Pengenalan Ecoliteracy Pada Generasi Millenial
Ujian Akhir Semester Psikologi
Lingkungan
(Semester 4 Genap 2022/2023)
Rahayu (20310410061)
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati
Shinta, M.A
Lingkungan
erat kaitannya dengan manusia. Lingkungan memiliki peran penting bagi
kehidupan. Manusia mengambil sumber daya alam yang ada di lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu manusia perlu menjaga kelestarian
lingkungan. Kenyataannya saat ini kerusakan lingkungan semakin bertambah.
Jumlah manusia yang kian bertambah seiring berjalannya waktu, menjadi salah
satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan (Utina & Baderan, 2013).
Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena perilaku manusia yang tidak menjaga
lingkungan, seperti memanfaatkan sumberdaya alam secara berlebihan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Surtikanti (2009) yang menyatakan bahwa masalah
lingkungan akibat dari ulah manusia. Perilaku manusia yang menyebabkan masalah
lingkungan tidak dapat dikatakan sebagai perilaku prolingkungan.
Permasalahan
lingkungan yang terjadi pada saat ini, seperti hutan gundul akibat penebangan
pohon tanpa melestarikannya, polusi air dari limbah industri, polusi udara yang
berasal dari asap kendaraan, kebakaran hutan, perburuan hewan langka merupakan
suatu permasalahan yang diakibatkan oleh ulah manusia yang mencerminkan ketidak
peduliannya terhadap lingkungan. Mereka tidak memiliki aturan hidup dan
nilai-nilai terhadap lingkungan. Beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi
menggambarkan kesadaran pentingnya lingkungan hidup yang masih kurang.
Kesadaran inilah yang disebut Capra (2002) sebagai ecoliteracy. Ecoliteracy atau sering disebut juga kecerdasan
ekologi, berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Kecerdasan
ekologi adalah kemampuan kita untuk beradaptasi terhadap ceruk ekologis tempat
kita berada (Goleman, 2010:37). Kecerdasan ekologis seseorang didasari atas
pengetahuan, sikap/kesadaran, dan tindakan/perilaku hidup yang selaras dengan
lingkungan alam. Seperti dijelaskan oleh Supritana (2016:27) bahwa kecerdasan ekologis
bersifat kompleks. Kecerdasan tersebut didukung oleh unsur kognitif, afektif
(sosial dan emosi), dan psikomotorik. Hasrat untuk menjaga lingkungan hidup
didasari oleh pengetahuan tentang lingkungan. Kesadaran untuk menyelamatkan
lingkungan yang rusak didasari oleh aspek afektif, sedangkan tindakan untuk
menjaga kelestarian lingkungan menggambarkan aspek psikomotorik.
Untuk
menumbuhkan ecoliteracy generasi
milenial haruslah ada sebuah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan ecoliteracy yang nantinya tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah kesadaran dari setiap individu. Hal tersebut akan
sangat dirasa penting seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa kesadaran lingkungan, maka ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut akan justru berpengaruh pada ketidakseimbangan alam. Dengan demikian,
harus ada tindakan-tindakan nyata untuk mengembangkan ecoliteracy generasi milenial. Berangkat dari hal yang kecil
seperti mengurangi sampah botol plastik dengan cara menggunakan tumbler atau botol
minum sendiri dan bisa mengurangi tas belanja guna ulang, kemudian diperlukan
adanya pelatihan yang bertujuan sebagai sarana literasi tentang ekologi.
Kesadaran
untuk mengenalkan ecoliteracy
tersebut haruslah dilakukan sejak dari kecil atau mulai dari individu sudah
sekolah, contoh implementasi ecoliteracy
pada peserta didik yaitu bisa memulai dengan Penerapan pembelajaran group
investigation berbasis outdoor study dipilih sebagai salah satu alternatif dan
variasi dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas agar siswa tidak merasa
bosan. Selain itu, agar dapat mengembangkan aktivitas dan memotivasi siswa
untuk berpikir, berargumen, berbicara dan mengutarakan gagasan-gagasannya
mengenai permasalahan sampah yang diharapkan dapat meningkatkan ecoliteracy
siswa melalui kemampuannya dalam mengelola sampah.
Daftar
Pustaka
Elgar
Balasa Singkawijaya et all, PROGRAM
ECOVILLAGE SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA,
Jurnal METAEDUKASI Vol. 1, No. 1, 2019.
Fanny
Karlina et all, ECOLITERACY SISWA SD
DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI GROUP INVESTIGATION BERBASIS OUTDOOR
STUDY, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 2
Nomor: 7 Bulan Juli Tahun 2017 Halaman: 991—1002.
Goleman,
D. 2010. Ecological Intelligence: How
Knowing the Hidden Impacts of What We Buy can Change Everything (Edisi Bahasa
Inggris). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Novita
Nurfajriani, HUBUNGAN ECOLITERACY DENGAN
PERILAKU PRO-LINGKUNGAN PESERTA DIDIK SMP, Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya, 5 (2), 2018, 63 – 69.
Supriatna,
N. 2016. Ecopedagogy Membangun Kecerdasan
Ekologis dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar