I Can Only Imagine
Essay 2 Persyaratan
Ujian Tengah Semester
Psikologi Inovasi
(Semester Ganjil
2022/2023)
Widia Fitriani
(20310410020)
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. Arundati Shinta, M.A
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Menceritakan kisah dari Bart Millard, yang sejak kecil Bart memiliki seorang ayah yang abusive. |
Sumber |
|
ringkasan |
I Can Only Imagine menceritakan kisah
nyata dari Bart Millard, sang penyanyi dari band MercyMe. Earphone berwarna
merah senantiasa menemaninya kala ia bermain hingga melindunginya guna tak
mendengar luapan amarah yang dilontarkan sang ayah, Arthur (Dennis Quaid)
kepada sang ibu (Tanya Clarke). Arthur adalah sosok monster di mata Bart. Sejak kecil Bart memiliki seorang ayah
yang abusive. Ayahnya seringkali menghancurkan barang-barang berharga milik
ibunya ketika dia marah. Oleh sebab itu, ibunya memutuskan untuk
pergi—meninggalkan rumah. Jadi Bart tumbuh dengan dibesarkan hanya oleh
ayahnya. Karena ibunya sudah tidak ada di rumah, ayahnya Bart pun sering
melampiaskan amarahnya kepada Bart dengan cara memukulinya. pada tahun 1986,
ayahnya Bart didiagnosis memiliki kanker. tetapi
ternyata ada hal yang lebih mengejutkan yang Bart saksikan setelah itu, yaitu
perubahan dari hidup ayahnya. Ayahnya Bart mulai datang ke gereja dan mulai
membaca Alkitabnya. Dalam lima tahun, Bart dan ayahnya menjadi sangat dekat.
Namun Bart tau bahwa dia tetap harus menghadapi berita buruk yang cepat atau
lambat akan datang, yaitu kematian ayahnya. Pada hari pemakaman ayahnya, neneknya Bart berbisik kepadanya, “I can
only imagine what Bub’s seeing right now.” Kalimat tersebut membuat Bart
membayangkan apa yang kira-kira ayahnya sedang lakukan bersama Yesus, dan itu
lah yang memberikan harapan kepada Bart di dalam menjalani hidupnya. Mempunyai motivasi yang kuat berkat penggarapan yang cermat patut
dialamatkan pada film ini. Hingga momen puncak kala Bart menyanyikan sebuah
lagu spesial ini begitu menggetarkan hati. Ada rasa serta rindu yang
menggelayuti diri Bart yang dibawakan secara natural. Mungkin lagu tersebut
ditulis oleh Bart kurang dari sepuluh menit, namun untuk mewujudkannya perlu
seumur hidup. |
Permasalahan |
I Can Only Imagine menceritakan kisah dari Bart Millard. Sejak kecil
Bart memiliki seorang ayah yang abusive. Ayahnya
seringkali menghancurkan barang-barang berharga milik ibunya ketika dia
marah. Oleh sebab itu, ibunya memutuskan untuk pergi—meninggalkan rumah dan
juga keluarganya, termasuk Bart. Jadi Bart tumbuh dengan dibesarkan hanya
oleh ayahnya. Karena ibunya sudah tidak ada di rumah, ayahnya Bart pun sering
melampiaskan amarahnya kepada Bart dengan cara memukulinya. Hal ini bukanlah
sesuatu yang menyenangkan—kekerasan-kekerasan yang ayahnya lakukan membuat
Bart menyimpan sebuah kepahitan yang sangat dalam kepada ayahnya. |
Opini Saya |
1. Dalam film ini terdapat sebuah kisah
personal seseorang untuk
seseorang pasca menempuh sekelumit masalah dan kemudian berdamai dengan
masalah itu. 2. seseorang
pasti akan mengalami sebuah perubahan, mencoba memperbaiki diri dengan lebih
baik setelah berkutat dengan sebuah hal yang berat. 3. Masih
ada harapan bagi orang-orang di sekitar kita yang nampaknya sudah terlalu
jauh dari Tuhan. Jika Tuhan dapat mengubah ayahnya Bart dari seorang ayah
yang abusive menjadi seorang ayah idaman bagi Bart. Dan jika Tuhan mampu memperbaiki
hubungan Bart dengan ayahnya, maka Tuhan juga mampu memperbaiki hubunganmu
dengan orang yang mungkin sudah pernah menyakitimu di masa lalu. |
0 komentar:
Posting Komentar