Pengelolaan Daur Ulang Cloth
Pieces (Perca) Pada Generasi milenial
Ujian Akhir Semester Psikologi
Lingkungan
Kelas Reguler (Kelas A),
Psikologi UP45
Dosen Pengampu: Dr. Arundati
Shinta, M.A
Semester Genap 2021/2022
Astin Lestari (20310410071)
Gambar 1. Mendaur sampah kain
perca menjadi ikat rambut yang lucu
Pengertian
pengetahuan menurut Jujun S Suriasumantri (1996;104), “Pengetahuan hakekatnya
adalah segenap yang di ketahui manusia mengenai suatu objek tertentu yang
merupakan khasanah kekayaan mental diperoleh melalui rasional dan pengalaman”.
Apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Jadi semua
pengetahuan itu adalah milik dari isi pikiran. Jadi pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu. Pengetahuan yang diperoleh merupakan
informasi yang ditangkap oleh panca indra manusia. Informasi tersebut kemudian
dikembangkan melalui bahasa dan kemampuan berpikirnya. Pengetahuan merupakan
suatu hasil dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan
yang berupa kesadaran dalam menghadapi objek yang dikenal. Kesadaran dalam
hubungannya dengan proses mengetahui adalah mengolah atau memproses segala
rangsangan yang muncul dari objek yang ingin di kenal. Dalam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal.
Sampah
dan limbah anorganik seperti plastik dan kain merupakan salah satu permasalahan
lingkungan yang tidak bisa dinafikan adanya. Hal ini dikarenakan bahanbahan
tersebut sulit untuk diurai oleh mikroba dan membutuhkan waktu yang sangat
lama. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (US EPA) melansir
bahwasanya 5% daratan di dunia ini tertutupi oleh limbah textile yang tidak
dapat didaur ulang dan diuraikan dengan peningkatan 3% sampai 5% setiap
tahunnya (Ardiyanti, et al., 2021). Data tersebut juga menunjukkan kurang
optimalnya pengolahan pada limbah anorganik tersebut. Pengolahan untuk limbah
anorganik pada umumnya adalah dengan cara pembakaran, namun hal ini dapat
membahayakan bagi lingkungan karena akan menimbulkan asap serta gas yang
beracun (Pratiwi, 2020). Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus memberikan
arahan pada masyarakat dan gencar dalam mengkampanyekan gerakan 3R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang) guna
mengurangi pencemaran lingkungan yang dikaitkan oleh sampah (Saputri, et al.,
2021).
Kain
perca merupakan salah satu contoh limbah anorganik yang sulit untuk diuraikan
oleh lingkungan sekitar, padahal intensitasnya cukup tinggi (Setiyani, et al.,
2021). Limbah jenis kain perca ini cukup banyak ditemukan karena banyaknya
industri konveksi yang mulai menjamur akhir-akhir ini baik dalam skala kecil
maupun skala besar (Austin, et al., 2021). Salah satu alternatif solusi untuk
mengurangi limbah kain perca tersebut sekaligus cara untuk mendukung program 3R
(Reuse, Reduce, Recycle) dari pemerintah adalah dengan mengolah dan
memanfaatkan limbah kain perca ini menjadi suatu kerajinan tangan yang dapat
berguna dan mempunyai nilai jual, seperti konektor masker dan lain-lain (Munir,
et al., 2021). Namun, pada kenyataannya masih sedikit sekali warga setempat
yang memiliki kesadaran akan hal tersebut. Selama ini limbah kain perca hanya
dibiarkan menumpuk dan terabaikan untuk kemudian dibakar oleh industri konveksi
tanpa dimanfaatkan kembali. Hal ini juga terjadi di Kelurahan Sawah Lebar
dengan jumlah industri konveksi yang cukup banyak.
Limbah
kain perca merupakan salah satu sampah anorganik yang tidak bisa diurai dan
menyatu dengan alam, sehingga perlu adanya kesadaran untuk mengolahnya kembali
dan mendaur ulangnya agar tidak semakin banyak limbah yang ada di lingkungan.
Penyuluhan ini dan pemberian motivasi tersebut menjadikan peserta menjadi lebih
sadar lingkungan dan dapat memanfaatkan kembali limbah menjadi sesuatu yang
lebih berguna dan bernilai ekonomis. Berbekal kegemaran dan keahlian dalam
jahit-menjahit, maka narasumber memanfaatkan limbah kain perca untuk diolah
menjadi kerajinan tangan yang berupa konektor masker. Pembuatan produk tersebut
dilakukan dengan cara jahit manual atau menjahit dengan tangan. Pengolahan
limbah kain perca menjadi kerajinan tangan ini memiliki beberapa manfaat,
antara lain adalah: 1) dapat menjadi bisnis sampingan yang menambah
penghasilan, 2) dapat mengurangi tumpukan sampah yang ada di sekitar
lingkungan, 3) dapat mengasah kreatifitas, dan 4) dapat mengurangi pencemaran
lingkungan akibat pembakaran limbah anorganik terutama kain perca (Munir, et
al., 2021).
Daftar Pustaka
Suriasumantri,
Jujun. (1996). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar popular. Jakarta; Penerbit
Pustaka Sinar Harapan
Saputri,
Meylani., Aliza, Mumtaza., Maria, Oktaviana Wini., Putri, Oktaviani &
Wahyudin. (2021). Menanamkan Jiwa Kreativitas dan Kewirausahaan Sejak Dini.
Jurnal Dedikasi. 1(1): 112-118,
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/PD/article/view/12470/ 7464
Munir,
M. M., Thoyyibah, D., & Ni mah, L. (2021). Pemanfaatan Limbah Kain Perca
Menjadi Produk Bernilai Ekonomis Bagi Ormas PKK Desa Bugel. Abdimas Singkerru,
1(2): 134- 140. https://jurnal.atidewantara.ac.id/index.php/
singkerru/article/view/71
Setiyani
& Sri, Asnawati. (2020). Pemberdayaan Orang Tua Siswa Tk An-Nur Kabupaten
Cirebon Melalui Keterampilan Rajut Tangan dan Access Market. Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat. 3 (2): 42-50 http://dx.doi.org/10.15575/
jak.v3i2.9558
Pratiwi,
D., Dwi, Santi., Setiyani, Setiyani & Sri, Asnawati (2020). Pemberdayaan
Orang Tua Siswa Tk Annur Kabupaten Cirebon Melalui Keterampilan Rajut Tangan
dan Access Market. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. 3 (2): 101-115 https://doi.org/10.15575/jak.v3i2.9558
Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi 111; Jakarta. Penerbit balai Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar