengan Fleksibel

Fleksibilitas dalam pengaturan waktu sangat penting karena situasi darurat dapat terjadi kapan saja. Penting untuk memiliki rencana cadangan agar waktu belajar tidak terganggu, seperti memanfaatkan waktu saat anak tertidur untuk mengerjakan tugas atau membaca.

6)      R – Rencanakan Kegiatan dengan Efektif

Buat rencana kegiatan setiap pagi atau malam untuk keesokan harinya. Pembagian waktu yang terstruktur antara belajar, bekerja, dan istirahat akan membantu kamu tetap fokus. Gunakan to-do list atau aplikasi manajemen tugas agar semua tugas terselesaikan tepat waktu.

  1. Menjaga Komunikasi dengan Atasan dan Dosen = KOMPAK: Prinsip Komunikasi Efektif

Sebagai mahasiswa karyawan, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan perkuliahan adalah tantangan, sehingga komunikasi yang baik dengan atasan dan dosen sangat penting. Prinsip KOMPAK (Koordinasi Aktif, Objektif, Menepati Janji, Pendekatan Terbuka, Adaptif, dan Konsistensi) dapat diterapkan untuk memfasilitasi hal ini.

1)      K - Koordinasi Aktif

Koordinasi aktif sangat penting untuk menjaga komunikasi yang sehat. Mahasiswa karyawan perlu proaktif dalam memberikan informasi tentang jadwal atau perubahan tanggung jawab kepada atasan dan dosen. Hal ini mencerminkan tanggung jawab dan komitmen mereka. Misalnya, jika ada ujian mendadak atau perubahan jadwal kerja, segera beri tahu atasan dan dosen untuk menghindari miskomunikasi.

2)      O - Objektif dalam Menyampaikan Informasi

Selalu bersikap objektif saat menyampaikan informasi sangat penting. Hindari asumsi pribadi dan emosi berlebihan; informasi harus berdasarkan fakta. Dengan objektivitas, Anda dapat menghindari kesalahpahaman dengan atasan dan dosen.

3)      M - Menepati Janji dan Deadline

Menepati janji dan menyelesaikan tugas tepat waktu adalah kunci untuk membangun kepercayaan. Dalam akademis dan profesional, integritas diukur dari kemampuan memenuhi janji. Jika ada kendala, komunikasikan segera kepada atasan dan dosen untuk mencari solusi bersama.

4)      P - Pendekatan Terbuka dan Ramah

Sikap terbuka dan ramah menciptakan hubungan baik dengan atasan dan dosen. Terima kritik dan masukan, serta jangan ragu untuk bertanya jika ada yang tidak jelas. Bersikap ramah dan profesional dalam interaksi membangun kepercayaan yang lebih kuat.

5)      A - Adaptif terhadap Situasi

Jadwal kerja dan kuliah sering tidak menentu, sehingga mahasiswa yang bekerja perlu memiliki kemampuan beradaptasi. Jika ada perubahan mendadak, komunikasi yang baik harus menjadi prioritas untuk mengoordinasikan ulang jadwal.

6)      K - Konsistensi dalam Komunikasi

Konsistensi penting dalam hubungan profesional. Selain berkomunikasi saat ada masalah, sediakan waktu untuk memberikan pembaruan rutin tentang perkembangan di tempat kerja dan perkuliahan. Ini menunjukkan inisiatif untuk menjaga komunikasi terbuka dan menghindari kebingungan di masa depan.

           

DAFTAR PUSTAKA

1.      Fahmayanti, N. (2016). Motivasi dan Manajemen Waktu Pada Mahasiswa Wirausaha. Psikoborneo, 4(4), 586-595. DOI: 10.1234/psikoborneo4-586-595

2.      Pinatih, I Gusti Ayu Widya Safitri, & Nopiyani, Putu Eka. (2024). Pengaruh Manajemen Waktu, Beban Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Stres Akademik pada Mahasiswa Kuliah Sambil Bekerja (Studi Kasus pada Mahasiswa Reguler Sore Stie Satya Dharma). INNOVATIVE: Journal of Social Science Research, Vol 4, No 3, 4519-4532.

3.      Abubakar, F. (2015). Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pekommas, 18(1), 53-62.

4.      Mahadi, U. (2021). Komunikasi Pendidikan: Urgensi Komunikasi Efektif dalam Proses Pembelajaran. JOPPAS: Journal of Public Policy and Administration Silampari, 2(2), 80-90

 

 

E1-MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP: Analisis Psikologi Implementasi Program Kewirausahaan di SMK Untuk Membangun Jiwa Entrepreneurship

 

ANALISIS PSIKOLOGI IMPLEMENTASI PROGRAM KEWIRAUSAHAAN DI SMK UNTUK MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEUSHIP

 

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 1 MERINGKAS JURNAL MOTIVASI DENGAN TOPIK ENTERPRENEURSHIP

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA



Nama : Khanifatu Zahro

Nim : 21310410053

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

  September - 2024


 

 

Judul jurnal

Analisis psikologi implementasi program kewirausahaan di

smk untuk membangun jiwa entrepreneurship

Sumber

Komara, E., Rukhaida, I., Wardani, D., Yogaswara, S. P. (2024). Analisis psikologi implementasi program kewirausahaan di

smk untuk membangun jiwa entrepreneurship. Jurnal Didaktika 13(1), 1267 - 1276

Relevansi antara judul dan abstrak

Judul jurnal ini sesuai dengan isi yang membahas aspek psikologis dalam program kewirausahaan di SMK, dengan abstrak yang baik dan ringkas, tetapi akan lebih baik jika menambahkan detail tentang rekomendasi praktis.

Permasalahan

Penelitian ini bertujuan memahami penerapan program kewirausahaan di SMK dan dampaknya terhadap semangat kewirausahaan siswa. Masalah utama meliputi kurangnya motivasi, kepercayaan diri, dan pemahaman siswa, serta tantangan sekolah dalam menjalankan program ini. Penelitian ini juga mengkaji bagaimana program tersebut dapat mengembangkan cara berpikir, kreativitas, dan keberanian siswa dalam mengambil risiko untuk kesuksesan sebagai pengusaha di masa depan.

Isi

Penelitian di SMK Negeri Peternakan Lembang menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasilnya menunjukkan bahwa keberhasilan program kewirausahaan bergantung pada pengajaran guru dan keseimbangan antara teori dan praktik, seperti pemeliharaan hewan dan pengolahan produk. Aspek psikologis seperti rasa percaya diri dan motivasi juga mempengaruhi keberhasilan siswa. Guru berperan sebagai motivator, namun tantangan seperti keterbatasan kurikulum, sumber daya, dan motivasi siswa masih ada.

Tujuan penelitian

Judul jurnal ini sesuai dengan isinya, membahas aspek psikologis dalam program kewirausahaan di SMK, dan jelas mencerminkan inti penelitian. Abstraknya sudah baik, namun bisa ditingkatkan dengan menambahkan lebih banyak detail tentang rekomendasi praktis.

Pendahuluan

 Pendahuluan jurnal ini membahas pentingnya pendidikan kewirausahaan di SMK, menghubungkannya dengan perkembangan ekonomi dan keterampilan abad ke-21. Penulis juga mengaitkan teori efikasi diri Bandura dengan kewirausahaan, meskipun perlu ditambahkan literatur terbaru untuk memperkuat teori, khususnya tentang bagaimana pendidikan kewirausahaan membentuk pola pikir kreatif.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik triangulasi (wawancara, observasi, dokumentasi) untuk memperkuat validitas. Namun, deskripsi partisipan dan kriteria pemilihan sampel perlu diperinci agar lebih jelas.

Hasil

Penelitian ini menunjukkan tantangan dan manfaat program kewirausahaan di SMK Negeri Peternakan Lembang, yang berdampak positif pada kreativitas, percaya diri, dan kerja sama siswa. Analisisnya dikaitkan dengan teori psikologi seperti behavioristik dan aktualisasi diri, meskipun perlu diperluas dengan perbandingan studi internasional untuk perspektif yang lebih luas.

