Selasa, 10 Oktober 2023

Meringkas Jurnal 1 2023

 

Pengelolaan Sampah Plastik di Salatiga: Praktik dan Tantangan

David Michael Tulaseket (20310410073)

Dosen Pengampu : Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

 

 


 

Topik

Pengelolaan sampah plastic, penelitian kualitatif.

 

Sumber

Septiani, B. A., Arianie, D. M., Risman, V. F. A. A., Handayani, W., & Kawuryan, I. S. S. (2019). Pengelolaan Sampah Plastik di Salatiga: Praktik dan Tantangan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(1), 90-99. ISSN 1829-8907.

 

Permasalahan

Permasalahan utama termasuk peningkatan timbunan sampah plastik yang sulit terurai, dampak negatifnya terhadap lingkungan, serta kesulitan dalam mengubah perilaku masyarakat yang masih banyak menggunakan plastik. Jurnal ini juga menyoroti peran berbagai pihak, seperti rumah tangga, pemulung, Bank Sampah, pengepul, dan pemerintah dalam pengelolaan sampah plastik. Pemerintah memiliki tanggung jawab penting dalam mengedukasi masyarakat dan membangun infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah plastik yang lebih baik. Jurnal ini bertujuan untuk mencari solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dalam upaya mengelola sampah plastik di Salatiga.

 

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang praktik pengelolaan sampah plastik di Salatiga dan upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan sampah plastik tersebut.

 

ISI

·       Plastik adalah bahan yang masih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia karena harganya yang murah, serta sifatnya yang tahan lama dan ringan. Namun, plastik juga bersifat non-biodegradabel, sehingga menjadi penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan.

 

·       Sampah plastik mengandung senyawa-senyawa toksik seperti PCB, hidrokarbon aromatik, pestisida organoklorin, ftalat, dan lainnya, yang dapat mencemari ekosistem dan mengganggu makhluk hidup.

 

·       Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam pembuangan sampah plastik ke laut, dengan konsumsi plastik yang masih tinggi.

 

·       Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mengurangi sampah plastik melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) hingga 70% pada tahun 2025.

 

·       Beberapa negara telah mengimplementasikan pembatasan penggunaan kantong plastik melalui larangan dan pajak, tetapi upaya ini belum sepenuhnya berhasil mengubah perilaku masyarakat.

 

·       Kurangnya pengetahuan dan penyuluhan mengenai dampak buruk sampah plastik telah menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik dengan baik.

 

·       Selain itu, sektor informal seperti pemulung juga memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah plastik.

 

·       Dalam penelitian ini, pendekatan Integrated Sustainable Waste Management (ISWM) digunakan untuk menganalisis sistem pengelolaan sampah plastik di kota Salatiga dengan melibatkan semua pihak yang terlibat, termasuk stakeholder, alur pembuangan sampah, dan sudut pandang yang berbeda terhadap sistem pengelolaan sampah.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode kualitatif. Penelitian dilakukan di Kota Salatiga dari Mei hingga Agustus 2018. Data diperoleh melalui data primer (observasi dan wawancara mendalam) dan data sekunder (literatur). Subjek penelitian melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah plastik di Salatiga. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan hasilnya disajikan dalam bentuk naratif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang permasalahan pengelolaan sampah plastik tanpa berusaha untuk generalisasi.

 

Hasil

·       Komposisi Sampah: Sampah di Kota Salatiga didominasi oleh sampah organik sekitar 70%, diikuti oleh plastik sekitar 20%, dan jenis sampah lainnya seperti kardus, kertas, kain, dan kayu. Perbandingan ini berbeda dengan beberapa kota di luar Indonesia, seperti China dan Kuala Lumpur.

 

·       Penyebab Penumpukan Sampah: Penumpukan sampah di Salatiga disebabkan oleh manajemen pengelolaan sampah yang kurang terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat, serta perilaku konsumen yang cenderung menggunakan plastik dalam transaksi jual beli.

 

·       Penggunaan Kantong Plastik: Penggunaan kantong plastik dalam transaksi jual beli telah menjadi kebiasaan masyarakat di Salatiga, dan sulit untuk ditinggalkan meskipun alternatif seperti tas kain tersedia. Perilaku konsumtif terhadap plastik menjadi faktor utama penumpukan sampah plastik.

 

·       Kurangnya Pemilahan Sampah: Rumah tangga di Salatiga belum terbiasa memilah sampah berdasarkan jenisnya, mirip dengan situasi di China. Pemilahan sampah dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan persepsi masyarakat terhadap kebersihan.

 

·       Upaya Pengelolaan Sampah: Pemerintah Salatiga telah mencoba mengatasi masalah sampah dengan mendorong program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), mendukung Bank Sampah, dan membangun landfill. Namun, beberapa masalah seperti pengolahan plastik yang tidak optimal dan masalah lingkungan terkait landfill masih menjadi tantangan.

 

·       Rencana Pemerintah: Pemerintah berencana untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui edukasi dan program pengurangan konsumsi plastik. Pemerintah juga berperan dalam mendukung Bank Sampah, pemulung, dan pengepul sampah untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif.

 

·       Model Sistem Pengelolaan Sampah: Gambaran model sistem pengelolaan sampah kota Salatiga menunjukkan peran berbagai pihak seperti pemerintah, Bank Sampah, pemulung, pengepul, dan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah sampah.

 

Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah plastik di Kota Salatiga melibatkan empat pihak: rumah tangga, pemulung, Bank Sampah, dan pemerintah. Upaya utama adalah penggunaan kembali, daur ulang, dan penimbunan sampah plastik. Tantangannya adalah mengurangi konsumsi plastik yang masih kuat karena faktor sosial budaya dan kesadaran lingkungan yang perlu ditingkatkan. Peran penting pemerintah adalah mengedukasi masyarakat, meningkatkan kapasitas Bank Sampah, mengelola pemulung dan pengepul, mempromosikan kerjasama antara keduanya, dan mengatasi sampah yang tak dapat diolah oleh Bank Sampah dan pengepul.

 

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar