Essay 2 Psikologi
Inovasi Semester Lima
Dosen Pengampu
Arundati Shinta
Rosita Permatahati
(20310410075)
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Topik |
Dalam meraih cita-cita, walaupun memiliki
keterbatasa dan penolakan dari berbagai arah. Jangan menyerah dan putus asa,
karena pasti ada satu tempat dimana disana kamu akan diterima dan kamu bisa
mewujudkan cita-cita. |
Sumber |
Film Inspirasi Pendidikan │sub indo – 1:35:55. https://youtu.be/EwN6RyH9RqM Front Of Class │ Full Movie │ Petter Werner-Brand
Cohen |
Ringkasan |
Brand merupakan seorang lai-laki yang
mengidap Tourette sindrom sejak umur 6 tahun. Sejak sekolah dasar ia
mengalami penolakan, ejekan dari teman-temannya. Karena disekolah lama ia mendapat
penolakan dari siswa dan guru disana. Di sekolah baru ia awalnya merasa akan
ditolak, akan tetapi kenyataannya mendapat sambutan yang meriah ketika ia
berhasil berbicara di depan umum mengenai sindrom yang ia miliki. Dari situlah
ia memiliki keinginan bahwa ia ingin menjadi guru seperti Kepala Sekolahnya
yang telah berhasil membuat Brand leboh percaya diri lagi. Setelah mamanya mengetahui
bahwa Brand memiliki sindrom Tourette dan tau kemungkinan sembuhnya tidak
ada. Ia selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada Brand ketika Brand
sedang mengalami masalah. Brand sangat ingin menjadi
guru, ia pun melamar pekerjaan di berbagai instansi. Akan tetapi ia selalu
hanya sampai tahap seleksi wawancara. Tak mau berhenti begitu saja, di tahun
ajaran berikutnya Brand melamar kembali ke berbagai isntansi, dan sampailah
ia di suatu instansi yang mana Kepala Sekolah di sana menyambut Brand dengan
tangan terbuka. Sesi wawancara di sana berhasil ia lalui dengan baik, saat
kelaur dari ruangan ia merasa yakin bahwa ia akan lolos. Akan tetapi
perkataan temannya tidak membuat ia lupa diri bahwa jangan terlalu berharap. Setelah menunggu beberapa
saat ia mendapat telfon dari sekolah tersebu dan ia diminta untuk datang
kesekolahan. Sesampainya disana ia mendapat kabar bahwa ia diterima dan akan
mengajar di kelas 2. Saat kelas pertama ia menjelaskan kepada muridnya bahwa
ia memiliki sindrom dan muridnya menerima kondisi gurunya dengan baik. Sampai
suatu ketika ada wali murid yang tidak mau bila anaknya berada dikelasnya Brand
dan minta anaknya dipindah kelasnya. Adanya kejadian tersebu Brand tidak
terlalu mengambil hati, karena banyak juga wali murid yang menyukai Brand
karena anaknya enjoy belajar di kelas Brand. Sampai suatu ketika,
sekolahan mendapat penilaian dan diumuman bahwa guru terbaik tahun itu jatuh
kepada Brand. |
Permasalahan |
Sindrom Tourette membuat Brand
ditolak di masyarakat karena dianggap aneh dan saat mencari pekerjaan sebagai
ia pun juga mendapat berbagai penolakan dari berbagai instansi. Mereka yang
menolak tersebut merasa bahwa Brand tidak akan bisa melalukan tugasnya dengan
baik dan malah mengganggu kegaiatan atau kelas yang sedang berlangsung. Orang
tua Brand menyadari kekurangan anaknya dan mencari solusi agar ia bisa tumbuh
dan diterima seperni anak-anak lainnya. Orang tua Brand terus mendukung agar
ia tidak mudah putus asa demi meraih apa yang ia cita-citakan. |
Opini saya |
Memiliki kekurangan bukan
berarti kamu tidak bisa seperti yang lainnya. Jika kamu memiliki
kesemangatan, kepercayaan diri, dan motivasi yang bagus, di setiap cobaan
yang ada kamu pasti akan bisa melalui semua itu. |
0 komentar:
Posting Komentar