Jumat, 26 April 2024

KASUS REYHAND SINAGA PEMERKOSAAN BERANTAI TERBERSAR DALAM SEJARAH INGGRIS : Di tinjau dari psikologi abnormal


 Nama : Risa Jois Amara 

Nim : 22310410075

Matkul : Abnormalitas Psikologi 

Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA

Kekerasan seksual adalah perilaku yang merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, serta fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang. Kekerasan seksual dapat dilakukan oleh siapa saja dan korbannya juga bisa menimpa siapa saja, baik pria maupun wanita.

Reynhard Sinaga, pria berusia 36 tahun asal Indonesia, telah divonis penjara seumur hidup oleh pengadilan di Inggris setelah terbukti melakukan sedikitnya 159 kejahatan seksual terhadap laki-laki selama periode dua setengah tahun. Sinaga, yang bekerja sebagai pegawai lepas di Manchester, menggunakan obat perangsang untuk memerkosa korban-korbannya yang dalam keadaan tidak sadar. Modus operandi Sinaga adalah membawa pria-pria mabuk atau tidak sadar ke apartemennya di pusat kota Manchester. Ia kemudian memperkosa mereka dan merekam aksinya menggunakan telepon genggam. Kejahatannya terungkap pada Juni 2017 ketika salah satu korbannya terbangun dan menyadari dirinya telah diperkosa. Ia kemudian melapor kepada polisi, yang menggeledah apartemen Sinaga. Dari telepon genggam dan kamera rahasia yang ditemukan, polisi menemukan ratusan video memperlihatkan korban yang tidak sadar diperkosa oleh Sinaga. Kasus pemerkosaan massal yang dilakukan Reynhard Sinaga menunjukkan adanya gangguan psikologis yang parah. Perilaku kriminalnya dapat dijelaskan melalui konsep-konsep dalam psikologi abnormal.

  1.  Pertama, ada kemungkinan Sinaga mengidap parafilia, yaitu kelainan berupa hasrat seksual yang didorong oleh objek atau situasi yang tidak lazim dan cenderung melanggar norma. Dalam kasus ini, Sinaga mendapat kepuasan dengan memperkosa pria yang tidak sadar setelah diberi obat perangsang. Karakteristik ini sesuai dengan parafilia jenis sedated partner.
  2. Kedua, Sinaga mungkin mengalami gangguan kepribadian antisosial yang dicirikan dengan pelanggaran hak orang lain secara ekstrem, manipulatif, tidak memiliki rasa bersalah, dan sering melanggar hukum. Ia tega memperkosa ratusan pria tanpa pertimbangan moral, bahkan merekam aksinya untuk kepuasan personal.
  3.  Ketiga, faktor lingkungan seperti pengalaman masa kecil yang traumatis atau pola asuh tidak tepat dapat memicu terbentuknya penyimpangan psikologis. Meski belum diungkap, pengalaman hidup Sinaga di masa lalu berpotensi memicunya melakukan tindak kejahatan keji ini.
  4. Keempat, dari sudut pandang neurobiologis, penelitian menunjukkan bahwa aktivitas abnormal pada area-area tertentu di otak dapat menyebabkan gangguan kontrol impuls dan perilaku hiperseksual.
  5.  Kelima juga menunjukkan kekurangan kepribadian. Dia seringkali melakukan tindakan yang menyebabkan masalah bagi orang lain, seperti menyerang para pengguna sosial media yang tidak setuju dengan pandangannya. Hal ini menunjukkan kekurangan kepribadian, yang merupakan salah satu sinyal yang menganggarkan psikologi abnormal.

·

  Reyhand Sinaga juga mengalami masalah dengan perilaku kepribadian yang tidak normal yang dapat dikaitkan dengan masalah perilaku yang tidak normal yang disebabkan oleh faktor pengaruh biologis, seperti kekurangan hormon dan kekurangan nutrisi. Pelaku perilaku tidak sesuai dengan situasi dan perilaku tidak sesuai dengan kesadaran yang ditunjukkan oleh Reyhand Sinaga dapat dikaitkan dengan masalah perilaku yang tidak normal yang disebabkan oleh faktor pengaruh biologis, seperti kekurangan otak dan kekurangan pengendali emosi. Kasus ini merupakan contoh mengejutkan dari perilaku manusia yang paling buruk. Selain itu secara psikologis, tindakan Sinaga dapat dikaitkan dengan berbagai perilaku abnormal, termasuk parafilia dan gangguan kepribadian antisosial (psikopati). Paraphilia adalah suatu kondisi di mana individu memiliki hasrat atau gairah seksual yang intens dan terus-menerus dari objek, situasi, atau individu yang tidak biasa. Tindakan Sinaga yang merekam dan menganiaya korban yang tidak sadarkan diri dapat dianggap sebagai bentuk parafilia, karena ia seolah-olah menikmati tindakan seksual non-konsensual.

Dengan demikian, kasus Reynhard Sinaga dapat dipandang sebagai manifestasi dari satu atau kombinasi gangguan psikologis seperti parafilia, gangguan kepribadian, pengalaman hidup traumatis, dan disfungsi neurologis. Dibutuhkan penanganan komprehensif untuk memahami dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.


Referensi :

Elizabeth Hartney, B. M. (2023 , October 24). www.verywellmind.com. Retrieved from verywellmind: https://www.verywellmind.com/paraphilic-disorders-22456

Reyhand Sinaga (2023). Klinik Psikologi. Jakarta: Penerbit Psikologi Indonesia.

Reza Syahna Sinaga: Psikologi Abnormal." Jurnal Psikologi Abnormal, vol. 1, no. 1, 2024, pp. 20-25.





0 komentar:

Posting Komentar