DAUR
ULANG MENJADIKAN LINGKUNGAN SEKITAR
YANG
BERSIH, AMAN DAN NYAMAN
Ujian
Akhir Psikologi Lingkungan, Kelas Karyawan (Kelas B), Psikologi UP45, dosen
pengampu Arundati Shinta, Semester Genap 2021/2022.
Nida
Asma Wafiqoh
(20310410008)
Hubungan antara manusia dan lingkungan dibahas dalam cabang
psikologi sosial yaitu psikologi lingkungan dimana manusia mencederai,
membangun atau memelihara lingkungan yang ada di sekitarnya dan hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya juga, oleh karena itu psikologi
lingkungan merupakan bagian dari psikologi sosial. CSR (Corporate Social
Responsibility) merupakan bentuk nyata hubungan antara organisasi dengan
lingkungannya, organisasi sama halnya dengan manusia tidak bisa hidup sendiri.
CSR ini bisa ditanamkan pada masyarakat suatu daerah untuk menjadikan lingkungan tempat tinggalnya yang bersih dan nyaman. Masyarakat bisa mewujudkan lingkungan yang bersih dan aman dengan adnya kerjasama antara satu individu dengan individu lainnya. Contohnya dengan pengolahan sampah yang tepat agar lingkungan tidak tercemari oleh sampah-sampah organik maupun anorganik. Daur ulang berkaitan erat dengan keberadaan sampah terutama jenis sampah plastik yang sulit terurai secara alami. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia juga memiliki masalah yang cukup besar dalam hal penanganan limbah sampah jenis tersebut. Berbagai upaya dilakukan untuk mengelola limbah sampah plastik baik oleh pemerintah, perusahaan, masyarakat pengguna, hingga industri terkait. Jumlah sampah plastik yang sangat besar tak lepas dari keberadaan plastik sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Di lingkungan terkecil, yaitu rumah, plastik bisa dijumpai di beragam alat rumah tangga, kemasan makanan dan minuman, hingga produk fesyen. Dengan kelebihan yang dimilikinya, plastik menjadi salah satu material andalan yang digunakan banyak perusahaan sebagai bahan baku produksi. Daur ulang memang menjadi solusi utama. Salah satu konsep dalam pengolahan sampah plastic dengan 3R (Reduce,Reuce, Recycle).
- Reduce atau mengurangi, merupakan prinsip pengolahan sampah yang paling sederhana. Cara ini mudah untuk dilakukan, namun kesadaran masyarakat lah yang menjadi kendala.
- Prinsip kedua adalah reuse atau menggunakan kembali. Kita bisa memilah sampah anorganik yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Gunakan kembali barang-barang yang masih layak digunakan dapat dimanfaatkan kembali.
- Recycle atau mendaur ulang, merupakan salah satu prinsip pengolahan sampah anorganik yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Mekanismenya adalah memanfaatkan sampah yang masih layak digunakan sebagai benda baru yang memiliki nilai jual dan nilai guna yang lebih tinggi.
Upaya mengelola plastik bekas pakai untuk digunakan kembali atau
menjadi bahan yang bermanfaat ini makin marak digaungkan bahkan menjadi sebuah
gerakan global. Banyak pihak tergerak untuk melakukan daur ulang sampah plastik
termasuk individu dan rumah tangga. Peran
individu, rumah tangga, dan masyarakat merupakan ujung tombak dalam mengurangi
sampah plastik yang membebani lingkungan. Selain mengurangi pemakaian plastik,
pemilihan jenis plastik yang tepat sangat penting agar setelah digunakan
plastik tersebut masih dapat bermanfaat dan tidak menjadi sekadar timbunan
sampah yang membebani bumi. Manfaat daur ulang sampah plastik. Di
antaranya adalah: Melestarikan sumber daya alam. Daur ulang plastik dapat
mengurangi produksi plastik perawan, sehingga penggunaan minyak bumi untuk
produksinya juga berkurang. Mengurangi emisi karbon. Mencegah pencemaran
lingkungan. Sampah plastik yang dibakar, ditimbun di TPA, atau mengapung di
tengah laut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi masalah bagi
makhluk hidup. Manfaat daur ulang lainnya adalah mengurangi jumlah sampah yang
dikirim ke tempat pembakaran sampah (TPS) dan TPA, sehingga keduanya punya
ruang untuk menampung sampah lainnya. Mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk
pengelolaan sampah, mulai dari pengambilannya di setiap rumah, transportasi ke
TPS dan TPA, sampai prosesnya di sana.
Potensi sampah makanan di Indonesia pada
rentang tahun 2000 – 2019 adalah 23-48 juta ton per tahun, atau 115-184
kilogram per kapita per tahun. Volume sampah makanan itu menjadikan Indonesia
masuk dalam peringkat tiga besar negara terburuk dalam urusan sisa makanan yang
terbuang, bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (Nugraheni, 2022). Dari survey ini
menyatakan bahwa memang jika masyarakat tidak bisa mengolah sampah akan
menjadikan lingkungan yang sangat tidak bersih dan nyaman. Dengan adanya
kerjasama dan kekompakan masyarakat bisa mengolah sampah rumah tangga atau
sampah organik menjadi pupuk yang justru selain bermanfaat untuk petani tetapi
bisa menjadi penghasilan juga untuk masyarakat yang ikut andil dalam pengolahan
sampah organik ini.
Selain sampah organik sampah anorganik juga bisa di olah atau
di daur ulang contohnya botol yang bisa digunakan untuk hiasan pot di
dinding-dinding pinggir jalan selain bisa mengurangi sampah menumpuk bisa
memeprindah pemandangan lingkungan tempat tinggal yang terlihat lebih sejuk dan
asri. Selain itu sampah dari kemasan makanan bisa dijadiakan kerajinan tas bros
dan kerajinan lainnya. Hal ini bisa menjadikan salah satu wadah untuk
mengembangkan kreativitas masyarakat dan juga momen kebersamaan sesama.
Referensi :
Nugraheni, S. (2022). Desa dan sampah makanan. Kompas. 31 Mei. Hal. 1-15.
https://majalahcsr.id/plastik-tak-melulu-jadi-urusan-sampah/
0 komentar:
Posting Komentar