ESSAY
8: KEGIATAN PRO LINGKUNGAN
PSIKOLOGI
LINGKUNGAN
Dosen
Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Nama:
Cholifahtun Pratista Dewi
NIM:
23310410120
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Komitmen
Seorang Mahasiswa dalam Menangani Sampah di Bantul: Sebuah Langkah Kecil Menuju
Perubahan Besar
Masalah
sampah telah menjadi persoalan krusial di berbagai daerah di Indonesia,
termasuk di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Seiring meningkatnya jumlah penduduk
dan aktivitas konsumsi, volume sampah pun bertambah, terutama sampah plastik
yang sulit terurai dan sering mencemari lingkungan. Dalam hal ini, peran
mahasiswa sebagai agen perubahan menjadi sangat penting. Sebagai individu
terdidik dan bagian dari masyarakat, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral
untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah, dimulai dari kebiasaan
sehari-hari seperti penggunaan kantong plastik dan cara membuang sampah.
Komitmen
dalam menangani sampah bukanlah hal besar yang harus dilakukan secara serentak
dan masif, melainkan bermula dari tindakan sederhana namun konsisten. Sebagai Seorang
mahasiswa di Bantul, misalnya kita dapat menunjukkan komitmen tersebut dengan
memilih untuk membawa tas belanja sendiri setiap kali berbelanja di pasar atau
toko. Dengan menolak kantong plastik sekali pakai, mahasiswa tidak hanya
mengurangi limbah plastik, tetapi juga memberi contoh konkret kepada masyarakat
sekitarnya tentang pentingnya gaya hidup yang ramah lingkungan.
Selain
itu, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya juga menjadi wujud nyata komitmen
terhadap lingkungan. Di banyak titik di wilayah Bantul, masih sering dijumpai
tumpukan sampah liar yang dibuang sembarangan. Dalam hal ini, mahasiswa dapat
menjadi pelopor perubahan dengan disiplin membuang sampah sesuai jenisnya organik,
anorganik, dan B3 serta mengedukasi masyarakat sekitar, termasuk keluarga dan
tetangga, tentang pentingnya memilah sampah sejak dari rumah.
Komitmen
tersebut tidak datang begitu saja, melainkan lahir dari kesadaran akan dampak
jangka panjang sampah terhadap lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan hidup
manusia. Mahasiswa, sebagai kaum intelektual, perlu terus mengasah kepedulian
sosial dan lingkungan mereka melalui literasi, kegiatan kampus, maupun
keterlibatan langsung dalam program-program lingkungan seperti bank sampah,
kampanye bebas plastik, atau gerakan bersih desa.
Tentu,
tantangan akan selalu ada. Lingkungan sosial yang masih permisif terhadap
penggunaan plastik, minimnya fasilitas pendukung, serta kurangnya penegakan
regulasi bisa menjadi hambatan. Namun, komitmen sejati terlihat dari kemampuan
untuk tetap teguh menjalankan prinsip meski dalam kondisi yang tidak ideal.
Keteladanan dari mahasiswa dapat menjadi pemantik perubahan budaya yang lebih
luas.
Dengan
demikian, komitmen mahasiswa dalam menangani sampah di Bantul merupakan langkah
penting dalam upaya menjaga lingkungan. Meskipun terlihat sederhana, kebiasaan
membawa tas belanja sendiri dan membuang sampah pada tempatnya adalah bagian
dari perubahan budaya yang lebih besar menuju masyarakat yang lebih peduli
lingkungan. Perubahan besar dimulai dari tindakan kecil—dan mahasiswa memiliki
peran strategis sebagai penggerak awal dari perubahan tersebut.







0 komentar:
Posting Komentar