Kelebihan dan kekurangan

Topik kewirausahaan dalam jurnal ini sangat relevan karena menghubungkan pendidikan kewirausahaan dengan aspek psikologis. Pendekatan kualitatif dengan triangulasi data memberikan wawasan mendalam. Jurnal ini juga mengintegrasikan teori psikologi terkait motivasi, kepercayaan diri, dan proses belajar. Namun, kelemahan terletak pada kurangnya detail tentang pemilihan sampel dan peserta, serta kurangnya literatur internasional terbaru. Perbandingan dengan studi di sekolah vokasi negara lain juga bisa menambah perspektif komprehensif.

Kesimpulan

Program kewirausahaan di SMK berdampak positif dalam membangun jiwa kewirausahaan siswa, meski tantangan seperti rendahnya motivasi dan kepercayaan diri masih ada. Rekomendasi menyoroti peran guru dan perlunya metode pembelajaran inovatif untuk meningkatkan efektivitas program.

Diskusi

Penelitian ini menunjukkan bahwa program kewirausahaan di SMK berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri dan kreativitas siswa, meskipun terdapat hambatan seperti keterbatasan sumber daya dan resistensi. Program yang baik dapat membantu siswa mengatasi keraguan dan membangun pola pikir proaktif.

 

 

 

E2-WAWANCARA DISONANSI KOGNITIF: The Impact Of Cognitive Dissonance On Active Snokers' Behavior

 

THE IMPACT OF COGNITIVE DISSONANCE ON ACTIVE SMOKERS' BEHAVIOR

PSIKOLOGI INOVASI

E2 – WAWANCARA DISONANSI KOGNITIF

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

FINDA PENSIUNA WATI

22310410189

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

SEPTEMBER – 2024

 

            Merokok termasuk perilaku yang sering menjadi dilema untuk perokok aktif. Sebetulnya, mereka menyadari risiko kesehatan yang di timbulkan oleh Si Nikotin. Namun, di sisi lain keinginan atau ketergantungan yang membuat meraka kesulitan untuk berhenti. Kondisi ini sering kali di sangkut – pautkan dengan fenomena psikologi yang di sebut dengan disonansi kognitif, ketidak nyamanan mental yang sering muncul ketika seseorang menghadapi dua atau lebih keyakinan, ataupun tindakan yang saling bertentangan. Dengan ini, saya akan mengeksplorasi bagaimana disonansi kognitif akan mempengaruhi perokok aktif melalui wawancara dengan salah satu perokok aktif yang telah lama mengalami konflik antara kebiasaan merokok, namun tahu resikonya.

Banyak para perokok aktif  yang mengembangkan mekanisme pertahanan diri sebagai cara untuk mengurangi ketidaknyamanan mereka rasakan akibat dari disonansi kognitif. Salah satu mekanisme sering kali muncul yaitu rationalization, perokok aktif sering kali mencari banyak alasan untuk membenarkan kebiasaannya.

Dalam wawancara dengan Charles Toon (48) seorang Project Engineering di perusahaan swasta yang berada di Qatar, Toon termasuk perokok aktif dari usia 21 tahun. Toon mengungkapkan, “ Saya tahu merokok itu tindakan yang sangat buruk, tapi hidup juga penuh dengan stress, terlebih saat pekerjaan saya menumpuk. Kalo tidak merokok saya tidak bisa focus bekerja ”. Hal ini mencerminkan bahwa upanyanya adalah membenarkan kebiasaan merokok dengan mengkaitkan rokok sebagai cara untuk mengelola stress yang dia hadapi, walaupun dia juga menyadari tindakan tersebut sangatlah beresiko untuk kesehatannya.

Denial ataupun penyangkalan sering kali di gunakan kebanyakan perokok aktif untuk mengatasi disonansi. “ Saya selama ini baik-baik saja. Menurut saya tergantung dengan daya tahan tubuh setiap individunya.” tambahnya. Mekanisme ini memungkinkan Toon untuk menolak fakta yang bertentangan  dengan perilaku dan masih merasa nyaman untuk merokok.

Toon mengalami konflik batin antara keinginan untuk berhenti dan telah menjadi candu. “ Saya telah mencoba untuk berhenti beberapa kali. Tapi tetap gagal, akhirnya berlanjut sampai saat ini, “. ungkapnya. Dalam situasi tersebut Toon mencoba untuk mengurangi disonansi kognitif dengan cara memberikan justifikasi sementara bagi perilaku yang ia tahu tidak sesuai dengan nilai dan tujuannya.

