Prinsip Behaviorisme untuk Membentuk
Kepedulian Terhadap Sampah
Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan
Kelas Reguler (Kelas A), Psikologi UP45
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Semester Genap 2021/2022
Rifa Rufianti (20310410053)
Gambar
1. Menyulap Limbah Masker Menjadi Bunga Cantik Penghias Ruangan
Perilaku
manusia yang tidak peduli dengan sampah memang memprihatinkan. Perilaku ini
terus menerus dibiarkan tumbuh dalam diri masyarakat pada umunya. Memang sulit
untuk dibasmi, tetapi bukan berarti tidak bisa diredakan. Ada dua prinsip yang
menyebabkan tumbuhnya perilaku ini yaitu pembiasaan atau conditiong dan perilaku yang mendapat imbalan akan diulangi, tetapi
jika perilaku yang dilakukan justru menimbulkan hukuman maka akan dihindari (Shinta,
A). Seringkali masyarakat mempersepsikan bahwa membuang sampah sembarangan akan
diperoleh reward berupa terbebasnya
dari sampah. Padahal ada opsi lain untuk memperoleh reward dalam pengelolaan sampah yaitu dengan menerapkan konsep recycle. Konsep recycle atau daur ulang merupakan pemanfaatkan kembali sampah
sehingga mendapat nilai lebih (Wahyuni, 2022). Masyarakat yang membuang sampah
sembarangan dan tidak menerima hukuman akan membuat mereka merasa bahwa
perilakunya merupakan perbuatan yang wajar. Dalam hal ini menimbulkan
permasalahan yang cukup serius jika perilaku abai terhadap sampah terus menerus
dibiarkan tumbuh di masyarakat luas.
Dalam
perspektif psikologi behavioristik, pembentukan kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya dan membentuk kepedulian terhadap sampah dapat dilakukan dengan
latihan yang berulang-ulang. Meski perlu di pertimbangkan kembali bahwa
bagaimana seseorang mampu latihan yang berulang kali itu membutuhkan sarana dan
bantuan dari luar. Pada awalnya, dibutuhkan alat bantu berupa sanksi pidana
berupa denda sejumlah, petugas berwibawa yang akan konsekuen dan konsisten
menerapkan sanksi kepada siapa yang melanggar, ditambah dengan adanya kepastian
akan terdeteksinya individu yang melakukan pelanggaran. Sanksi ini juga perlu
disertai dengan kondisi lingkungan yang mempermudah seseorang untuk membuang
sampah pada tempatnya, misalnya dengan menyediakan tempat sampah yang jumlahnya
lebih banyak dan lebih terjangkau ketika masyarakat membutuhkannya. Selain itu,
tetap diperlukan tulisan-tulisan yang dapat mengingatkan masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya (Tondok, 2008). Berikut ini upaya membentuk
pembiasaan dalam membentuk kepedulian terhadap sampah (Rahman, 2019):
1.
Menggunakan kembali kemasan yang masih bisa digunakan
Secara
praktek cukup sederhana, yaitu menggunakan sisa produk khususnya kemasan untuk
digunakan kembali. Meski relatif gampang dilakukan, banyak dari kita yang
jutsru memilih untuk membuang cuma-cuma kemasan yang tidak terpakai. Padahal
limbah kemasan yang tidak terpakai lagi bisa diolah menjadi sesuatu yang
bermanfaat misalnya wadah cat bisa dibersihkan dan didaur ulang menjadi pot
bunga atau tanaman.
2.
Menghemat penggunaan kemasan plastik
Mulai
saat ini, telah marak toko-toko besar seperti alfamart dan indomart yang
berusaha mengurangi penggunaan kemasan platik. Biasanya sebelum diberikan
kepada pembeli, akan ditanyai terlebih dahulu apakah menggunakan kantong
plastik atau tidak. Terlihat sepele memang, tetapi jika dirasa tidak perlu
menggunakan kantong plastik bisanya pembeli otomatis menolak kantong plastik. Dengan
demikian akan mengurangi penggunaan kantong plastik sedikit demi sedikit. Namun,
akan lebih baik jika pembeli bersedia membawa tas sendiri untuk wadah
belanjaannya.
3.
Mendaur ulang
Praktek
mendaur ulang pada dasarnya memang membutuhkan niat karena ada usaha yang harus
dikeluarkan dan waktu yang dikorbankan. Untuk mendorong praktek ini, memang
perlu adanya upaya pembinaan lebih serius. Perlu ada instruksi untuk
menyemarakkan kegiatan daur ulang sampah agar masyarakat sadar akan pentingnya
pengelolaan sampah dengan mendaur ulangnya.
Hal
yang paling sulit sebenarnya adalah membentuk perilaku masing-masing individu.
Padahal pembentukan perilaku pada level yang paling kecil justru akan
bersentuhan langsung dengan individu. Yang diharapkan nantinya adalah bahwa
perilaku peduli terhadap sampah sudah menjadi suatu disposisi setiap orang
sehingga tidak lagi diperlukan struktur atau alat bantu dari luar diri
individu. Dengan menggunakan mekanisme pembiasaan, pembentukan perilaku peduli
terhadap sampah perlu dilakukan sejak dini melalui lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, N. E. (2019). Perilaku dalam
pengelolaan sampah dan kondisi layanan pengelolaan sampah kota malinau. Jurnal agriment, 2(1), 34-41.
Shinta, A. (2022). Teori-teori tentang
hubungan antara perilaku dan lingkungan. UP45:
PPT Kuliah 7 Psikologi Lingkungan.
Tondok, M. S. (2008). ’Menyampah' dari
perspektif psikologi. Harian Surabaya
Post.
Wahyuni, F. (2022). Pengelolaan iklim
budaya bersih madrasah berbasis kewirausahaan melalui bank sampah di man 2
pamekasan (Doctoral dissertation,
Institut Agama Islam Negeri Madura).
0 komentar:
Posting Komentar