UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN
(Semester Genap 2021/2022)
AGUNG SAPRIANTO
NIM.
20310410040
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Penanganan sampah berbasis
masyarakat sebenarnya terdapat pada
rantai proses di tingkat
rumah tangg dan tingkat. Cara penanganan yang dilakukan
tersebut bertujuan untuk
membudayakan cara pembuangan sampah
yang baik mulai
dari lingkungan rumah . Sampah yang dikumpulkan terpisah antara
sampah organik dan
non organik. Setiap kelurahan
dapat memanfa atkan sampah
organik diolah menjadi
kompos (Rijati et al.,
2017) . Permasalahan sampah masih
menjadi persolan yang rumit,
bahkan akan tetap
menjadi persoalan serius.
Oleh karenanya, disarankan
kepada pihak terkait (masyarakat, aparat perangkat desa maupun
pemerintah daerah) untuk terus secara berkesinambungan dan
terpadu untuk mengelola masalah sampah (Dai & Pakaya, 2019)an.
Penyelesaian masalah sampah harus menyeluruh
dari hulu ke
hilir dan seluruh pihak
turut terlibat supaya persoalan sampah dapat diatasi (Mahyudin, 2017) . Beberapa faktor yang menghambat sistem pengelolaan sampah
di Kelurahan Dufa - Dufa adalah kepadatan dan
penyebaran penduduk,
karakteristik lingkungan, sosial ekonomi,
budaya, sikap dan
perilaku masyarakat . Pengolahan sampah hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dengan memperhatikan karakteristik
sampah serta keberadaan sosial - budaya masyarakat
setempat (Sahil et al., 2016) . Penanganan sampah berbasis
masyarakat sebenarnya terdapat pada
rantai proses di tingk at
rum ah tangga dan tingkat.
Cara penanganan yang dilakukan
tersebut bertujuan untuk
membudayakan cara pembuangan sampah
yang baik mulai
dari lingkungan rumah. Sampah
yang dikumpulkan terpisah antara
sampah organik dan
non-organik. Setiap
kelurahan dapat memanfa atkan
sampah organik diolah
menjadi kompos (Rijati et
al., 2017) . Permasalahan sampah
masih menjadi persol an
yang rumit, bahkan
akan tetap menjadi persoalan serius.
Oleh karenanya, disarankan kepada
pih ak terkait (masyarakat, aparat perangkat desa
maupun pemerintah daerah) untuk
terus secara berkesinambungan dan
terpadu untuk mengelola masalah sampah (Dai & Pakaya,
2019)
Dari potensi potensi yang ada
tersebut sebenarnya sampah plastik tidak hanya merupakan sumber masalah, akan
tetapi juga memberikan peluang bisnis. Sebagai contoh, di bidang seni banyak
produk souvenir yang bisa dibuat dari
hasil daur ulang sampah plastik, misalnya tudung saji dari botol air mineral,
tempat pensil dari botol plastik, lampu hias dari botol plastik, dan
sebagainya. Bisnis daur ulang sampah plastik juga akan ikut membuka lapangan
kerja baru, karena untuk pengumpulan plastik, pengolahan sampai pemasarannya
memerlukan jaringan usaha tersendiri dari pemungut (pemulung), pengumpul,
industri pengolah sampah plastik, dan distributor produknya.
Ada dua jenis sampah di
lingkungan sekitar, yakni sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
berasal dari organisme hidup, seperti sampah sisa makanan. Sementara untuk
sampah anorganik merupakan hasil campur tangan manusia, seperti kemasan
plastik. Baik sampah organik dan anorganik harus dipisahkan secara tepat agar
keduanya dapat dibedakan. Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, kita juga
bisa memanfaatkan sampah organik dan anorganik agar jadi lebih bermanfaat. Bertikut
manfaat sampah yang dapat didaurulang di sekitar kita:
a) Dijadikan Pupuk Kompos
Sampah organik bisa diolah
menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman. Sayangnya, masih banyak orang
yang belum memahami cara mengelola sampah organik yang benar untuk dijadikan
sebagai pupuk kompos. Adapun jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi
pupuk antara lain adalah sayuran, buah-buahan, atau sisa makanan.
Tak hanya itu saja, sampah
seperti daun kering, rumput, dan ranting juga bisa dicampur sebagai bahan
pembuatan pupuk. Kalau mengelola pupuk kompos dirasa terlalu sulit, olah saja
sampah organik menjadi pupuk sederhana. Caranya, buat lubang di tanah untuk
meletakkan sampah organik. Tunggu sampai sampahnya membusuk dan memiliki tampilan
menyerupai tanah. Kalau sudah seperti tanah, maka sampah itu telah berubah
menjadi pupuk yang bisa langsung dipakai untuk menyuburkan tanaman.
b) Dijadikan Bahan Kerajinan
Sampah anorganik seperti kemasan
deterjen, shampoo, atau barang-barang lain yang terbuat dari plastik ternyata
bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan. Coba kumpulkan
sampah-sampah anorganik terlebih dahulu dan susunlah ide untuk membuat sebuah
kerajinan tangan dari sampah yang sudah tersedia. Bila perlu, ajak buah hati
Anda untuk turut berkreasi membuat kerajinan tangan dari sampah anorganik.
Namun sebelumnya jangan lupa untuk mencuci dulu benda-benda yang akan dipakai
untuk membuat kerajinan ini.
c) Digunakan Kembali (Reusable)
Sebagian besar sampah anorganik
membutuhkan waktu yang lama untuk bisa terurai. Nah, mengapa tak coba
memanfaatkan sampah anorganik ini menjadi sebuah benda yang lebih berguna?
Sebagai contoh, botol kaca adalah jenis sampah yang sulit untuk terurai. Agar
tidak berakhir di tempat pembuangan akhir, gunakan botol kaca sebagai vas bunga
atau pot bunga.
d) Diubah Menjadi Media Tanam
Seperti yang sudah dibahas
sebelumnya, sampah anorganik sejatinya bisa digunakan kembali (reusable).
Dengan kata lain, meskipun tidak bisa didaur ulang kita tetap bisa menyulapnya
jadi benda yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini, Anda dapat memanfaatkan
sampah anorganik seperti botol plastik menjadi media tanam. Artinya, Anda tidak
perlu membeli pot lagi jika ingin menanam tanaman, cukup manfaatkan botol
plastik atau sampah plastik jenis lainnya yang sekiranya mumpuni untuk
dijadikan pot tanaman.
Daur ulang memberikan manfaat
yang bisa didapatkan dari pengolahan sampah diantaranya adalah, mamapu mengurangi
jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran, mengurangi penggunaan bahan baku
yang baru, mengurangi polusi, dan mengurangi kerusakan lahan. Manfaat daur
ulang sampah tidak hanya pada pelestarian lingkungan saja namun, dapat juga
menjadi penggerak roda ekonomi seseorang yang mengelutinya. Contohnya, dengan
mendapat penghasilan karena dapat dijual jika sudah menjadi produk baru yang
tentunya bernilai jual.
Sumber:
Badan Pusat Statistik. (2018).
Statistik lingkungan hidup Indonesia “Pengelolan Sampah di Indonesia. Catalog
3305001.
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
(2016). Laporan tahunan 2015
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun
Berbahaya. Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor
81 Tahun 2012
tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga.
Pratiwi, D. (2016). Pengenalan
pengolahan sampah untuk anak-anak taman kanak-kanak melalui media banner.
Jurnal Bioedukasi, 7( 1) .
http://dx.doi.org/10.24127/bioedukasi.v7i1.4
0 komentar:
Posting Komentar