Fenomena ini juga menjadikan Toon merasa bersalah. “ setiap saya merokok di hadapan anak saya. Saya merasa bersalah. Saya menyadari bahwa ini contoh yang buruk untuknya,” paparnya. Rasa bersalah inilah yang menjadi bagian dari ketidaknyamanan psikologis yang muncul akibat dari disonansi  antara perilaku Toon seperti memberikan contoh untuk anaknya.

Meskipun Toon telah mengunakan mekanisme pertahanan diri, “ saya pernah mengikuti program untuk berhenti merokok. Namun, gagal. Mungkin karena saya masih belum siap secara mental.” Jelasnya. Toon berusaha untuk mengatasi ini dengan mengubah perilakunya, namun, gagal karena factor dari psikologis ketergantungan kepada Si Nikotin.

Sehingga, disonansi kognitif yang di alami oleh perokok aktif seperti Charles Toon merupakan fenomena psikologis yang kompleks, karena melibatkan pertentangan di antara keinginan untuk bisa berhenti merokok ataupun kebiasaan untuk bisa dapat mempertahankan kebutuhan merokoknya. Melalui wawancara ini, saya dapat melihat mekanisme untuk mempertahankan diri pada rasionalisasi dan penyangkalan yang di gunakan oleh perokok untuk mengurangi setidaknyamanan yang mereka rasakan akibat konflik antara kesadaran akan resiko terhadap rokok dan kebiasaannya.

Dalam jangka waktu berkepanjangan, disonansi kognitif dapat memicu perasaan bersalah, stress, dan kegagalan dalam upaya untuk berhenti merokok. Karena itu, di perlukan pendekatan psikologis untuk bisa membantu perokok aktif seperti Toon agar dapat menghadapi konflik dan pada akhirnya bisa mengambil langkah tepat untuk bisa lebih mementingkan kesehatan dan hidup sehat. Harapan saya kedepannya, Toon bisa meninggalkan kebiasaan merokok tersebut.

 

Referensi

Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford University Press.

Tesser, A., & Rosen, S. (1975). "The reluctance to transmit bad news." Advances in Experimental Social Psychology, 8, 193-232.

Cooper, J. (2007). Cognitive Dissonance: 50 Years of a Classic Theory. Sage Publications.

Marlatt, G. A., & Gordon, J. R. (1985). Relapse Prevention: Maintenance Strategies in the Treatment of Addictive Behaviors. Guilford Press.

Tversky, A., & Kahneman, D. (1974). "Judgment under uncertainty: Heuristics and biases." Science, 185(4157), 1124-1131.

E1-MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP: The Role of Goverment In Promoting Entrepreneurship In Qatar

 

THE ROLE OF GOVERNMENT IN PROMOTING ENTREPRENEURSHIP IN QATAR

PSIKOLOGI INOVASI

ESAI 1 – MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.



FINDA PENSIUNA WATI

22310410189

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

September - 2024

 

case

information

Topik

Peran Pemerintah, Kebijakan Kewirausahaan, Ekosistem kewirausahaan, Tantangan Wirausaha, Keterlibatan Sektor Swasta

Sumber

Abdullah, M., & Al-Kuwari, F. (2019). The Role of Government in Promoting Entrepreneurship in Qatar. Journal of Entrepreneurship and Public Policy.

Permasalahan

Banyaknya wirausahawan, terutama yang baru memulai usaha, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan modal untuk memulai dan mengembangkan kebutuhan bisnis mereka

Adanya kekurangan dalam pelatihan yang sesuai dengan Pendidikan kewirausahaan sehingga mengakibatkan para wirausahawan tidak memiliki keterampilan yang diperlukan pada bisnis mereka secara efektif.

Ketidak pastina dalam regulasi dan kebijakan dapat menghalangi pertumbuhan kewirausahaan.

Dalam beberapa khasus, ada sigma sosial terhadap kegagalan dalam usaha, yang membuat individu ragu untuk mengambil resiko yang diperlukan dalam berwirausaha.

