Essay
Ujian Akhir Semester
Psikologi
Lingkungan
Oleh:
Destyara
Zulfa Ramadhani
NIM.
20310410054
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Gambar 1. Pemanfaatan Serabut Kelapa Menjadi Pot
Persoalan
sampah merupakan salah satu persoalan yang sudah gobal, manusia setiap harinya
pasti selalu membuang sampah. Barang atau benda yang sudah tidak dipakai lagi
pasti akan dibuang begitu saja. Tidak hanya itu saja,masyarakat yang tinggal
dikawasan sungai seringkali membuang
sampah tidak pada tempat semestinya melainkan dibuang ke sungai sehingga menyebabkan
perairan menjadi tersumbat dan tertutup sehingga bisa terjadi banjir dipemukiman masyarakat (Mulasari, 2014). Hardiatmi
(2011) menyatakan permasalahan sampah di suatu kawasan meliputi tingginya laju
timbulan sampah, kepedulian masyarakat yang masih rendah sehingga suka
berperilaku membuang sampah sembarangan, keengganan untuk membuang sampah pada
tempat yang sudah disediakan. Perilaku yang buruk ini seringkali menyebabkan
bencana di musim hujan yang menyebabkan banjir. Membuang sampah disungai atau
aliran air akan mengakibatkan pencemaran air dan akan mengakaibatkan bau yang
sangat menyengat. Selain itu tingkat kesehatan juga akan menurun.
Sampah
adalah barang atau benda yang telah habis nilai manfaatnya. Definisi ini
menimbulkan kesan negatif yang menjadikan sampah dipandang sebagai benda yang
harus segera disingkirkan dari halaman rumah apapun caranya. Tentu paradigma tentang
pengertian sampah ini harus diubah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk
mengelola sampahnya masing-masing sehingga permasalahan lingkungan karena
sampah dapat terminimalisir.
Menurut
Riadi (2012) dalam Siska (2018), sampah merupakan sisa aktifitas manusia dan
alam yang belum memiliki nilai ekonomis dan perlu dikelola agar lingkungan
tidak tercemar. Apabila sampah dibiarkan saja akan mengganggu kebersihan
lingkungan serta kesehatan secara umum. Sampah dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a.
Sampah padat (anorganik)
Sampah
organik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik, contoh bahan-bahan
organik adalah logam, plastik kaca, karet dan kaleng.
b.
Sampah basah (organik)
Sampah
oerganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan organik. Sifat sampah
organik adalah tidak tahan lama dan cepat membusuk, biasanya sampah jenis
ini berasal dari mahluk hidup. Contohnya
adalah sayur-sayuran, buah-buahan yang membusuk, sisa nasi, daun dan sebagainya.
Dalam
permasalahan sampah ini jika pengelolaan sampah terjaga dan terjamin akan
menciptakan kehidupan yang bersih, sehat, serta lingkungan tidak tercemar.
Untuk itu perlu adanya teknik atau cara yang tepat dalam pengelolaan sampah
baik sampah anorganik (padat) maupun organik (basah). Hal demikian pengelolaan
sampah dapat memberikan suatu manfaat dan tidak merusak lingkungan hidup. Untuk
menghindari tercemarnya lingkungan maka diperlukan pemberian contoh atau
modeling teori dari Albert Bandura serta mengajarkana dan memberdayakan
masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dan juga dapat menjadikan limbah
sampah menjadi bernilai ekonomis.
Cara untuk mengelola sampah yaitu,
a. a.. Pisahkan sampah sesuai dengan jenisnya
b. b. Pengelolaan sampah organik
c. c. Pengelolaan sampah anorganik
d. d. Pengelolaan sampah berbahaya
e. e. Reduce, Reuse and Recycle
Memahami
dan menjelaskan perilaku pengelolaan sampah dapat menggunakan pendekatan teori
psikologi mengenai hubungan sikap dan perilaku, terutama teori yang dapat
memprediksi perilaku. Ketika tindakan sudah menjadi kebiasaan, maka secara
otomatis tindakan itu akan selalu dijalankan. Namun ketika tindakan sudah tidak
efektif maka akan muncul kepedulian pada teori tindakan serta usaha untuk
memperbaikinya. Masalah utama dalam pengelolaan sampah adalah kesadaran akan
mengelola sampah. Tingkat kesadaran untuk berperilaku yang baik atau dapat
mengelola sampah dengan baik masih tergolong rendah.
Teknik modeling dapat digunakan untuk memunculkan kepedulian dan kesadaran individu terhadap lingkungan agar terjadi perilaku kebiasaan dalam membuang sampah pada tempatnya. Modeling atau perilaku meniru adalah melakukan perilaku sesuai dengan perilaku orang lain yang melibatkan proses kognitif. Maka lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang dalam memilah sampah. Lingkungan pertama yang paling berpengaruh dalam membentuk kebiasaan seseorang adalah lingkungan. Upaya dalam mengolah sampah bisa dimulai dari diri sneidir, keluarga, dan lingkungan sekitar. Kebiasaan memilah dan menempatkan sampah pada tempatnya yang sudah tertanam sejak usia dini diharapkan akan terus terbawa hingga dewasa, sehingga akan mampu berkontribuasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Daftar Pustaka
Dewi,
Siska Lestari., Nugrahati Muslimah. 2018. APLIKASI BANK SAMPAH DINAS LINGKUNGAN
HIDUP KABUPATEN BARITO. Jurnal
Teknik Informatika Politeknik Hasnur. Vol. 04, No. 1.
Hardiatmi,
S. 2011. Pendukung Keberhasilan Pengelolaan Sampah Kota. INNOFARM. Jurnal Inovasi
Pertanian, 10(1): 50-66.
0 komentar:
Posting Komentar