Minggu, 22 Juni 2025

ESSAY 7 - NASABAH BANK SAMPAH

 ESSAY: NASABAH BANK SAMPAH

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.

 

 

Nama: Alifa Maura Bunga Herina

NIM: 24310430041

 

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2025

Kesadaran akan pentingnya mengelola sampah semakin meningkat seiring dengan berbagai inisiatif lingkungan di masyarakat. Salah satu bentuk nyata partisipasi saya adalah dengan menjadi nasabah di Omah Sampah Setiapura, sebuah bank sampah yang berada di lingkungan tempat tinggal saya. Melalui program ini, saya tidak hanya belajar memisahkan sampah, tetapi juga menyadari bahwa sampah memiliki nilai ekonomis jika dikelola dengan baik.

Saya telah menabung di Omah Sampah Setiapura sebulan sekali, yaitu pada bulan April dan Mei 2025. Setiap kali menabung, saya membawa sampah anorganik seperti kardus, botol plastik, dan kertas bekas. Total berat sampah yang saya setor sekitar 6 kg. Dari hasil penimbangan tersebut akan dicatat oleh petugas setiap bulannya dengan pengelompkan jenis sampah yang sudah ditetapkan.

Omah Sampah Setiapura mulai dikelola sejak tahun 2018. Awalnya, kegiatan ini diinisiasi oleh para pemuda setempat, kemudian pengelolaannya beralih ke para bapak-bapak RT. Sistem pengelolaannya bersifat sukarela dan berbasis sosial. Sampah dikumpulkan setiap akhir bulan dan dikelompokkan berdasarkan jenis dan beratnya. Relawan tanpa gaji bertugas melakukan pemilahan, yang biasanya berlangsung sekitar dua jam dengan sepuluh orang tenaga. Sampah kemudian dijemput oleh pengepul menggunakan kendaraan viar.

Sampah yang diterima di bank sampah ini hanya sampah anorganik. Sampah yang disetor harus bersih dan kering, agar tidak menimbulkan bau. Sampah basah tidak diperbolehkan. Styrofoam juga tidak diterima, sementara kaca dan kain boleh disetor namun tidak ditimbang karena tidak memiliki nilai jual yang tinggi.

Salah satu keunikan Omah Sampah adalah sistem pembagian hasil yang dilakukan per tahun, dengan rata-rata pembagian sebesar Rp1,5 hingga Rp2 juta. Dana ini dikumpulkan dari hasil penjualan sampah kepada pengepul dan dibagikan kepada anggota. Kendala yang dihadapi adalah fluktuasi semangat gotong royong warga. Belum semua warga terbiasa memilah sampah, dan kadang terjadi pencampuran antara sampah organik dan anorganik. Namun secara umum, tidak ada kendala besar yang menghambat jalannya program ini. Tidak pernah terjadi kecelakaan kerja selama kegiatan berlangsung.

Menjadi nasabah bank sampah telah membentuk perilaku baru dalam hidup saya. Saya menjadi lebih bertanggung jawab terhadap sampah pribadi, serta menghargai peran lingkungan dan komunitas dalam menjaga kebersihan. Inisiatif seperti ini sangat layak ditiru dan dikembangkan di berbagai daerah, mengingat dampak positifnya tidak hanya pada lingkungan, tetapi juga pada kesadaran sosial dan ekonomi masyarakat.



     

     

0 komentar:

Posting Komentar