Tujuan Penelitian

Untuk memahami bagaimana pemerintah Qatar berkonstribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kewirausahaan melalui kebijakan dan inisiatif yang diterapkan.

Untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan yang di hadapi oleh pada wirausahawan di Qatar, serta faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan kewirausahaan.

Mengefalusai efektivitas kebijakan yang di terapkan oleh pemerintah dalam mendukung kewirausahaan dan untuk memberikan rekomendasi perbaikan.

Untuk mendorong kolaborasi antara sektor public dan swasta dalam mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM)

Untuk memberikan rekomendasi kepada pembuatan kebijakan mengenai Langkah-langkah yang dapat di ambil untuk meningkatkan dukungan bagi kewirausahaan di Qatar.

Isi

Peneliti membahas berbagai kebijakan yang di terapkan oleh pemerintah Qatar untuk mendukung kewirausahaan, seperti program pembiayaan, penelitian, dan penyediaan infrastruktur yang memadai.

Penulis menyoroti pentingnya dukungan terhadap UKM sebagai tulang punggung ekonomi Qatar, termasuk penyediaan akses ke pasar maupun sumber daya.

Peneliti mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh para wirausahawan , seperti kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan, kekurangnya keterampilan, dan penelitian, serta lingkungan bisnis yang tidak menentu.

Penulis menekankan perlunya program pelatihan yang lebih baik dan Pendidikan kewirausahaan untuk untuk mempersiapkan individu menjadi wirausahawan yang sukses.

Peneliti ini juga membahas bagaimana teknologi dapat mendukung kewirausahaan, termasuk penggunaan platfrom digital untuk pemasaran  dan pengembangan produk.

Penilis memberikan rekomendasi untuk perbaikan kebijakan, seperti peningkatan akses ke pembiayaan, pengembangan program pelatihan yang lebih baik, dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil.

Metodelogi

Penelitian ini melakukan tinjauan terhadap literatur yang ada mengenai kebijakan kewirausahaan, praktek terbaik di negara lain, dan teori-teori yang relevan.

Penulis kemungkinan melakukan wawancara atau survei dengan wirausahawan, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengumpulkan data langsung mengenai pengalaman, tantangan, dukungan yang mereka terima dalam konteks kewirausahaan.

Data yang di kumpulkan di analisis studi khasus dari wirausahawan yang berhasil dan yang mengalami tantangan, untuk memberikan wawasan lebih dalam factor-faktor keberhasilan dan hambatan.

Penulis mengevaluasi kebijakan yang telah di terapkan oleh pemerintah Qatar dalam mendukung kewirausahaan dengan membangdingkannya dengan praktek di negara lain serta dampaknya terhadap perkembangan kewairaushaan di Qatar.

Berdasarkan hasil analisis, penulis Menyusun diskusi yang mencangkup rekomendasi untuk perbaikan kebijakan dan dukungan yang lebih baik untuk kewirausahaan.

Diskusi

Diskusi juga menyentuh pentingnya mendorong kewirausahaan yang inklusif, di mana individu dari berbagai latar belakang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan dukungan kewirausahaan.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kewirausahaan tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan inovasi sosial.

Hasil Penelitian

Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah Qatar dalam mendukung kewirausahaan, seperti penyediaan dana dan program pelatihan, telah memberikan dampak positif, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan.

Wirausahawan menghadapi berbagai tantangan, termasuk kesulitan akses ke pembiayaan, kurangnya keterampilan manajerial, dan ketidakpastian regulasi. Ini menghambat kemampuan mereka untuk melalui dan mengembangkan usaha.

Hasil penelitian menegaskan bahwa program penelitian menegaskan bahwa program penelitian kewirausahaan yang lebih terfokus dan releven diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan wirausahawan.

 

 


Minggu, 29 September 2024

 

ESAI 1-MERINGKAS JURNAL ENTREPRENEURSHIP

PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN PENGAMPU: Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA.

 

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS INDUSTRI JASA BIMBINGAN BELAJAR 

DENGAN METODE ANALISIS SWOT

Diana Widiastuti

NIM 22310410034

 

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45

YOGYAKARTA

September 2024

TOPIK

Bisnis industri jasa pendidikan, analisis SWOT, strategi bisnis

SUMBER

Nurhayati, A. (2024). Strategi Pengembangan Bisnis Industri Jasa Bimbingan Belajar dengan Metode Analisis SWOT. Jurnal Industrial Galuh. Vol. 06 (01)

PERMASALAHAN

Bagaimana cara mengembangkan bisnis bimbingan belajar.

TUJUAN PENELITIAN

Mengembangkan bisnis bimbingan belajar dengan metode analisis SWOT (strenght, weakness, opprtunities, and threat).

ISI

Orang tua siswa ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak anaknya. Banyak dari kalangan orang tua siswa SD, SMP dan SMA yang mendaftarkan anak-anak tersebut ke tempat bimbingan belajar sebagai les tambahan untuk anak anaknya. Banyaknya jumlah bimbingan belajar mencapai 1.866 lembaga dan merupakan peringkat kelima terbanyak dari berbagai jenis pendidikan non formal lainnya (Kemdikbud, 2018) dan jumlah ini akan terus bertambah dan meningkatkan persaingan.

Permasalahan yang sering dihadapi di lapangan adalah para pelaku industri jasa bimbingan belajar harus berusaha tetap bertahan di tengah banyaknya arus persaingan bisnis bimbingan belajar dalam negeri. Salah satu upaya lembaga bimbingan belajar agar dapat berhasil dan sukses yaitu dengan cara mengembangkan bisnis bimbingan belajar. Di tengah maraknya jumlah bimbel yang tumbuh menjamur di dalam negeri, para pelaku usaha industri jasa bimbel harus bisa mengembangkan sayap bisnisnya dan melakukan berbagai inovasi cara belajar untuk siswa didiknya agar pelaku usaha industri jasa bimbel bisa mempertahankan usahanya pasca pandemi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Strength, Weakness, Opportunities, (SWOT). and Threat Metode SWOT adalah suatu metode yang dilakukan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kemudian dapat dipetakan ke dalam diagram SWOT yang terdiri atas empat bagian kuadran, yaitu SO (Strength Opportunities), WO (Weakness Opportunities), WT (Weakness Threat), dan ST (Strength Threat) (Nurhayati, 2019).

Analisis SWOT adalah metode yang digunakan sebagai alat standard untuk menganalisa tujuan, strategi dan sumber daya untuk berbagai macam isu untuk proyek pengembangan spesifik (Ali et al., 2022). Analisis SWOT biasanya digunakan dalam menganalisis kasus kompleks atau menyusun rencana strategis. Perencanaan strategis merupakan penentuan sasaran pokok bagi organisasi berupa kebijakan serta strategi yang mengarah, mengatur perolehan, penggunaan serta penghapusan sumber sumber guna mencapai sasaran (Sembodo, 2018). Faktor internal pada analisis SWOT terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Faktor eksternal dalam analisis SWOT mencakup opportunity atau peluang dan threat atau ancaman (Sasoko & Mahrudi, 2023).

HASIL

Rancangan strategi yang tepat adalah penerapan analisis SO (strength and opportunities). Kesimpulan penelitian ini adalah strategi SO dapat diterapkan, yaitu meningkatkan pendekatan terhadap orangtua siswa, biaya jasa sepadan dengan layanan, meningkatkan layanan respon cepat terhadap kebutuhan mendadak dari siswa, meningkatkan profesionalitas para pengajar, meningkatkan layanan program belajar baik secara online maupun offline, meningkatkan kualitas buku yang mudah dimengerti siswa, mengalokasikan pengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, serta meningkatkan fasilitas.

DISKUSI

Bisnis industri jasa bimbingan belajar merupakan suatu peluang usaha dimanapun berada, selain yang terdata di Kemdikbud, masih menjamur bisnis bimbingan belajar ini dikarenakan besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa bimbingan belajar. Mendapatkan izin mendirikan lembaga pendidikan non formal mungkin tidak sesualit pendidikan fomral, namun untuk menyediakan fasilititas dan strategi-strateginya tentu saja tidak jauh berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan strategi bisnis yang tepat bagi jasa pendidikan bimbingan belajar ini agar tetap bertahan, dipercaya masyarakat, dan berkembang.