Rabu, 14 Desember 2022

Melakukan Perubahan Positif untuk Diri Melalui Olahraga

 

Melakukan Perubahan Positif untuk Diri Melalui Olahraga

Tugas essay 3 untuk memenuhi syarat UAS

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh

Sofi Anggraini (20310410065)


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Seiring bertambahnya usia, pengalaman dan masalah yang kita lalui akan menjadi pelajaran berharga. Bagi kita yang merasa belum berubah, berarti ada yang salah. Perubahan yang dilakukan tidak harus besar, bukan? perubahan kecil juga bisa berdampak baik bagi kehidupan, asalkan tetap konsisten. Perubahan tidak selalu datang dari diri sendiri, namun terkadang juga bisa datang dari luar atau dipengaruhi oleh pihak lain dan tidak ada yang bisa kita lakukan selain berusaha untuk menyesuaikan dan beradaptasi. Perubahan kecil itu bisa dimulai dengan berolahraga

Menyimak makna yang terkandung dalam makna olahraga, nampaknya ada tujuan yang ingin dicapai oleh manusia. Sebenarnya tujuan dasar manusia berolahraga hanyalah untuk mempertahankan hidup seseorang. Rutinitas olahraga masyarakat memiliki banyak tujuan, baik untuk kesehatan, untuk menghilangkan stres, untuk kebugaran, untuk kesuksesan, dan untuk membentuk karakter atau perilaku seseorang. Tanpa disadari hal tersebut akan dipengaruhi oleh intensitas latihan yang dilakukan seseorang, baik saat berolahraga maupun saat beraktivitas sehari-hari (Cendra&Novri, 2019). Perubahan positif pada tubuh akibat olahraga, secara umum dapat dikatakan sebagai suatu pola atau mekanisme alat-alat tubuh untuk menyesuaikan diri dengan setiap beban kerja yang diberikan. Perubahan ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat menetap. Perubahan yang sifatnya sementara dapat segera diketahui, yaitu melalui perubahan frekuensi pernapasan dan perubahan frekuensi denyut nadi. Semakin berat latihan atau semakin tinggi intensitas latihan yang dilakukan, maka semakin cepat frekuensi pernapasan dan denyut nadi. Sedangkan perubahan yang sifatnya menetap, yaitu kekuatan dan daya tahan otot meningkat, kemampuan tubuh melawan zat racun semakin tinggi, dan lainnya.

Memulai olahraga menjadi hal yang sulit dilakukan. Apalagi bagi mereka yang sebelumnya jarang berolahraga. Nyatanya, orang yang melakukannya secara rutin masih bisa kehilangan motivasi dan malas untuk mulai berolahraga setelah lama berhenti. Suatu perubahan memang harus perlu ada paksaan terlebih dahulu untuk menjadi kebiasaan. Cara terbaik untuk tetap termotivasi adalah membiasakan diri dengan jadwal olahraga yang teratur dan menetapkan tujuan sehat. Apabila sesuatu dilakukan dengan sepenuh hati kendala apapun tidak menjadi masalah. Terpenting bisa berubah ke arah positif. Untuk itulah dibutuhkan usaha serius agar perilaku kita berubah kearah positif. Meski terlihat sulit, namun tidak ada yang tidak mungkin selama ada usaha serius.

Cara saya melakukan perubahan yaitu dengan memilih melakukan aktivitas yang saya suka yaitu berenang. Alasan saya menyukai olahraga ini karena menurut saya renang tidak perlu panas-panas ataupun keringat berlebih. Sebelum melakukan aktivias ini saya melakukan pemanasan kecil berupa skipping atau lompat tali.

Berikut table perubahan diri yang sudah saya lakukan:

Minggu ke- & tanggal

Waktu (jam & menit)

Jenis kegiatan

Penambahan

1 –5/9 sd 11/9/22

 

 

 

Sabtu 10/9/22

09.00-10.00

Renang

Skipping -10x

2 –26/9 sd 2/10/22

 

 

 

Minggu 2/10/22

09.00-10.00

Renang

Skipping - 20x

3 –10/10 sd 16/10/22

 

 

 

Minggu 16/10/22

15.00-16.00

Renang

Skipping - 25x

4 –1/11 sd 7/11/22

 

 

 

Minggu 6/11/2022

09.00-10.30

Renang

Skipping - 30x

5 –8/11 sd 14/11/22

 

 

 

Minggu 13/11/22

08.00-10.00

Renang

Skipping - 35x

6 –21/11 sd 27/11/22

 

 

 

Sabtu 26/11/22

08.00-09.30

Renang

Skipping - 43x

7 –28/11 sd 4/12/22

 

 

 

Minggu 4/12/22

08.30-10.00

Renang

Skipping - 48x

8 –5/12 sd 11/12/22

 

 

 

Sabtu 10/12/22

09.00-10.00

Renang

Skipping - 55x

DAFTAR PUSTAKA

Cendra, Romi & Novri Gazali. (2019). Intensitas Olahraga Terhadap Perilaku Sosial. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 9 (1), hal. 13-17



0 komentar:

Posting Komentar