Nama : Putri Arumsari
Nim : 22310410074
Kelas : Reguler A1
Dosen Pengampu : Dr.,Dra. Arundati Shinta MA
Topik
|
Plogging,
pengetahuan, perilaku, sampah. |
Sumber
|
Patimah,
A. S., Shinta, A., & Winahyu, G. S. (2021). Strategi Promosi Pengelolaan
Sampah di Kalangan Mahasiswa. Prosiding Satu Bumi, 3(1). |
Permasalahan |
Plogging
adalah deviasi positif dimana mahasiswa maupun masyarakat melakukan olahraga
sambil memungut sampah. Ini adalah satu kebiasaan yang sangat menguntungkan,
selain tubuh kita sehat karena olahraga, lingkungan juga sehat karena
terbebas dari sampah. |
Ringkasan
|
- Plogging yaitu olahraga sambil menjaga
lingkungan yang berasal dari kata “lari” dengan mengumpulkan sampah yang
berserakan ke dalam plastik. Oleh karena itu, Plogging merupakan kegiatan
mengumpulkan sampah saat kita sedang berlari kecil. Kita hanya membutuhkan
pakaian olahraga yang sesuai untuk berlari dan kantong sampah untuk
meletakkan semua sampah yang ditemukan di sekitar. -
Prevention (pencegahan) adalah perilaku yang paling disarankan dalam
pengelolaan sampah. Bila masyarakat bisa mencegah terjadinya timbulan sampah
maka TPA tidak akan penuh. Contoh perilaku yang termasuk kategori prevention
adalah menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan sehingga limbah yang
muncul akan cepat terurai di alam. -
Sampah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada benda-benda atau material
yang sudah tidak diinginkan, tidak terpakai, atau dianggap tidak berguna
lagi. Pengelolaan sampah yang efektif sangat penting untuk menjaga kebersihan
lingkungan, mencegah polusi, dan mendukung keberlanjutan. Dalam konteks
lingkungan, pengelolaan sampah yang buruk dapat berdampak negatif pada
ekosistem dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk mendaur
ulang, membuang, dan mengelola sampah dengan bijak untuk melindungi
lingkungan. |
Ringkasan (Lanjutan) |
-
Sampah dipersepsikan negatif karena dianggap tidak mempunyai nilai-nilai
intrinsik. Artinya, orang-orang sulit menemukan sesuatu yang berharga atau
berguna di balik keberadaan sampah. Hal ini karena tampilan sampah itu memang
menjijikkan. Meskipun demikian, sampah akan selalu ada di mana pun manusia
berada. Untuk mengatasi rasa jijik tersebut, manusia menciptakan berbagai
alat (teknologi) pengelola sampah. Dampaknya manusia menjadi semakin
tergantung pada teknologi. Padahal sebenarnya dasar pengelolaan sampah adalah
perilaku manusia. -
Selain tubuh dan lingkungan sehat, kita juga bisa mendapatkan penghasilan
dari mengumpulkan sampah saat plogging. Sampah yang saya dapatkan saat joging
saya timbang dengan berat 4 ons dan untuk jenis sampahnya yaitu kardus, botol
minum, dan kotak minuman. Sampah yang saya dapatkan dari hasil plogging saya
jual di bank sampah Mesem daerah alun-alun Utara yang berada di Yogyakarta. -
Setelah melakukan plogging, saya merasa berbagai perasaan positif, seperti
merasa puas karena telah berkontribusi pada menjaga kebersihan lingkungan dan
mengurangi sampah, merasa lebih segar dan sehat setelah berolahraga, terutama
jika berlari atau berjalan selama plogging, merasa senang karena melakukan
itu bersama teman-teman atau komunitas, sehingga merasa lebih terhubung
dengan orang lain. |
Diskusi
|
Mempromosikan
perilaku peduli pada sampah di kalangan mahasiswa adalah bukan hal yang
mudah. Hal ini karena mereka memang tidak dibiasakan oleh orang tua untuk
peduli dan bertanggung jawab terhadap sampahnya. Agar para mahasiswa itu
peduli pada sampahnya, maka strateginya adalah mendorong mahasiswa untuk
melakukan kegiatan before-after challenge. Tiga perilaku lainnya yaitu
plogging, menabung di bank sampah, dan membuat kompos, kurang diminati mahasiswa.
Oleh karena itu, diperlukan dorongan yang lebih kuat sehingga semua perilaku
tersebut menjadi kebiasaan mahasiswa. |
0 komentar:
Posting Komentar