Usia 4-6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upuya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak.
Pertumbuhan keterampilan motorik, baik motorik kasar dan motorik halus pada anak tidak akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan juga keterampian itu harus dipelajari. Perkembangan keterampilan motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan, motivasi, harus dipelajari secara individu dan sebaiknya keterampilan dipelajari satu demi satu. Keterampilan motorik halus anak dilakukan melalui tangan dengan menggunakan alat atau media kreatif seperti kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat, plastisin, busa dan lain-lain. Dengan menggunakan media kreatif tersebut anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi mata, pikiran, dan tangannya (Masniwati, 2019).
Sumantri (dalam Masniwati, 2019) mendefinisikan motorik
halus sebagai pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otor kecil seperti
jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan
tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk
mengerjakan suatu objek.
Ada banyak cara untuk melatih motorik halus anak, salah
satunya yaitu menggunakan batok kelapa. Caranya, masing-masing anak memegang
dua batok kelapa, kemudian anak membuat sebuah ketukkan sesuai intruksi
guru/pendamping. Selain melatih motorik halus, kegiatan ini juga melatih fokus
dan konsentrasi anak, serta melatih koordinasi sensomotorik.
Selain menggunakan batok kelapa, melatih motorik halus juga
bisa melalui kegiatan meronce. Melalui kegiatan meronce juga dapat mengajarkan
kepekaan anak terhadap pola. Seperti gambar di atas, anak meronce sedotan
sesuai urutan warna yang diinstruksikan oleh guru/pendamping. Selain itu,
meronce juga melatih kesabaran dan konsentrasi anak.
Selanjutnya yaitu melatih motorik halus anak dengan membuat adonan playdough. Dalam proses pembuatannya, anak belajar untuk mengikuti intruksi guru/pendamping terkait langkah-langah pembuatan playdough, meningkatkan kreativitas anak, serta anak akan mengenal tekstur yang berbeda-beda dari setiap bahan.
Daftar Pustaka
Masniwati. (2019). Meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui permainan kreatif pada kelomok B TK Dharma Wanita
Kotaraja Kecamatan Sikur. Nusantara: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial.
1(1), 103-120.
0 komentar:
Posting Komentar