Senin, 12 Juni 2023

Meringkas Jurnal 2

 

Tugas Mata Kuliah Teknik Penyusunan Skripsi

Dosen Pengampu: Dr. Arudati Shinta, M.A.

 

Rifa Rufianti (20310410053)

Prodi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Topik

Kontrol diri, phubbing, remaja.

Sumber

Safitri, N., & Rinaldi. (2022). Hubungan kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi. Jurnal Aktual Psikologi, 13(2), 197-210.

Permasalahan

Penggunaan smartphone yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna, memberikan dampak ketergantungan karena kini smartphone menjadi kebutuhan manusia. Apalagi dengan fasilitas dan fitur yang menarik membuat pengguna mengalami kesenangan yang tidak bisa dibatasi. Padahal dalam melakukan apapun, manusia harus memiliki kontrol diri yang baik. Sama halnya dengan penggunaan smartphone. Remaja yang tidak bisa mengontrol penggunaan smartphone akan mengalami kecanduan yang terus meningkat, menutup diri dari sosialnya, dan tidak peduli dengan lingkungannya. Fenomena ini merupakan perilaku phubbing, yaitu perilaku mengabaikan orang lain karena asyik bermain smartphone. Dalam hal ini akan memiliki kecenderungan pada sikap apatis terhadap lingkungannya.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

 

Isi

·       Penggunaan smartphone di Indonesia telah mencapai 25% yang disebabkan oleh harga yang semakin terjangkau sehingga permintaan pasar semakin meningkat.

·       Berdasarkan survei APJII (2019), pengguna internet di Inonesia mencapau 171,17 juta pengguna. Sedangkan berdasarkan APJII (2018), Sumatera Barat adalah provinsi dengan pengguna internet ke-3 yang mencapai 2,6% di Pulau Sumatera.

·       Fasilitas yang ada pada smartphone dan memberikan kemudahan untuk penggunanya, membuat individu menjadi nyaman. Hal ini berdampak pada perilaku seseorang, terutamma remaja yang mengalami masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Salah satu dampaknya yaitu mengabaikan orang lain karena asyik bermain smartphone. Perilaku ini mengakibatkan kualitas hubungan sosial yang memburuk.

·       Kemenkominfo menyatakan bahwa 80% remaja usia 15-18 tahun telah mendominasi penggunaan smartphone. Alat ini digunakan remaja sebagai media berekspresi. Penggunaannya akan meningkat seiring adanya rasa terhubung dengan pengguna lain melalui dunia maya.

·       Kontrol diri terhadap penggunaan smartphone sangat penting karena berguna untuk mengelola perilaku agar sesuai situasi dan kondisi. Selain itu dapat mencegah kecanduaan terhadap penggunaan smartphone.

Metode

·       Menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional. Alat pengumpulan data menggunakan skala kontrol diri terdiri atas 30 aitem dengan r 0.730 dan skala perilaku phubbing terdiri atas 15 aitem dengan r 0.825.  

·       Subjek berjumlah 115 orang diperoleh melalui teknik purposive sampling.

·       Data diolah menggunakan teknik korelasi product moment.

Hasil

·       Nilai rxy = -0.517 dengan signifikansi p = 0.000 (p<0.05). Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

·       Semakin tinggi kontrol diri pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi maka semakin rendah perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi maka semakin tinggi perilaku phubbing pada siswa SMAN 2 Kota Bukittinggi.

Diskusi

·       Kontrol diri menjadi faktor yang dapat mengindikasi terjadinya perilaku phubbing. Kemampua mengontrol penggunaan smartphone berkaitan dengan perilaku adiktif. Saat individu dapat mengendalikan impuls maka akan mampu menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan.

·       Kemampuan mengendalikan penggunaan smartphone memerlukan kesadaran akan perilakunya, apalagi saat berinteraksi langsung dengan lawan bicaranya.

·       Dalam penelitian ini, subjek masih berada pada kategori rendah dalam aspek konflik antar pribadi dan kesendirian. Sehingga perilaku phubbing juga rendah. Namun, dalam aspek nomofobia dan pengakuan masalah berada pada kategori sedang. Subjek memiliki pertimbangan dalam penggunaan smartphone dan tidak terlalu mengalami kecemasan saat dijauhkan dari smartphone.

 

0 komentar:

Posting Komentar