KARYAWAN TAK BERPRESTASI MENCERMINKAN PEMIMPIN MINIM PRESTASI, BENARKAH?
Essay
Pra-syarat Ujian Akhir Semester Psikologi Manajemen Organisasi
Semester
Ganjil (2021/2022)
Shafadita
Putri Trisdianty (20310410042)
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA.
Dalam dunia kerja, perusahaan pada umumnya mencari keuntungan semaksimal mungkin. Bukan hal mudah untuk mewujudkan hal tersebut, butuh perencanaan yang matang hingga sampai ke tujuan akhir. Perusahaan pun perlu sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap sukses atau tidaknya kegiatan dalam perusahaan. Unsur manusia memegang peranan khusus dalam setiap kegiatan atau aktivitas perusahaan untuk dapat berproduksi atau berprestasi. Mangkunegara (2005:67) menjelaskan bahwa Prestasi kerja ialah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dicapai olah seorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang diberikan.Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja dalam Mangkunegara (2006:15) menurut Timpe yakni a.Faktor internal (disposisional) yang dihubungkan dengan sifat seseorang, contohnya yakni prestasi baik karena berkemampuan tinggi dan tipe pekerja keras, sedangkan sebaliknya prestasi buruk karena berkemampuan rendah dan tak berupaya untuk memperbaikinya; b.Faktor eksternal yakni berasal dari lingkungan diantaranya perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.
Kepemimpinan
ialah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota
organisasi guna mencapai tujuan organisasi. Sedangkan pemimpin yakni seseorang yang berkemampuan
membawa organisasi agar tujuannya tercapai dengan bersikap sebagai panutan, sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing serta berkemampuan
menumbuhkan dan mengembangkan hal yang baik dari asuhannya. Terciptanya
perubahan yang signifikan dalam organisasi salah satunya yakni prestasi kerja
ialah hal yang diharapkan dari adanya pemimpin. Pengaruh faktor kepemimpinan
terhadap kinerja atau prestasi pegawai tergantung pada gaya kepemimpinan
seseorang dalam memimpin bawahannya. Tepatnya memilih gaya kepemimpinan
disertai dengan motivasi internal ataupun eksternal bisa mengarahkan pencapaian
tujuan perseorangan ataupun organisasi. Secara faktual, Mental dan sikap yang kuat
harus dimiliki oleh pemimpin dalam setiap keadaan sehingga tidak mudah hanyut
oleh keraguan. Sudah selayaknya pemimpin bersikap disiplin, tegas, lugas dan
cerdas agar mampu mengontrol keadaan dengan baik. Pemimpin yang cerdas akan
mempelajari hal dengan detail agar tindakannya tidak menciptakan kesalahpahaman
serta berpikir secara cerdas dan bertindak cerdas. Pemimpin yang cerdas dan berprestasi berpeluang besar memiliki karyawan
yang juga tinggi prestasi dalam bekerja. Dan sebaliknya, jika pemimpin saja
minim prestasi, maka karyawannya pun besar kemungkinan punya motivasi rendah
untuk berprestasi atau bekerja secara optimal.
Terlepas dari
model manajemen sumberdaya manusia, motivasi psikologis sebenarnya bisa
dilakukan apabila karyawan punya kreativitas, inisiatif, mandiri, mau menerima
tanggungjawab dan mau berkembang. Dan jika tidak, peran pemimpin tetap harus
memberikan motivasi. Perlu pendekatan oleh pemimpin yang menekankan hubungan
interpersonal yang baik antara pimpinan dengan karyawan. Contoh sederhananya,
seorang pemimpin mengingat nama karyawan dan memanggilnya ketika berjumpa akan
menimbulkan rasa senang dihati karyawan. Selain itu, pemimpin berusaha
mengetahui kesulitan karyawan dan bersimpati akan meningkatkan gairah kinerja
karyawan karena secara tidak langsung kebutuhan karyawan yakni kebutuhan akan
penghargaan atau harga diri terpenuhi. Pemimpin sebaiknya selalu menjaga
hubungan interpersonal yang baik dengan karyawannya agar mengetahui perubahan dan perkembangan motivasi sehingga
prestasi kerja meningkat dan optimal.
P emimpin yang
banyak prestasi, sudah pasti bisa memberikan motivasi dan menjadi suri tauladan
bagi karyawannya. Hal ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia yang berorientasi
ke atas. Sifat masyarakat yang demikian disebut “bapakisme” yang diibaratkan
pemimpin memberikan suri tauladan, panutan termasuk mengarahkan karyawannya
untuk berprestasi. Pemimpin yang banyak prestasi layaknya “bapakisme” lebih
disegani dan secara tidak langsung menyadarkan karyawannya mengenai kebutuhan
psikologis agar bisa terpenuhi sehingga prestasi kerja meningkat.
Daftar Pustaka
Kurniawan, M.
(2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan Pada PT.
Excelcomindo Engineering IndonesiaSumatera. Jurnal Media Wahana Ekonomika,
15(3), 39. https://doi.org/10.31851/jmwe.v15i3.2888
Larasati, D.
(2018). Pengaruh Kualitas Pemimpin Terhadap Kinerja Karyawan melalui Budaya
Organisasi , Strategi Organisasi dan Motivasi Karyawan ( Study Kasus pada BPS
se eks Karesidenan Kedu ) Diajukan oleh : PROGRAM STUDI MAGISTER MANAGEMEN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAK. Jurnal Manajemen Dan Organisasi, 200
Mangkunegara,A.A.A.P.(2005).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, H.
(2013). Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan.
Jurnal Ekomaks Volume 2 Nomor 2 September 2013.
0 komentar:
Posting Komentar