Senin, 16 Oktober 2023

ESSAY 2 KEG. PLOGGING RISKY NANDA HIMAWAN

 PLOGGING: KETIKA OLAHRAGA DAN LINGKUNGAN BERDAMPINGAN

Psikologi Lingkungan Essay 2

Melakukan Kegiatan Plogging

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 

 




  

Nama : Risky Nanda Himawan

NIM : 21310410196

 

 

 

 Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Di suatu pagi yang cerah, terbitnya matahari mengundang semangat warga desa untuk keluar dari rumah mereka. Namun, kali ini mereka tidak hanya bangun untuk berolahraga, tetapi juga untuk memberikan kontribusi positif pada lingkungan. Ini adalah kisah tentang "plogging," tren yang semakin populer di seluruh dunia, di mana olahraga dan kepedulian lingkungan berdampingan.

Seorang pelari bernama Risky adalah salah satu pendukung gerakan plogging di desanya. Ia bangun pagi-pagi sekali, mengenakan sepatu olahraganya, dan membawa kantong sampah plastik yang akan digunakan untuk mengumpulkan sampah selama berjalan atau berlari di desanya. Baginya, plogging adalah kombinasi sempurna antara menjaga kebugaran tubuhnya dan menjaga kebersihan lingkungan.

Tidak hanya Risky, tetapi juga beberapa teman lainnya berkumpul di desa setempat. Mereka membentuk kelompok-kelompok kecil yang siap melibas jalanan desa mereka, memungut sampahsampah yang terbuang sembarangan. Beberapa membawa sarung tangan khusus, dan yang lain membawa peralatan pembersih seperti tong sampah kecil.

Saat mereka mulai berlari atau berjalan, tidak hanya nafas mereka yang tersentak-sentak, tetapi juga hati mereka yang penuh dengan rasa bangga. Mereka menemukan kaleng soda yang terbuang, kemasan plastik, dan bahkan sehelai kertas terbang yang melayang di angin. Dalam perjalanan mereka yang sehari-hari, mereka menyaksikan dampak kecil yang mereka ciptakan, membersihkan sedikit demi sedikit jejak polusi yang mengotori desa mereka.

Selain memberikan manfaat langsung pada lingkungan, plogging juga menciptakan semangat komunitas yang luar biasa. Setelah selesai menjalani sesi olahraga yang sehat, para ploggers berkumpul di taman dan berbagi cerita tentang temuan mereka. Mereka tertawa bersama, berbicara tentang tantangan-tantangan yang mereka hadapi, dan merencanakan plogging berikutnya.

Gerakan plogging bukan hanya tentang membersihkan sampah, tetapi juga tentang menyebarkan kesadaran akan masalah lingkungan. Ketika para ploggers berbagi foto-foto mereka di media sosial, mereka menginspirasi orang lain untuk bergabung dalam upaya positif ini. Dengan demikian, gerakan ini tumbuh pesat dan menyebar ke berbagai kota di seluruh dunia.

Melalui plogging, masyarakat belajar bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Ini bukan hanya pekerjaan pemerintah atau lembaga lingkungan, tetapi pekerjaan semua orang. Dan yang terbaik dari semuanya, sambil berolahraga, kita dapat membuat perbedaan nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan kita.

Saat matahari terbenam, Risky dan teman-temannya meninggalkan taman dengan perasaan puas. Mereka tahu bahwa mereka telah memberikan kontribusi kecil yang akan berdampak besar pada lingkungan mereka. Plogging telah mengajarkan kepada mereka bahwa olahraga dan kepedulian lingkungan bisa hidup berdampingan. Itulah keajaiban plogging: ketika sepatu olahraga bertemu dengan kesadaran lingkungan, kebaikan yang tak ternilai nilainya pun tercipta.

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar